The Alchemists: Cinta Abadi

Rose Yang Tidak Lagi Bersedih



Rose Yang Tidak Lagi Bersedih

1Rose memperhatikan Rune dengan wajah tersenyum.     

Pria ini sepertinya sangat memuja Rose dan mengaguminya secara tulus. Rose merasa senang berada di dekatnya karena Rune tidak pernah bersikap memaksa atau angkuh.     

Rune adalah lelaki yang sangat santai dan percaya diri. Ia juga pintar memanfaatkan waktu dengan baik.     

Rose tidak pernah sekalipun merasa dipaksa atau tertekan untuk segera membalas perasaan Rune. Bahkan tampaknya jika Rose ingin memainkan permainan ini, Rune bisa terus melakukannya selama yang Rose mau.     

Mereka mengobrol sambil minum wine dan mendiskusikan sejarah negara dan rencana Terry untuk proyeknya.     

Momen yang mereka nikmati sangat menyenangkan dan mereka memutuskan untuk memesan makanan dari restoran hotel agar diantar ke suite.     

Dengan begitu, mereka bisa makan malam bersama di kamar Terry dan melanjutkan obrolan mereka. Lebih praktis begitu daripada harus pergi keluar dan menemukan restoran untuk makan.     

Dua jam kemudian, beberapa pelayan datang dan mengantarkan makanan yang mereka pesan.      

"Hei, makanannya sudah tiba," Terry memberi isyarat kepada mereka untuk pindah ke ruang makan. "Mari kita lanjutkan mengobrol saat makan malam."     

Ketiganya segera mengikuti Terry dan mereka semua duduk menghadap hidangan lezat. Mereka berbicara dan tertawa saat makan malam.     

Terry membuat banyak lelucon dan ia berbagi semua rumor Hollywood yang ia ketahui hingga ia terlihat seperti pembawa acara gosip artis.     

Suasana malam yang hangat, makanan enak, dan perbincangan yang menyenangkan sangat lah dibutuhkan Rose untuk membuatnya bahagia di tengah situasi tragisnya itu.     

Ia tersenyum setiap kali ia berbicara dan ia terus menertawakan lelucon Terry.     

Rune senang ia memutuskan untuk membuka identitasnya kepada Rose dan kemudian membawanya untuk bertemu Terry dan JM lagi.     

Jika ia membandingkan Rose pagi tadi dan malam ini, ia bisa melihat suasana hati gadis itu telah berubah banyak.      

Perlahan, Rose yang sedih kini sudah pergi dan sekarang ia bisa melihat seorang wanita yang bahagia dan ceria. Pada saat makan malam berakhir, suasana hati Rose begitu baik sehingga ia memutuskan untuk mengundang Terry dan JM untuk menghadiri pernikahan kerajaan.     

"Apakah kalian ingin datang? Ini akan menjadi pernikahan terbesar tahun ini," katanya. "Akan sangat disayangkan jika kalian ada di Medion tapi tidak bisa menghadiri pernikahan itu. Jika kalian dapat meluangkan waktu untuk hadir, pasti akan sangat menyenangkan sekali."     

Wajah Terry berseri-seri saat mendengar tawaran baik hati itu. Ia ingin meminta untuk diundang sebelum Rose pulang, tetapi ternyata, gadis itu justru memutuskan untuk mengundang mereka atas kemauannya sendiri.     

"Apa tidak apa-apa? Aku tidak ingin kau merasa terpaksa mengundang kami, hanya karena kami adalah keluarga Rune," kata Terry, berpura-pura sungkan menerima undangan Rose.     

"Ahaha... tidak sama sekali. Pengantin prianya adalah 'kakakku' sendiri, jadi tentunya sebagai 'keluarganya' kami bisa mengundang teman kami untuk datang. Kalian hanya perlu mengatakan 'ya' dan aku akan mengirimkan undangan resminya," kata Rose.     

Terry tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu dan dengan cepat mengangguk dengan penuh semangat. "Ya, tentu saja! Kami akan datang. Terima kasih banyak, Rose!"     

Rune hanya memutar matanya saat melihat kegembiraan yang tergambar jelas di wajah Terry.     

Ia tahu bahwa itulah yang diinginkan Terry dari awal dan sikap sungkan yang kakaknya tunjukkan sebelumnya hanya basa-basi saja.     

