The Alchemists: Cinta Abadi

Rose Yang Sangat Mengagumkan



Rose Yang Sangat Mengagumkan

1Rune merasa sangat senang ketika mendengar kata-kata pujian Rose yang menganggapnya keren.     

Eh, tunggu dulu. Yang dianggap keren oleh Rose itu dirinya atau Lauriel yang mengajaknya ke Amazon?     

"Kami kemarin menghabiskan waktu dua minggu di Amazon, tapi rasanya masih kurang. Tempatnya sangat cantik," Rune menambahkan.     

Rose mengangguk-angguk semangat. "Kau terdengar seperti seorang petualang. Sangat mengesankan."     

"Kalau kau tidak keberatan hidup susah dan suka bertualang, kapan-kapan aku bisa membawamu ke Amazon. Aku kemarin baru dari sana. Jadi aku masih hafal rute yang baik dan tempat-tempat yang seru untuk dikunjungi."     

"Boleh. Mungkin kapan-kapan kita bisa ke Amazon," kata Roses sambil tersenyum lebar. Melihat senyum manis di wajah cantik gadis itu, rasanya pikiran Rune menjadi melayang-layang.     

Ingin rasanya ia segera membeli tiket pesawat untuk membawa Rose ke Brazil dan menunjukkan pedalaman Amazon kepadanya.     

Ia tidak sabar ingin membawa Rose melihat lumba-lumba pink di sungai, mengajaknya melintasi sungai sepanjang belasan kilometer, dan juga melihat Pertemuan Dua Air.     

Ahh... pasti romantis sekali.     

Hal itu membuat wajah Rune berseri-seri. Sementara, Rose hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat ekspresi antusias di wajah Rune setiap mengobrol dengannnya.     

Ahh.. Rune ini terlalu manis, pikir Rose.      

"Hei kau sedang memikirkan apa?" tanya Rose sambil melambaikan tangannya di depan wajah Rune.     

Pemuda itu menggeleng malu-malu dan berkata, "Ahahaha. aku hanya sedang membayangkan kita bertualang di Amazon. Pasti sangat menyenangkan. Kapan pun kau ingin pergi kau bilang saja kepadaku. Aku akan membawamu ke sana."     

"Eh, kau ini sungguhan?" tanya Rose sambil tertawa kecil. "Bukankah biaya untuk bepergian ke Brazil itu cukup mahal" Apa kau punya uang?"     

"Aku bisa kok, kalau mengajakmu bertualang di Amazon," kata Rune cepat.     

"Aku tidak mau kau menjadi terbeban. Hanya karena kau ingin membuatku terkesan kau nanti jadi berutang," kata Rose sambil geleng-geleng kepala. Ia menatap pakaian Rune yang sangat biasa dan murah.     

Sikapnya membuat pemuda itu sadar bahwa penyamarannya sebagai orang miskin berhasil. Tadinya ia sengaja berpenampilan seperti orang miskin karena ia tidak ingin membuat Rose terintimidasi. Rune mengira Rose adalah gadis dari kalangan biasa.     

Namun, sekarang setelah ia mengetahui bahwa sebenarnya Rose ini adalah anak orang kaya, Rune menjadi bertanya-tanya apakah ia sebaiknya terus melanjutkan penyamarannya sebagai orang miskin atau ia memberi tahu gadis itu bahwa ia juga berasal dari keluarga yang memiliki uang?     

Hal ini cukup membingungkan.     

Setelah berpikir sejenak, akhirnya ia memutuskan untuk menyimpan semua rahasianya terlebih dahulu. Nanti, di saat yang tepat, barulah dia akan mengungkapkan rahasianya sesuai kebutuhan.     

Pada akhirnya, Rune hanya menjawab dengan alasan yang ambigu. "Aku punya sedikit tabungan dan aku juga mengenal beberapa orang penting yang dapat membantuku bepergian secara gratis ke Amazon."     

Sekarang Rose tampak terkesan. "Wah, bagus sekali! Artinya kau kenal orang-orang penting, ya?"     

"Aku hanya beruntung," jawab Rune dengan rendah hati.     

"Hmm ... baiklah. Aku akan memikirkannya." Rose mengangguk. Ia sepertinya menyukai ide bepergian dengan Rune. "Mungkin kita bisa pergi ke Amazon setelah aku mengajakmu bertemu keluargaku. Kurasa kita memang harus mulai bepergian sebagai pasangan juga dan mengambil banyak foto untuk ditunjukkan kepada orang-orang."     

Ahh .. sungguh misterius. Mengapa Rose ingin mereka bepergian seperti pasangan dan mengambil banyak foto untuk ditunjukkan kepada orang-orang? Siapa orang-orang itu?     

