The Alchemists: Cinta Abadi

Lauriel & Rune



Lauriel & Rune

2Sementara itu, di atas kapal kayu yang berlayar menyusuri Sungai Amazon dengan gerakan tenang, tampak dua orang pemuda tampan duduk bersandar di dinding perahu dengan sikap santai. Keduanya terlihat sangat menyolok karena wajah mereka sangat tampan dengan rambut pirang keemasan yang dibiarkan panjang.      

Walaupun mereka terlihat seusia, tetapi yang seorang memiliki aura yang sangat mengesankan. Ia memiliki tubuh tinggi besar dengan otot-otot yang terlihat jelas dari balik pakaiannya.     

Sepasang matanya cukup unik karena memiliki dua warna, yaitu biru dan hijau sekaligus. Siapa pun yang melihatnya pasti tidak akan dapat melupakannya. Penampilannya sangat tenang dan menghanyutkan. Anak-anak dan wanita akan segera teringat kepada malaikat jika mereka melihatnya.     

Ah, ya, walaupun dulu ia adalah seorang bajak laut yang kejam, Lauriel memang terlihat seperti malaikat yang baik hati. Hal ini membuat orang-orang yang tidak mengenalnya dengan baik akan menganggap bahwa mereka dapat berbuat jahat di depannya tanpa menerima hukuman.     

Mereka salah besar. Lauriel tidak terlalu menyukai manusia. Walaupun tidak separah Alaric, anaknya yang dulu sangat membenci manusia dan pernah ingin memusnahkan mereka dan menguasai dunia, Lauriel masih memilih untuk menutup diri.     

Hanya sedikit orang yang dapat mendekat kepadanya, termasuk teman baik dan keluarga dekatnya. Kini, sudah lima belas tahun, ia bahkan dapat kembali jatuh cinta dan hidup bersama seorang wanita yang sangat cocok dengannya.     

Ahh... mengingat Rosalien rasanya tanpa sadar seulas senyum kembali tersungging di bibir Lauriel. Mereka sudah bersama selama hampir lima belas tahun, dan bulan lalu, keduanya memutuskan untuk mensahkan hubungan mereka menjadi suami istri. Ini adalah peristiwa yang sangat besar karena di usianya yang sudah hampir 600 tahun, Lauriel belum pernah menikah.     

Ia memang pernah hampir menikah dengan Luna, kekasihnya selama ratusan tahun, tetapi sebelum mereka dapat melaksanakannya, musibah terjadi, mereka terpisah dan akhirnya Luna meninggal dunia setelah melahirkan anak-anak mereka, yang kemudian terpisah selama hampir seratus tahun.     

Kehilangan Luna adalah pukulan yang sangat berat bagi Lauriel. Sakit yang dirasakan hatinya terasa begitu dalam.. ia bahkan merasa tak dapat lagi melalui kesedihan yang sama jika ia harus kehilangan cinta untuk kedua kalinya.     

Rosalien membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat meyakinkan Lauriel bahwa pria itu tidak akan pernah kehilangan dirinya, dan bahwa ia tidak akan melalui kepedihan itu lagi.     

Dan kini.. semuanya telah berlalu. Lauriel telah yakin. Rosalien telah yakin. Dan mereka akan segera menikah.     

Ia belum memberitahukan hal ini kepada siapa pun, kecuali Caspar. Ia tidak suka jika banyak orang mengetahui urusan pribadinya. Nanti, kalau waktunya tiba, ia akan memberi tahu mereka dan mengundang mereka ke pernikahan.     

Saat ini Rosalien sedang bepergian dengan Kai dan Takeshi untuk yang terakhir kalinya sebagai seorang wanita lajang. Ia sangat dekat dengan kedua saudaranya itu. Sejak Mischa menikah, memang ia tidak lagi punya waktu untuk mereka, dan saudara-saudaranya sangat mengerti itu.     

Lauriel sendiri memutuskan untuk kembali bertualang ke Amazon, salah satu tempat favoritnya di dunia ini. Ahh.. kalau sedang bertualang sendirian, ia kadang merindukan masa-masa dulu ia sering bepergian bersama Aleksis. Dulu, gadis itu ikut kemana pun ia pergi bertualang, sejak ia masih kecil.     

Mereka juga menjadi sangat dekat. Malah, bisa dibilang kedekatan Aleksis kepada Lauriel lebih dalam daripada kedekatannya dengan ayah kandungnya, Caspar. Sayangnya, Aleksis menikah muda dan kini menghabiskan lebih banyak waktunya bersama suaminya.     

