The Alchemists: Cinta Abadi

Pembicaraan Rune Dan Caspar



Pembicaraan Rune Dan Caspar

1Rose pasti mengira ibu Rune pasti sudah berusia lima puluhan karena dia memiliki seorang cucu yang seumuran dengan JM. Bukankah tadi ia mendengar bahwa JM berpacaran dengan keponakan Rune?     

Kalau sampai seorang wanita berusia lima puluhan untuk hamil, pasti kehamilannya sangat sulit, kan?     

"Mengapa mereka tidak memberitahuku tentang itu tapi mereka memberitahumu?" Rune mengeluh, terlihat kesal.     

"Uhm ... mungkin mereka menganggapku, si anak angkat, lebih penting daripada anak kandung mereka," Terry tertawa terbahak-bahak. Ia benar-benar mengambil kesempatan itu untuk mengganggu Rune. "HAHAHAHAHAHA..."     

"Uhm… percakapan kalian membuat aku sangat bingung. Aku punya banyak pertanyaan," kata Rose dengan tawa gugup. "Tapi sepertinya kau sedang banyak pikiran, jadi aku tidak akan menanyakannya... hahaha."     

Rune menoleh ke Rose dan memberinya tatapan minta maaf. "Maafkan aku, Rose ... aku harus menelepon orang tuaku. Ini sangat penting. Aku akan segera kembali."     

Ia lalu beranjak dari meja mereka dengan membawa ponselnya. Wajahnya terlihat resah.     

Rose hanya memandang Rune yang berjalan meninggalkan meja ke sudut terpencil untuk menghubungi orang tuanya.     

Gadis itu lalu menoleh ke arah kenalan Rune di hadapannya dan mencoba memahami hubungan apa yang dimiliki antara ketiga orang itu.     

Rune mengatakan jika JM dan Pierre (Terry) adalah saudara angkatnya, JM memanggil Rune 'Paman' karena ia berkencan dengan keponakan Rune.     

Tapi di saat yang sama, Pierre juga merupakan saudara angkat Rune? Hubungan mereka sangat membingungkan dan sulit dipahami.     

Sementara itu, Terry berpura-pura fokus pada makanannya. Ia tahu benar dirinya telah menimbulkan masalah bagi Rune tepat di hadapan Rose.     

Astaga... kenapa saudara laki-lakinya tidak bisa jatuh cinta dengan gadis Alchemist biasa saja?     

Dengan begitu mereka tidak usah repot-repot menutupi identitas mereka. Kalau rahasianya terbongkar maka mereka harus menemukan cara terbaik untuk meyakinkan gadis-gadis itu untuk mengikuti mereka dan menjadi manusia abadi juga...     

London dulu harus menghadapi begitu banyak masalah saat ia sedang mendekati L dan sekarang tampaknya Rune juga mengalami hal yang sama.     

Lihat saja Terry dengan gaya hidupnya. Ia berkencan dengan gadis-gadis Alchemist yang berbeda.     

Tak satu pun dari mereka yang menikah atau memaksanya berkomitmen karena mereka memiliki waktu ratusan tahun untuk memutuskan apakah mereka ingin berkomitmen dengan seseorang atau tidak.     

Gaya hidup yang dipilih Terry jauh lebih mudah dijalani.  Menjalin hubungan dengan manusia biasa memiliki kerugiannya sendiri.     

Selalu ada tekanan untuk membuat keputusan segera berkomitmen karena jika mereka menunggu terlalu lama maka gadis itu akan semakin bertambah tua.     

Caspar Schneider membuat kesalahan dengan mengikatkan dirinya kepada Katia sebelum ia yakin akan perasaannya. Keputusannya itu menyebabkan begitu banyak penderitaan dan kesedihan di tahun-tahun berikutnya.     

Jean juga tidak jauh berbeda. Ia sangat khawatir akan kehilangan Billie Yves karena takut Billie akan semakin bertambah tua jika Jean tidak segera mengikatnya dalam hubungan.     

Karena itulah, Jean akhirnya memutuskan untuk menyatakan cinta kepada Billie dan bertunangan dengannya.     

Tapi setelah menjalani hubungan selama 15 tahun, Jean sadar ia bukanlah wanita untuknya. Untung saja Billie adalah gadis yang baik dan pengertian.     

Billie menerima keputusan Jean dengan ikhlas dan wanita itu pun dapat menemukan kebahagian tidak lama setelahnya.     