"Yah, aku tidak sabar," kata Rune, mencoba menyingkirkan pikiran itu. Dia menyesap teh lagi dengan ekspresi bahagia.     

Hari ini terasa sangat menyenangkan dan Rune merasa bahagia. Padahal ia duduk di teras dengan Rose minum teh bersama. Pemuda itu tidak pernah tahu bahwa kebahagiaan ternyata bisa sesederhana ini.     

Yah, sepertinya ini saat yang tepat untuk lebih mengenal satu sama lain, pikir Rune.     

Akhirnya, ia memutuskan untuk bertanya lebih banyak tentang Rose. Meskipun Rose masih tidak ingin menyebutkan nama belakangnya atau siapa keluarganya, setidaknya gadis itu terbuka untuk membicarakan teman-temannya.     

Karena itu, Rune memutuskan untuk bertanya tentang teman-teman Rose dan sekolahnya.     

Benar saja. Ternyata Rose senang membicarakan teman-temannya. Dia memiliki tiga sahabat dari sekolah. George, Helene, dan Peter.     

"Aku akan mengajakmu menemui mereka dalam beberapa hari. Helene akan datang ke New York dan kita akan bertemu mereka untuk makan malam," kata Rose. "Dia tinggal di Paris dan akan bertemu dengan keluarga tunangannya minggu depan. Jadi, kami memutuskan untuk mengadakan reuni kecil."     

"Oh .. itu akan menyenangkan!"     

Rune sangat senang mendengarnya. Orang bilang, kalau kita mengenal seseorang dengan lebih baik, kita harus melihat seperti apa teman-temannya.     

Kini Rune berharap bisa lebih mengenal Rose melalui teman-temannya.     

"Bagaimana kau akan memperkenalkan aku kepada teman-temanmu?" Tanya Rune. "Apa mereka tahu kau ini sedang mencari kekasih pura-pura?"     

Rose menggelengkan kepalanya. "Tidak. Tolong jangan beri tahu mereka apa-apa. Aku percaya kepadamu, jadi aku bersedia melakukan ini denganmu. Kalau sampai kau memberi tahu teman-temanku bahwa kau hanyalah pacar pura-puraku. Aku akan membunuhmu."     

Kata-kata Rose barusan membuat Rune kehilangan berkata-kata. Ia menatap gadis cantik itu, mencoba melihat tanda-tanda bahwa ia sedang bercanda.     

Dia tidak menemukannya.     

"A-apa kau serius?" Ia bertanya dengan terbata-bata.     

Rose tersenyum misterius dan hanya mengangkat bahu. "Kau tahu kan kalau aku punya pistol dan aku bisa menggunakannya."     

GLEK     

Rose ini memang luar biasa, pikir Rune. Ia akhirnya memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan.     

"Kau bilang, kau mendapatkan medali dari kejuaraan menembak. Sejak kapan kau belajar menembak?" tanya Rune berusaha mencari tahu lebih banyak tentang 'kekasihnya'.     

Rose mengerutkan keningnya berusaha mengingat-ingat. "Kalau tidak salah, sejak aku berumur lima tahun. Kebetulan, ayahku jago menembak dan ini adalah salah satu olahraga favoritnya. Jadi, aku belajar menembak dan juga berkuda."     

"Menembak dan berkuda? Astaga..." Kekaguman Rune terhadap Rose semakin bertambah-tambah.     

"Iya, betul. Kau pasti tidak akan percaya bahwa dulu aku ini tomboy sekali," kata Rose sambil tergelak. "Kalau aku keluar rumah dengan mengenakan kemeja dan jeans seperti laki-laki, orang akan mengira aku ini laki-laki."     

"Masa sih? Rasanya sulit bagiku untuk mempercayai hal ini," kata Rune.     

Yang benar saja. Rosa yang begitu cantik dan begitu anggun... Bagaimana bisa orang menganggapnya seperti laki-laki?     

"Kau tidak percaya?" tanya Rose. "Kapan-kapan aku akan berdandan seperti laki-laki dan bepergian denganmu. Lalu kita akan menggoda gadis-gadis di bar. Kita akan lihat apakah gadis-gadis itu menganggap aku laki-laki atau perempuan... HAHAHAHA."     

Sepasang mata Rune membelalak mendengar kata-kata Rose.     

"Astaga... rupanya kau serius," cetus Rune. "Aku tidak bisa membayangkan kau berdandan seperti laki-laki."     

"Aku serius," kata Rose dengan nada santai. "Aku bisa menyamar sebagai laki-laki karena tubuhku tinggi dan langsing. Aku bisa mengenakan pakaian seperti laki-laki dengan baik."     

Rune menatap Rose dengan sepasang mata kagum. Astaga. Rose ini memang penuh misteri!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.