Lauriel yang sangat menyayangi Alaric, anaknya, akhirnya rela membiarkan Aleksis mencurahkan waktunya hanya untuk Alaric. Mereka juga sering bepergian berdua.     

Namun, kalau dipikir-pikir, rasanya Lauriel ingin mempunyai anak perempuannya sendiri. Anak laki-laki juga tidak apa-apa, pikirnya. Yang penting, ia bisa merawat dan membesarkan mereka seperti dulu ia merawat dan membesarkan Aleksis.     

Mungkin nanti kalau ia dan Rosalien telah menikah, mereka dapat membicarakan untuk memiliki anak.     

Ah, pemikiran ini membuat wajah Lauriel memerah. Perubahan ekspresi wajahnya ini tidak luput dari perhatian pemuda tampan yang duduk di seberangnya, bersandar pada dinding perahu yang sama.     

"Paman sedang memikirkan apa?" tanya Rune yang kali ini diizinkan ikut oleh Lauriel dalam petualangannya, karena ia sedang meneliti berbagai tanaman obat. "Sepertinya ada hal yang menarik."     

Lauriel mendeham. Adik kandung Aleksis ini sangat pandai dan menyenangkan. Mereka sudah menghabiskan dua minggu bersama di pedalaman Amazon dan Lauriel merasa cukup dekat dengannya.     

Akhirnya ia memutuskan untuk membagi apa yang ada di dalam hatinya kepada pemuda itu. Ia menatap Rune dengan pandangan geli dan balik bertanya.     

"Rune, berapa umurmu sekarang?"     

 Rune mengangkat bahu. "Aku sudah lupa. Yang jelas aku sudah mendekati separuh abad."     

Ahh.. Rune memang tidak pernah mempedulikan umurnya, ulang tahun, dan hal-hal semacam itu. Ia tersenyum melihat Lauriel menggeleng-gelengkan kepalanya.      

"Kau ini memang anak Caspar yang berbeda sendiri. Kalau kami tidak melihatmu dilahirkan dari rahim ibumu, mungkin kami semua akan mengira sebenarnya kau ini anak Aldebar yang dititipkan kepada kakaknya," komentar Lauriel sambil tertawa. "Aku menanyakan umurmu karena kau adalah satu-satunya di antara anak Caspar yang belum memiliki pasangan."     

"Itu benar," kata Rune. "Aku dapat mengerti kenapa Aleksis dan London memiliki pasangan masing-masing, tetapi aku sendiri tidak pernah tertarik kepada siapa pun."     

"Hmmm.. aku dulu juga begitu," kata Lauriel. "Di saat ayahmu bertualang dengan wanita selama ratusan tahun, aku menghabiskan waktuku bertualang mengelilingi bumi. Aku juga tidak tertarik kepada wanita untuk waktu yang cukup lama. Hingga akhirnya... aku bertemu Luna."     

Wajah Lauriel tampak dipenuhi nostalgia. Setiap kali ini mengenang Luna, orang-orang dapat melihat ekspresinya yang berubah menjadi lembut.     

"Kurasa, kau hanya perlu menemukan orang yang tepat untukmu," kata Lauriel menambahkan. "Ada yang menemukan cinta dalam hidup mereka dengan cepat, seperti Aleksis yang bertemu Alaric saat ia masih sangat muda, dan ada yang seperti ayahmu.. perlu waktu empat ratus tahun baru dapat bertemu wanita yang dapat membuatnya jatuh cinta."     

"Aku tahu itu," kata Rune sambil tersenyum. "Sebenarnya, ini adalah hal yang membuatku sangat tertarik. Apa yang menjadi penyebab orang jatuh cinta kepada seseorang dan bukan yang lainnya. Kita tahu bahwa binatang memiliki feromon, manusia juga seperti itu. Tetapi setahuku, feromon saja tidak cukup."     

"Feromon saja tidak cukup, kau benar," kata Lauriel. "Itu hanya sementara dan berfungsi untuk membuat manusia tertarik secara fisik kepada lawan jenis untuk berhubungan seksual dan berprokreasi, alias menghasilkan keturunan. Tetapi kalau feromon saja cukup, manusia akan tertarik secara seksual kepada banyak orang. Ada hal lain yang membuat seseorang jatuh cinta. Cintalah yang membuat orang ingin bersama selamanya dan kemudian menikah, lalu memiliki anak."     

Rune menatap Lauriel dengan pandangan aneh. Rasanya aneh mendengar Lauriel bicara tentang cinta seperti ini. Apakah ada sesuatu yang hendak ia sampaikan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.