The Alchemists: Cinta Abadi

Makan Malam Bersama Nicolae Dan Marie (2)



Makan Malam Bersama Nicolae Dan Marie (2)

3Ketika Rose melihat Marie, gadis itu tampak tertegun. Ia tidak mengira ibu dari gadis remaja yang ia lihat beberapa hari lalu di taman ternyata terlihat begini muda. Marie tampak hanya beberapa tahun lebih tua dari Rose sendiri.     

Gadis itu menjadi semakin terkesan ketika melihat Nicolae. Pria itu datang menghampiri mereka dengan Summer menggelayut di lengannya.     

Ahh.. kalau saja tidak ada Summer di situ yang terlihat begitu lengket dengan ayahnya, Rose akan mengira Rune mempermainkannya dan menyewa orang-orang untuk mengaku sebagai orang tua dari keponakannya.     

"Selamat datang, Rose. Kami senang bisa bertemu denganmu," kata Marie dengan ramah. Ia segera menggandeng Rose ke dalam dan mempersilakannya melihat-lihat rumah mereka.     

Keluarga Medici tinggal di sebuah townhouse. Townhouse mereka terdiri dari dua lantai dan memiliki ukuran cukup luas. Kamar tidur Marie dan Nicolae terletak di lantai satu bersama dengan ruang tamu, dapur dan ruang keluarga.     

Mereka memiliki perpustakaan kecil, ruang duduk, kamar Summer dan kamar tamu di lantai dua. Lauriel biasa menginap di sana kalau ia sedang mengunjungi mereka ke New York.     

Di dekat teras di lantai dua ada ruang kerja untuk Marie yang selama beberapa tahun terakhir ini kembali menerjuni pekerjaan sebagai konsultan cyber security bagi klien-kliennya di seluruh dunia.      

Di depan orang lain, ia mengaku sebagai penulis, tetapi sebenarnya Marie masih menjalankan profesinya yang lama. Walaupun ia kini sama sekali tidak membutuhkan uang, Marie ingin tetap bekerja agar ia dapat terus melatih kemampuannya dan mengikuti perkembangan zaman di industri cyber security.     

Di depan Rose, ia mengaku sebagai seorang penulis yang sedang berjuang menyelesaikan novelnya. Hal itu untuk menghapus kecurigaan Rose terhadap dirinya yang memiliki ruang kerja sendiri walaupun ia berada di rumah.     

Setelah Marie mengajak Rose untuk berkeliling rumahnya dan melihat-lihat, kedua wanita itu lalu turun ke ruang makan untuk menikmati makan malam.     

Malam itu Nicolae dan Marie memasak bersama beberapa hidangan yang sangat lezat. Nicolae yang dulu biasa hidup sendiri dan mengurus dirinya sendiri dengan baik, telah mengasah kemampuannya memasak selama puluhan tahun dan ia dapat memanjakan istri dan anaknya dengan makanan enak.     

Marie sendiri bukanlah wanita yang senang berdiam diri. Ia juga belajar resep-resep baru untuk memasak hidangan yang disukai Nicolae dan Summer. Sehingga, kalau mereka mengundang tamu untuk makan malam seperti ini, keduanya dapat menyajikan hidangan yang menggugah selera.     

Melihat beberapa hidangan yang tersaji di meja makan, Rose dan Rune saling pandang dan menelan ludah. Ahh.. tidak sia-sia mereka mengosongkan perut hari ini... hehehe.     

"Ayo dimakan," kata Nicolae mempersilakan semuanya mulai bersantap. Berbagai hidangan mulai dari entree, appetizer, hidangan utama, dan hidangan penutup, dan kemudian hidangan pencuci mulut disajikan dengan wine yang sesuai.     

"Astaga.. aku merasa kita seperti makan di tempat mewah," komentar Rose dengan puas. Ia menatap pasangan suami istri itu dengan sepasang mata berbinar-binar. "Terima kasih banyak karena kalian sudah mengundangku. Makanannya sangat enak dan aku merasa sangat disambut di sini."     

"Ah.. sama-sama, Rose. Kami senang bertemu denganmu," kata Marie sambil tersenyum lebar. Ia lalu menoleh ke arah Rune yang tampak gembira melihat Nicolae dan Marie tampaknya menyukai Rose. "Kau tidak akan membawa Rose bertemu Aleksis dan Alaric?"     

