The Alchemists: Cinta Abadi

Bertemu Reporter



Bertemu Reporter

1Rose merasa tidak keberatan untuk bertemu dengan orang tua rune dan kemudian secara bertahap bertemu dengan saudara-saudaranya… tetapi untuk bertemu mereka semua sekaligus?     

Bukankah terlalu berlebihan?     

Rune memperhatikan keengganan yang terlihat pada wajah Rose dan dengan cepat melambaikan tangannya. "Jangan terlalu dipikirkan. Aku hanya mengatakan jika kau mau datang aku akan dengan senang hati mengundangmu."     

Ia melanjutkan kata-katanya, "Aku tahu kau pasti punya banyak hal yang harus kau lakukan di Medion selama musim liburan. Mungkin saja keluarga kerajaan ingin mengadakan beberapa acara penting dan mereka mengharapkan kehadiranmu. Iya kan?"     

Rose menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku tidak akan berada di sini selama musim liburan. Kemungkinan besar aku akan merayakan natal bersama dengan teman-temanku di Paris. Aku yakin Peter dan Helene akan hadir dan George juga mengatakan ia akan terbang ke Paris untuk menghabiskan liburan bersama kami sebelum Peter dan Helene menikah."     

"Ah, begitu yah..." Rune mengangguk mengerti. "Kalau begitu, aku harap kau akan menikmati waktumu bersama mereka di Paris."     

Dalam hati, Rune merasa sedikit kecewa. Mungkin terlalu berlebihan baginya untuk mengundang Rose bertemu dengan keluarganya. Gadis itu bisa saja merasa sedikit paranoid dengan undangan mendadak itu.     

Astaga... Rune tanpa sengaja sudah merusak ritme hubungan mereka. Sebelum ini, Rose sudah mengatakan bahwa ia bersedia bertemu orang tua Rune.     

Tapi sekarang, mungkin saja Rose sudah tidak ada niatan untuk bertemu mereka lagi.     

Rune memarahi dirinya sendiri karena tidak sabaran dan merusak segalanya.     

Tapi pria itu tidak menunjukkan kekecewaan di wajahnya dan bertingkah seolah semuanya baik-baik saja.     

Yah... ia masih punya banyak waktu jika ingin menunggu Rose dan ia akan mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mendapatkan gadis itu selama Rose masih hidup.     

***     

Rune memutuskan untuk tidak membicarakannya lagi dan menikmati waktunya bersama Rose selagi ia bisa. Mereka mengunjungi pantai lain dan menghabiskan sepanjang hari dengan menyesap koktail dan menikmati pemandangan laut.     

Pikiran mereka berubah menjadi begitu damai saat menghabiskan waktu bersama dengan menikmati minuman segar dan pemandangan indah. Rune senang melihat Rose perlahan-lahan tampak lebih bahagia.     

Rune tahu tidak akan mudah bagi Rose untuk menyembunyikan luka di hatinya yang kini telah hancur, tapi setidaknya gadis itu kini sudah berjalan di jalur yang benar.     

Rose kini bisa menikmati waktu mereka bersama dan ia tidak pernah lagi membahas tentang Leon atau masa lalu mereka.     

Bahkan, Rose telah mengganti nomor teleponnya setelah membeli ponsel baru dan ia juga meminta agar orang tuanya tidak memberikan nomor itu kepada siapa pun, terutama Leon.     

"Ahh... waktu terasa begitu cepat berlalu ketika kau menikmatinya dengan baik," komentar Rose. Ia bangkit dari kursi berjemur dan menunjuk ke barat. "Matahari yang tenggelam terlihat begitu indah. Sayang pemandangannya sudah berakhir dan kita harus pulang sekarang."     

"Kau benar," kata Rune, menyetujui kalimat Rose. Besok adalah hari besar, hari di mana Rose akan diuji.     

Besok Leon akan menikah dan kemudian semua ini akan berakhir.     

***     

"Kita bisa meminta Pierre dan JM untuk datang ke rumahku dan kemudian kita bisa pergi bersama ke gereja," kata Rose setelah ia masuk ke dalam mobil dan mengencangkan sabuk pengaman, mereka berdua kini bersiap untuk pulang.     

"Hotel mereka lebih dekat ke gereja," komentar Rune. Ia pun masuk ke dalam mobil dan bersiap untuk mengemudi. "Bukankah lebih baik jika mereka langsung pergi ke sana?"     

