The Alchemists: Cinta Abadi

Sungguh Suami Yang Sempurna



Sungguh Suami Yang Sempurna

3PERINGATAN:     

Bab ini berisi adegan seksual yang eksplisit. Mohon kebijaksanannya. Jangan membaca bab ini kalau Anda belum dewasa atau sedang puasa. Semakin ke sini adegan panas di buku saya akan semakin detail. Jadi, kalau tidak cocok, harap  membaca buku-buku lain saja. Terima kasihhh.     

.     

.     

Keduanya bercinta dengan penuh gairah untuk waktu yang lama. Udara di sekitar mereka dipenuhi dengan aroma cinta dan nafas yang terengah-engah.     

Mischa dan Vega sama-sama menikmati hubungan seksual pertama mereka dengan mencurahkan semua kasih sayang mereka terhadap satu sama lain.     

Vega bertumpu pada lutut dan kedua sikunya, sementara Mischa mendorong kejantanannya masuk dari belakang. Ia memompa dengan gerakan teratur dan meremas lembut kedua payudara Vega pada saat yang bersamaan.     

Vega hanya dapat memejamkan mata dan menggigit bibir mengeluarkan erangan seksi yang panjang, setiap kali kejantanan Mischa masuk dalam-dalam dan ditarik keluar sebelum didorong lagi, lagi dan lagi.     

Semua titik sensualnya dirangsang dengan intensitas sedemikian rupa sehingga ia merasa bahwa segenap tubuhnya dilingkupi kenikmatan yang tiada taranya.     

Vega tidak mengira malam pertama mereka akan terasa seindah ini. Dia dikirim ke surga ketujuh berkali-kali hingga ia tidak dapat lagi menghitung sudah berapa banyak ia mencapai puncaknya.     

Mischa belajar dengan cepat di mana dia suka disentuh atau dirangsang, hanya dari reaksinya dan suara yang dia buat. Dia memperhatikan dan mengambil tindakan dengan baik.     

Mischa memompa dengan gerakan semakin cepat ketika ia merasakan bahwa Vega akan mendapatkan pelepasan. Gerakannya lalu dibuat melambat setelah Vega memperoleh orgasme. Ia terus mengulangi ritmenya seperti itu dalam interval yang indah.     

Setelah Vega mendapatkan orgasme kelimanya, Mischa lalu membalikkan tubuh gadis itu sekali lagi dan mengambil gilirannya untuk berbaring di tempat tidur.     

Ia menarik Vega agar duduk di atasnya. Tidak lama kemudian, Vega menemukan dirinya duduk mengangkangi Mischa dan sang lelaki tampan segera dia mendorong kejantanannya masuk dari bawah.     

Oh.. oh... Vega merasa tubuhnya terasa begitu penuh. Ia seolah merasakan seluruh batang kejantanan Mischa masuk begitu dalam, hingga menyentuh pintu masuk ke rahimnya.     

Vega mengerang dan mencengkeram lengan Mischa saat laki-laki itu mulai memompa perlahan dari bawahnya.     

"Ini .. ini terlalu dalam ..." gumam Vega dengan nafas terengah-engah. Rasanya penuh sekali...     

"Benarkah?" Mischa menyeringai mendengar kata-katanya. Dia melambatkan gerakannya dan membiarkan Vega mengambil kendali. "Kalau begitu, kau saja yang menentukan kecepatan dan kedalamannya sesukamu ... Kau bisa mengambil alih."     

Vega menggigit bibirnya dan mengangguk. Pikirannya terasa kacau, terlalu penuh dengan perasaan euforia akibat hubungan intim mereka, tetapi ia mencoba untuk fokus dan mengatur posisi tubuhnya agar kejantanan Mischa tidak masuk terlalu dalam.     

Ia lalu bergerak ke atas perlahan dan kemudian turun lagi, dan berusaha mengatur agar pompaannya terasa tetap menyenangkan namun tidak terlalu intens dan dalam. Kalau tidak, ia merasa ia akan segera mendapatkan orgasme dan permainan cinta mereka akan cepat berakhir.     

Mischa memejamkan mata, menikmati gerakan naik turun sang gadis cantik pada penisnys, sementara ia menahan pantat Vega yang kenyal dengan kedua tangannya, saat gadis itu memompa keluar masuk.     

Ah, Mischa benar. Vega memang sangat menyenangkan di tempat tidur. Ia sangat terbuka dan mau mengambil inisiatif. Lihat saja sekarang, Vega telah mengambil alih ritme percintaan mereka.     

Astaga ...! Mischa sungguh belum pernah bertemu orang seperti Vega. Ia benar-benar tidak sabar untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama wanita ini.     

Mereka akan bersenang-senang, di tempat tidur, di luar tempat tidur, dan di rumah atau di jalan. Gadis ini sungguh sempurna!     

"Cium aku ..." Mischa membuka matanya dan tersenyum menggoda pada Vega. Untuk sesaat, gadis itu terpana oleh wajah Mischa yang tampak seperti malaikat dan ia lalu balas tersenyum. Perlahan, Vega membungkuk dan menyentuh bibir pria itu.     

Vega meremas rambut Mischa dan melumat bibirnya dengan ciuman penuh gairah. Sementara itu Mischa telah mengambil giliran dan melakukan semua tugasnya untuk memimpin permainan cinta mereka.     

