The Alchemists: Cinta Abadi

Ternyata Ada Harapan



Ternyata Ada Harapan

1Fee tiba-tiba merasakan lututnya menjadi lemas. Ia tidak tahu siapa laki-laki itu, tetapi yang jelas, wajah mereka berdua sangat mirip. Hanya rambut mereka yang berbeda warna. Rambut Fee masih berwarna keemasan sementara rambut Altair berwarna platinum. Namun demikian, wajah dan mata mereka tampak begitu serupa.     

"Vega!! Kau benar-benar Vega...."seru Altair dengan suara emosional. Ia berjalan dengan langkah cepat dan memeluk Fee erat sekali.     

Fee yang sangat terkejut buru-buru melepaskan diri dari pelukan Altair dan berdiri di belakang tubuh Ren. Ia tidak kenal siapa laki-laki ini, dan tidak dapat menerima dipeluk begitu saja.     

Altair tampak kecewa. Ia menoleh ke arah Mischa dan meminta bantuannya. Pria itu segera berjalan mendekati Fee dan bicara kepadanya.     

"Hei... Fee.. kau masih ingat aku, kan?" tanya Mischa sambil tersenyum lebar. "Kau ingat tentang adik angkatku yang kuceritakan waktu itu?"     

Fee pelan-pelan berjalan mendekati Mischa. Tangannya masih memegang tangan Ren, berusaha meminta perlindungan, tetapi ekspresinya sudah tampak lebih tenang.     

"Bos.. kita sudah memeriksanya. Aku bukan dia," kata Fee. "Apakah kau sekarang hendak mengatakan bahwa aku adalah adik angkatmu?"     

"Hmm... bagaimana kalau kita semua duduk dan menenangkan diri," kata Karl tiba-tiba. "Aku yakin ini sangat mengejutkan untuk Nyonya."     

Ia mengerling ke arah Ren yang tampak berusaha keras menahan diri agar tidak menyerangnya dan membunuhnya di tempat.     

Ren benar-benar tidak menduga Karl datang bersama orang-orang dari keluarga Vega. Kalau sudah begini... ia terpaksa harus ikut berpura-pura tidak mengetahui siapa Fee sebenarnya. Karena, kalau sampai Fee mengetahui bahwa selama ini Ren tahu bahwa dirinya sebenarnya adalah Vega Linden yang hilang... ia yakin Fee sama sekali tidak akan memaafkannya.     

Karl tersenyum kepada semua orang dan mempersilakan mereka duduk. Dengan sungkan Ren akhirnya mempersilakan tamu-tamu itu duduk di sofa di lounge, dan ia meminta staf untuk membawakan minuman bagi mereka.     

"Aku tidak ada hubungannya dengan mereka.. kami hanya kebetulan bertemu di bandara Bali tadi. Aku mengenali Mischa sebagai mantan bos Nyonya dan menanyakan kenapa ia bisa ada di sini, dan ternyata mereka sedang mencari Anda," kata Karl. "Tuan Mischa bisa menceritakan sendiri mengapa Anda bisa datang kemari."     

Ren tahu pasti bahwa Karl berpura-pura tidak tahu. Ia yakin Karl yang menghubungi Mischa dan memberikan semua bukti bahwa Fee adalah Vega, dan sengaja mengatur agar mereka bertemu di Bali.     

Mischa mengangguk. "Kami mendapatkan petunjuk misterius dua hari lalu dari orang tidak dikenal yang mengatakan bahwa Fee, kau adalah Vega Linden. Kami menelusuri petunjuk itu ke Rumah Sakit Almstad Internasional tempatmu dirawat dan menemukan bukti DNA. Aku segera meminta Altair untuk datang dites untuk kesamaan DNA... hasilnya semua cocok. Kalian terbukti 99,99% bersaudara."     

Altair terus menatap Fee tanpa berkedip saat Mischa menerangkan apa yang terjadi. Ia merasa miris saat melihat Fee yang cantik tampak digelayuti ekspresi kesedihan. Ia merasa sangat sedih melihat kondisi saudara kembarnya itu. Setelah hampir enam tahun berpisah... Fee tampak berubah sangat banyak.     

Dan, oh... ia juga tidak mengenali dirinya sama sekali. Apa yang terjadi sebenarnya, sehingga Vega kehilangan ingatannya? Apa yang telah dilakukan para penculiknya kepadanya?     

Fee menoleh ke arah Ren dan menatapnya dengan pandangan kalut. "Ren.. aku tidak tahu harus bagaimana... Aku tidak dapat mengingat masa laluku, dan kini rasanya semua menjadi masuk akal."     