Bayangkan kalau ia juga menjadi wanita pendendam seperti Katia? Bisa jadi keluarga mereka akan mengalami berbagai masalah lagi.     

Jean juga sangat beruntung karena ia segera bertemu dengan istrinya saat ini, Marion yang juga merupakan sesama Alchemist. Segalanya berjalan lancar semenjak itu.     

Sekarang... lihat saja London dan Rune. Sangat merepotkan.     

Terry hanya bisa berharap agar Rune tidak melakukan kesalahan yang sama seperti Caspar dan Jean.     

Rose memang terlihat seperti gadis yang baik, tetapi ada begitu banyak gadis yang baik dan cantik di luar sana. Terry tidak tahu apa yang begitu spesial dari gadis biasa yang satu ini.     

"Halo... Ayah, ini aku," Rune mengerucutkan bibirnya saat teleponnya dijawab oleh Caspar.     

"Hei, bagaimana kabarmu, Nak? Kami mencoba menghubungimu beberapa waktu yang lalu tapi teleponmu mati," Caspar menjawab dari ujung saluran yang lain.     

"Apakah Ibu hamil?" Rune bertanya terus terang. Berita ini cukup mengejutkan baginya, terlebih lagi ketika ia mendengarnya dari Terry dan bukan langsung dari orang tuanya.     

"Eh...? Siapa yang memberi tahumu? Kami baru tahu kemarin. Ibumu dan aku baru saja berbicara dengan Aleksis dan London tentang hal itu. Caspar mengerutkan alisnya karena bingung. "Tunggu... "     

"Jadi, Ayah tidak memberi tahu Terry soal ini?" tanya Rune. Ia terdengar sedikit lega.      

"Iya... "     

"Benarkah?"     

Caspar ingat ia berbicara dengan Jan soal mengambil cuti tiga hari sehingga ia bisa memanjakan istrinya saat mereka sedang istirahat dan berlibur. Finland telah banyak membantunya di kantor dan ia pikir ia pantas untuk mengambil libur beberapa hari saja.     

Jan pasti sudah berbicara dengan Terry karena mereka berdua memang dekat dan Jan sering menanyakan pendapat Terry tentang masalah perusahaan.      

"Tidak, aku tidak memberi tahunya. Tapi kurasa aku tahu dari siapa Terry mendapat informasi itu," Caspar memijat pelipisnya.     

"Siapa kalau begitu?" Rune akhirnya merasa sedikit lebih baik.     

Sepertinya, orang tuanya tidak menganggap Terry lebih penting darinya. Hehehe.     

"Kami tadi membahas soal mengambil cuti 3 hari dengan Jan Van Der Ven. Ayah hanya ingin memberikan ibumu sedikit waktu untuk beristirahat dan liburan karena ia masih hamil muda. Tentu saja ayah harus memberi tahu Jan bahwa ibumu hamil karena ayah harus memberikan alasan yang masuk akal kan?" kata Caspar.     

Ia melanjutkan, "Ayah lupa memberi tahu Jan untuk tidak memberi tahu siapa pun... ahaha. Ayah yakin Jan sudah membagikan kabar ini dengan Terry. Aku minta maaf karena kau harus mendengar berita ini dari Terry. Kami mencoba menghubungimu dan Terry hari ini untuk berbagi berita ini, tetapi kami tidak dapat menghubungimu. Aleksis bilang kau bepergian ke Medion? Jadi, kupikir akan lebih baik jika aku menunggumu pulang saja."     

"Ah, begitu," Rune kini merasa lebih tenang. Orang tuanya tidak melupakannya ketika mereka ingin berbagi berita besar. Ia memang tidak dapat dihubungi hari ini, Rune mengira itu pasti karena teleponnya sedang dimatikan tadi.     

"Bagaimana kau bisa mendengar kabar ini dari Terry? Apa ia juga sedang berada di Medion? Apa yang dilakukannya di sana?" Caspar bertanya dengan penuh rasa penasaran.     

Rune memberi tahu ayahnya secara singkat tentang pertemuannya dengan Terry dan JM di Bacilia. Caspar tertawa kecil ketika mendengar tentang pertemuan mereka yang sangat kebetulan itu.     

"Ah, ayah paham sekarang. Nah, kalau begitu... apa kau bisa memberi tahu Terry untuk mengaktifkan ponselnya malam ini? Ibumu dan Ayah akan berbicara dengannya tentang hal ini. Kami sangat ingin mendengar kabar kalian semua," komentar Caspar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.