Rose menggelengkan kepalanya. "Tidak. Protokol keamanannya cukup ketat. Ini bukan pernikahan biasa, tapi pernikahan kerajaan. Mereka hanya bisa ikut jika datang bersama kita."     

"Oh, aku mengerti. Aku akan menyuruh mereka datang pagi-pagi sekali."     

Mereka tidak mengatakan apa-apa lagi di dalam mobil sampai mereka tiba di gerbang mansion Fournier. Selama beberapa hari terakhir, beberapa wartawan masih berusaha mendapatkan pernyataan mereka terkait gosip bahwa Rose menjalin hubungan dengan saudara tirinya selama bertahun-tahun.     

"Halo… Yang Mulia, kami membutuhkan pernyataanmu," kata seorang jurnalis wanita dengan keras kepala saat mobil melambat dan menunggu pintu gerbang terbuka agar bisa masuk. "Besok adalah hari besar. Aku yakin orang-orang perlu mengetahui kebenarannya."     

Rose menggigit bibirnya. Ia menoleh ke arah Rune dan bertanya dengan matanya, apa yang harus ia lakukan. Jika ia terus menghindarinya, para jurnalis ini tidak akan pernah merasa puas.     

Mereka akan terus mengejar sampai mendapatkan apa yang mereka inginkan: kebenaran, atau jika tidak, mereka mungkin akan memberitakan apa pun yang mereka pikir bisa menarik perhatian publik.     

"Hentikan mobilnya," Rose menyentuh lengan Rune dengan lembut. Suaranya terdengar lelah. Kegembiraan yang ia tunjukkan sepanjang hari ketika mereka berada di pantai telah hilang. Rune perlahan menghentikan mobilnya dan menunggu untuk melihat apa yang ingin dilakukan Rose.     

"Yang Mulia... Anda terlihat sangat cantik hari ini," reporter itu tersenyum lebar dan mendekati Rose. Ia mengulurkan alat perekam dan meminta izin Rose untuk merekam pernyataannya.     

Rose menggelengkan kepalanya. "Tidak di sini. Silakan masuk. Aku akan menyambut kalian dengan layak di rumahku. Kalian boleh masuk, tetapi aku ingin kalian semua berjanji kepadaku bahwa kalian tidak akan menerbitkan apa pun sampai acara pernikahan selesai. Mengerti?"     

Rune memandang Rose dengan bingung. Apa yang coba dilakukan Rose? Apakah ia akhirnya memutuskan untuk membersihkan namanya dari semua hal yang berhubungan dengan Leon? Mungkin sudah waktunya.     

Rune akan mendukung apa pun yang ingin dilakukan gadis itu.     

"Ya ampun... apa kau serius, Yang Mulia?" Semua jurnalis tampak berseri-seri dan ekspresi tidak percaya terpampang di wajah mereka.     

"Ya, aku serius. Aku akan meminta pengacara keluargaku untuk mempersiapkan semuanya dan kalian harus menandatangani perjanjian resminya. Jika ada di antara kalian yang melanggar perjanjian dan mempublikasikan apa pun sebelum aku mengizinkan kalian melakukannya, aku akan menuntut perusahaan kalian," Rose menatap mereka dengan seksama.     

Ia melanjutkan kata-katanya dengan suara sangat tegas. "Bahkan sampai kalian mati, kalian tidak akan mampu membayar semua utang kalian kepada keluargaku nanti. Aku akan memastikan hal itu."     

Mereka semua terdiam. Ini adalah pertama kalinya mereka melihat Rose bertindak tegas terhadap jurnalis. Bahkan Rune pun terkejut. Ini juga pertama kalinya ia melihat sisi lain dari Rose.     

Rupanya, Rose juga bisa bertingkah seperti gadis galak yang keren.      

Ahh... Rune seharusnya merasa tidak terkejut, kan? Ia tahu Rose punya senjata dan ia pandai menggunakannya.     

Dari itu saja, Rune harusnya bisa menebak bahwa Rose adalah orang yang tangguh. Selama ini, ia hanya bisa melihat sisi lemah gadis itu karena mengalami patah hati.     

Tapi kenyataannya, Rose bukanlah gadis lemah yang bisa dengan mudah diintimidasi.     

Rune sangat senang ia dapat melihat sisi ini untuk pertama kalinya. Ia berharap bisa melihatnya lebih sering di masa depan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.