"Hmm..." Ren mengangguk. "Kurasa ini memang masuk akal. Kau menguasai beberapa bahasa yang unik, kau juga kehilangan ingatanmu.. ditambah lagi, hasil DNA menunjukkan bahwa kau dan Altair memang bersaudara... Kalau begitu, kau akhirnya berhasil menemukan keluargamu."     

Ia meremas tangan Fee dan menatapnya dengan pandangan penuh dukungan.     

"Tapi aku tidak dapat mengingat saudaraku... dan keluargaku.. " keluh Fee. "Apa yang harus kulakukan?"     

Altair bangkit dari kursinya dan bersimpuh di depan Fee. "Vega... ini aku. Aku Altair, saudara kembarmu. Kami sudah mencarimu bertahun-tahun. Bagaimana kabarmu?"     

Fee merasakan dadanya berdebar-debar kencang sekali. Ia menatap Altair baik-baik dan hatinya dipenuhi perasaan hangat yang familiar. Ia masih belum dapat mengingat siapa Altair, tetapi ia dapat merasakan kedekatan di antara mereka.     

"Aku... aku baik," kata Fee akhirnya. Ia mengigit bibirnya, berusaha melupakan berbagai masalah berat yang selama ini menerpanya. Ia baru saja memulai kebahagiaannya dengan Ren, dan mereka sudah sepakat untuk memulai hidup baru bersama. Sekarang, ia baik-baik saja.     

"Ah... aku senang mendengarnya. Aku juga baik, kami semua sangat merindukanmu. Aku belum memberi tahu tentang ini kepada ayah dan ibu... aku ingin memastikan dulu bahwa kau memang benar-benar adikku," kata Altair dengan suara emosional. "Sekarang aku sudah yakin..."     

Entah kenapa, melihat ekspresi sungguh-sungguh Altair dan matanya yang berkaca-kaca, Fee menjadi sangat tersentuh. Tanpa sadar, air mata pelan-pelan sudah menetesi pipinya.     

"Altair... Maaf, aku tidak dapat mengingatmu... Maafkan aku.." Akhirnya, tangis yang sedari tadi ia tahan, tak urung keluar juga.     

"Sshh.. tidak apa-apa. Kita akan membantumu mengingat semuanya pelan-pelan. Kita harus mencari tahu apa yang terjadi dan bagaimana kau bisa kehilangan ingatanmu..." Altair menoleh ke arah Mischa. "Apakah menurutmu Kakek Rory dapat membuat obat yang bisa memulihkan ingatan Vega?"     

Mischa mengangguk. "Aku tidak tahu. Mungkin saja. Yang jelas Vega harus diperiksa dan kita mencari tahu apa penyebab ia kehilangan ingatannya. Kita tidak boleh tergesa-gesa..."     

Fee menoleh ke arah Ren dan meremas tangannya. "Ren... bagaimana pendapatmu?"     

Ren mencoba tersenyum. "Aku.. aku senang kalau kau bertemu kembali dengan keluargamu. Siapa yang mengira, ternyata mereka adalah keluarga Linden. Aku tidak mengira.. kau adalah Vega Linden yang hilang itu."     

"Ada begitu banyak pertanyaan yang harus dijawab, dan kita akan menyelidiki dengan tuntas, siapa pelakunya, apa saja yang mereka lakukan kepada Vega, dan apa yang mereka rencanakan," kata Mischa tegas. "Waktu itu, aku kecolongan dan tidak berhasil mencocokkan sidik jadi Fee dengan Fee. Aku menduga ada orang yang sangat ahli telah menukar semua data sidik jari Vega dengan sidik jari orang lain, sehingga hasilnya ketik diuji menjadi tidak cocok. Tetapi DNA tidak dapat dipalsukan."     

"Benar. Pasti ada orang yang sengaja melakukannya.. dan selama kita belum berhasil menemukan orangnya dan apa rencana mereka... aku tidak akan tinggal diam," Altair menambahkan.     

"Kau bilang... ada obat yang bisa memulihkan ingatanku?" tanya Fee dengan suara penuh harap. "Benarkah itu?"     

Altair mengangguk. "Kakek kita adalah ahli obat-obatan terbaik. Paman Nic juga dokter, dan aku yakin mereka bisa menemukan cara untuk mengobatimu..."     

Wajah Fee tampak lega sekali.     

Ahh... ternyata ada harapan...     

Ia sangat ingin mengetahui siapa dirinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.