Dia menopang pantat Vega dan memompanya secara teratur dari bawah, sementara kedua bibir mereka masih disibukkan dengan ciuman panas.     

Mereka bercinta dengan sangat mesra dan bergairah selama beberapa waktu, hingga akhirnya Vega tidak dapat menahannya lebih lama lagi. Kenikmatan yang melanda tubuhnya menjadi tak tertahankan dan liang kewanitaannya berdenyut-denyut, menginginkan pelepasan.     

Vega mencengkeram bahu Mischa saat punggungnya melengkung dan vaginanya menjepit penis Mischa dengan erat. Laki-laki itu memutuskan untuk memompa lebih cepat untuk menyusul Vega ke puncak.     

Vega menggigit bibirnya saat ia merasakan tubuh bagian bawahnya kembali menjadi begitu penuh, dan erangan seksi keluar dari bibirnya.     

Tubuh Mischa bergetar saat dia mencapai puncak bersama Vega. Penisnya berdenyut-denyut saat ia melepaskan benihnya di dalam rahim sang wanita cantik.     

Ketika tubuh mereka akhirnya menjadi tenang, cairan cintanya dan benih yang putih kental merembes keluar dari vagina Vega, saat tubuhnya tergeletak lemas di dada Mischa yang kokoh.     

Vega gemetar dalam kenikmatan dan napasnya tersengal-sengal. Mischa membiarkan Vega berbaring di atas dadanya sampai gadis itu dapat menenangkan diri. Ia memejamkan mata dan menikmati kehangatan kulit Vega pada kulitnya.     

Perlahan, nafasnya yang terengah-engah menjadi teratur dan ia merasa kekuatannya sudah kembali. Mischa perlahan menarik penisnya dari dalam tubuh Vega dan berguling ke samping. Kemudian, ia memeluk gadis itu dari belakang.     

Lengannya melingkari perut Vega dan mengusap kulitnya dengan penuh kasih sayang. Mischa dapat merasakan nafas terengah-engah Vega perlahan mereda. Ia menutup matanya lagi dan menghirup aroma alami Vega di dekatnya.     

Ahh.. ia sangat menyukai aroma alami gadis ini. Rasanya sangat memabukkan.     

Astaga .. Mischa merasa begitu tergila-gila kepada Vega!     

Tidak hanya gadis ini sangat cantik, pintar, dan menyenangkan, tetapi ia juga menyenangkan di tempat tidur.     

Permainan cinta mereka barusan sangat, sangat mendebarkan dan seksi.     

Vega perlahan membuka matanya. Pikirannya masih dipenuhi dengan euforia dari percintaan mereka dan ia merasa seperti berada di langit ketujuh. Tangan Mischa yang besar di perutnya terasa begitu hangat dan memberinya rasa aman.     

Vega menyentuh tangan pria itu dan mengusapnya dengan lembut. Pikirannya kembali ke sesi percintaan mereka barusan.     

Astaga... rasanya sangat menyenangkan. Seksi sekali...     

Vega tahu bahwa hubungan seksual, jika dilakukan dengan orang yang dicintai, akan terasa luar biasa dan begitu nikmat.     

Vega sudah lama memendam perasaan ingin tahu bagaimanakah rasanya berhubungan intim dengan Mischa sejak ia memendam perasaan terhadap pria itu.     

Sekarang setelah mereka melakukannya, ternyata ia tidak kecewa. Hubungan intim mereka barusan sangat menyenangkan dan terjadi begitu alami, sehingga ia merasa tubuh mereka saling mengenal dengan baik dan bekerja bersama dalam harmoni yang sempurna untuk mencapai kenikmatan bersama.     

Apakah memang seperti ini hubungan intim di antara pasangan yang saling mencintai itu?     

Vega tidak tahu.     

Satu hal yang pasti, ketika ia melakukannya dengan Mischa, ia hanya ingin membuat laki-laki itu bahagia, dan ia melakukan hal-hal yang ia pikir Mischa akan suka.      

Apakah Mischa juga berpikir seperti itu? Mischa sepertinya sangat memperhatikan setiap gerakan dan reaksi Vega ketika mereka bercinta tadi.     

Jika ia mendengar Vega mengerang atau mendesah untuk menunjukkan bahwa ia menyukai hal-hal yang Mischa lakukan kepadanya, maka tentu Mischa akan melakukannya lagi untuk membuat Vega bahagia.     

Dan Mischa sangat berhati-hati saat mereka bercinta tadi. Ia sepertinya hanya ingin membuat Vega bahagia dan selalu mendapatkan kenikmatan saat mereka berhubungan intim.     

Oh, sungguh seorang suami yang sempurna, pikir Vega yang sudah tidak sabar ingin segera menikah dengan Mischa.     

Ahh .. Vega merasakan pipinya menjadi panas.     

Bagaimana ini? Bukankah ini terlalu cepat? Mengapa ia sudah berpikir sejauh itu untuk menikah dengan Mischa dan melahirkan anak-anaknya?     

Vega kemudian ingat bahwa tadi Mischa mengeluarkan benihnya di dalam. Apakah ini berarti mereka akan segera memiliki anak? Vega bertanya dalam hati.     

Ia meggigit bibir dan kemudian memutar tubuhnya dan menghadap ke arah Mischa yang sedang memeluknya dari belakang. Sang lelaki tampan tersenyum saat melihat wajah Vega yang tersipu-sipu kemerahan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.