Tapi Rose tidak merasa curiga sama sekali, ia terlalu baik hingga beranggapan bahwa mengundang anggota keluarga Rune yang kebetulan ada di Medion ke pernikahan itu adalah keputusan yang tepat.     

Selain itu, Rose merasa sebaiknya ia berada di sekitar teman-temannya yang akan membuatnya merasa lebih nyaman selama acara menyedihkan itu berlangsung.     

"Aku akan mengirimkan undangan resminya besok pagi. Aku perlu meminta persetujuan ayahku, tapi aku yakin ia tidak keberatan," tambah Rose.     

"Ahh... luar biasa! Terima kasih!" Terry melirik Rune dan diam-diam mengedipkan mata kepada saudaranya itu.     

"Oke, sebaiknya kita pulang sekarang. Sudah larut malam," kata Rune. Ia menoleh ke arah Rose dan bertanya, "Apakah kita sudah memutuskan tempat mana yang akan kita kunjungi besok?"     

"Kita bisa bersantai di pantai," jawab Rose. "Kami memiliki banyak pantai yang bagus di sekitar sini. Bagaimana menurutmu?"     

"Sepertinya menyenangkan," kata Rune bersemangat. "Aku sudah lama tidak pergi ke pantai yang bagus."     

Ia segera melirik ke arah Terry ketika ia melihat kakaknya itu menunjukkan ekspresi memelas di wajahnya karena ingin diajak juga.     

Astaga, tidak mungkin! Terry seharusnya fokus pada pekerjaannya saja. Sudah waktunya bagi Rune untuk menikmati waktu sendiri bersama Rose.     

Untungnya Terry mendapat petunjuk itu dan ia tidak melakukan apa pun agar Rose mengajaknya ke pantai besok. Terry dan JM lalu mengucapkan selamat malam dan berharap mereka sampai di rumah dengan selamat.     

Dalam perjalanan kembali ke rumah Fournier, Rose memuji Rune karena memiliki hubungan yang dekat dengan keluarganya.     

Ia tidak memiliki saudara kandung dan ia merasa sedikit cemburu karena pria itu dikelilingi oleh saudara laki-laki dan perempuan yang penyayang.     

'Nah, saat kita menikah, mereka akan menjadi keluargamu juga kok, Rose. Jadi, kau tidak perlu merasa cemburu.. hehehehe,' kata Rune dalam hati. Namun, ia hanya tersenyum dan mengangguk. "Ya... bisa dibilang aku sangat beruntung."     

"Aku ingin sekali bertemu dengan keluargamu yang lain," kata Rose setelah mereka tiba kembali di rumahnya.      

"Mereka juga akan senang bertemu denganmu," kata Rune. "Begitu semua jadwalmu di Medion selesai, kita bisa bepergian dan bertemu orang tuaku dan kakakku. Kita punya kastil bagus di Stuttgart."     

Langkah Rose terhenti. Ia ingat pria ini sangat kaya. Tidak mengherankan jika keluarganya memiliki satu atau dua kastil... atau bahkan sepuluh?     

Namun, ia merasa bahwa ia perlu membiasakan diri dengan ini mulai sekarang. Hal semacam ini tentu saja tidak mudah.     

"Kedengarannya bagus," kata Rose kemudian.      

Mereka mengucapkan selamat malam kepada satu sama lain dan pergi ke kamar masing-masing. Hari itu berlalu begitu cepat dan cukup melelahkan, tapi Rose merasa seluruh waktunya telah ia dihabiskan dengan baik.     

***     

Di pagi hari, saat sarapan, Duke dan Duchess Fournier mencoba berbicara dengan Rose dan Rune tentang artikel dari hari sebelumnya.     

Mereka masih khawatir putri mereka akan dipermalukan di depan umum jika mereka tidak segera menyangkal artikel tersebut dan keluarga Schneider mengetahui situasi ini.     

Artikel semacam itu tentu akan segera menjadi berita utama internasional karena pernikahan kerajaan sedang menjadi berita trending di media minggu ini di seluruh dunia.     

Semua mata akan tertuju kepada orang-orang yang dekat dengan kedua mempelai dan apa pun yang mereka lakukan akan diawasi dengan ketat oleh media dan khalayak ramai.     

Bahkan kesalahan atau noda terkecil pun akan menjadi artikel sensasional yang diberitakan di luar proporsinya. Ini membuat mereka khawatir tentang kesehatan mental putrinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.