"Nanti beberapa hari lagi," kata Rune. Ia menatap Rose. "Kau tidak keberatan kan bertemu keluargaku yang lain? Aku sudah bilang bahwa aku punya kakak perempuan di New York."     

"Oh, ya.. aku ingat. Ibunya keponakanmu yang kembar?" tanya Rose. "Tentu saja aku tidak keberatan."     

"Benar. Aku akan bicara dengan mereka untuk mengundang kita makan malam," kata Rune.     

Rose mengangguk. "Ahahaha.. benar juga. Kita tidak mungkin mengundang mereka karena kita berdua tidak bisa memasak."     

Sebenarnya alasan Rune tidak mau mengundang Aleksis dan Alaric ke apartemen Rose untuk makan malam bersama bukanlah kenyataan bahwa ia dan Rose tidak dapat memasak, melainkan karena apartemen tempat Rose tinggal itu terlalu kecil dan sederhana kalau dibandingkan mansion keluarga Linden.     

Mereka bisa menyewa chef untuk memasak, tetapi mengundang orang terkaya di dunia ke tempat mereka yang sederhana, rasanya kurang pantas.     

Ahh... ini membuat Rune berpikir bahwa ia harus menempati rumahnya sendiri. Keluarga Schneider memililki banyak properti di Amerika, khususnya di New York. Ia hanya perlu memilih mana yang ingin ia gunakan.     

Namun, kalau sampai ia mengajak Rose pindah ke rumah baru yang besar dan mewah, gadis itu pasti akan bertanya-tanya.     

Apakah sudah saatnya Rune membuka rahasia identitasnya kepada Rose? Rasanya ia tidak perlu lebih lama lagi menyembunyikan kenyataan bahwa keluarganya sangat kaya. Rose sendiri berasal dari kalangan berada dan ia bukan gadis materialistis yang hanya menginginkan kekayaan orang lain.     

Ahh... ia akan menceritakan kepada Rose siapa dirinya segera setelah Rose memberi tahu jati dirinya yang sebenarnya. Lalu ia akan mengajak Rose untuk melihat-lihat semua property keluarga Schneider dan menentukan mana yang ingin mereka tinggali.     

Ia sendiri secara pribadi menyukai rumah yang tidak terlalu besar tetapi memiliki halaman dan taman yang luas. Tempat yang sejuk dan hijau, di mana anak-anak mereka akan tumbuh dan bermain dengan bahagia.     

Ahh.. Rune benar-benar merasa hidupnya berubah 180 derajat setelah bertemu Rose. Saat ini yang ada dalam pikirannya hanyalah bagaimana ia akan dapat menikahi Rose dan membangun keluarga bersamanya.     

"Kau sedang memikirkan apa?" tanya Rose sambil mencubit Rune. Pria itu terlengak dan tertawa kecil. Ia pura-pura mengaduh kesakitan saat Rose mencubit lengannya. "Tidak apa-apa. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu. Tidak penting kok."     

Rose menatap Rune dengan curiga, berusaha membaca pikiranya. Namun, tentu saja Rose tak dapat mengetahui isi hati Rune. Bukan saja karena ia tidak memiliki kekuatan super itu, tetapi Rose juga belum mengenal Rune dengan terlalu baik untuk dapat menebak apa yang sedang ia pikirkan.     

Nicolae dan Marie memperhatikan interaksi pasangan kekasih pura-pura itu sambil tersenyum simpul. Mereka sangat senang melihat Rune tampak tertarik kepada Rose dan sangat senang bersama gadis itu.     

Kalau memang Rose adalah jodoh yang tepat buat Rune, mereka akan senang sekali menerima gadis ini dalam keluarga besar mereka.     

Makan malam berlangsung dengan hangat saat tuan rumah dan kedua tamunya membahas tentang hal-hal ringan dan menyenangkan. Suasana terasa begitu hangat dan cair.     

***     

"Bagaimana pendapatmu tentang Nicolae dan Marie?" tanya Rune saat ia dan Rose berjalan kaki dengan santai dari stasiun subway menuju ke apartemen Rose.     

Suhu di akhir musim gugur ini memang sangat dingin. Walaupun Rose dan Rune sudah mengenakan sweater dan jaket, mereka tetap merasa kedinginan.     

Karena itulah, secara spontan Rune menggandeng Rose dan memegang tangannya begitu mereka melangkah keluar stasiun dan diterpa udara dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.