Devil's Fruit (21+)

Meminta Pertemuan Darurat



Meminta Pertemuan Darurat

1Fruit 1031: Meminta Pertemuan Darurat     

Saat Vargana serta calon suami dia baru bisa berdiri tegak, Vargana melihat beberapa asap hitam tebal menyerupai kabut itu melingkupi gerombolan vampir yang masih tersisa di sana, lalu makhluk asap hitam pun merasuki sekitar 11 vampir.      

"Damn!" teriak Vargana.     

Hal demikian sangat tidak diduga-duga oleh kedua pasangan iblis muda tersebut. Bagaimana bisa ras seperti vampir justru lebih lemah dan bisa disusupi oleh makhluk asap hitam?      

Vargana dan Pangeran Abvru sudah mendengar dari Jovano dan Andrea mengenai analisis mereka bahwa yang biasanya disusupi makhluk asap hitam adalah jenis ras lemah seperti manusia, yang tidak memiliki tenaga supernatural untuk menolaknya. Inilah kenapa para korban makhluk asap hitam hanya terlihat dari golongan manusia biasa.      

Tapi ... ini kenapa vampir yang merupakan makhluk supernatural dan tentunya kuat, bisa dirasuki oleh makhluk asap hitam? Bukankah ini tidak sesuai dengan yang sudah diteliti oleh Jovano dan Andrea? Padahal Jovano meneliti itu juga dibantu dengan satu sosok makhluk asap hitam yang dia masih penjarakan di alam pribadi dia.      

Dari makhluk asap hitam hasil tangkapan Jovano sebelumnya, makhluk itu bersedia mengatakan apapun asalkan dipenuhi selera makan dia akan buah energi roh.      

Mereka memiliki banyak data mengenai karakteristik dan apapun mengenai kebiasaan makhluk asap hitam dari tawanan Jovano tersebut. Lalu, apakah si tawanan itu berbohong?      

Yang pasti, Vargana dan Pangeran Abvru harus lekas menangkap para vampir yang disusupi makhluk asap hitam untuk diberikan ke Jovano dan Andrea agar diteliti lagi, siapa tahu ternyata makhluk itu mengalami evolusi baru, meski Vargana sangat tidak mengharapkan itu terjadi.      

Jika memang makhluk asap hitam bisa berevolusi menyusupi makhluk supernatural, bukankah itu akan sangat merepotkan?     

"Vru! Gunakan kecepatan kamu lebih tinggi lagi!" teriak Vargana pada tunangannya karena dia tau kecepatan vampir itu tidak main-main.      

Sementara itu, Pangeran Abvru terus berusaha menyaingi kecepatan dari para vampir yang selalu saja berhasil berkelit saat hendak dia perangkap ke dalam kristalnya. "Susah! Arrghh! Makhluk sialan!" umpat dia karena masih saja gagal menangkap satu dari vampir yang dirasuki makhluk asap.      

Vargana berusaha agar dia bisa setidaknya melumpuhkan dulu para vampir terasuki tadi agar calon suaminya bisa lebih mudah memasukkan ke dalam kristalnya.      

Tapi, para vampir yang telah bersatu dengan makhluk asap hitam itu seakan mendapatkan dua kali kekuatan. Mereka tertawa terbahak-bahak melihat usaha gagal dari Pangeran Abvru.      

"Kenapa? Apa kalian ini bekicot? Susah, yah? Wa ha ha ha!" Para vampir terang-terangan mengejek duo pasangan iblis muda itu. Apalagi melihat suramnya wajah Pangeran Abvru ketika gagal menjerat vampir ke kristal.      

Vargana tetap melakukan yang terbaik dari dia dan berusaha memukul para vampir. Setiap dia hendak menghantamkan tinjunya, perpaduan vampir dan makhluk asap itu bisa berkelit sangat cepat dan mereka tertawa meledek putri dari Myren.      

Vargana terpaksa memunculkan kekuatan elemen angin dia, berharap tidak ada satupun manusia bisa melihat apa yang sedang dia perbuat.      

Badai angin bergulung berputar bagai terowongan mematikan, bergerak menuju ke vampir tadi.      

Si vampir terkejut, tidak mengira bahwa pusaran angin milik Vargana memiliki daya hisap yang amat mengerikan. Ketika pusaran angin itu hendak menggulung dirinya, makhluk asap hitam di dalam tubuh vampir itu pun lekas saja keluar dan membiarkan tubuh inangnya terhisap angin milik Vargana.      

Segera, makhluk asap hitam yang tadi hampir tertangkap angin Vargana, dia lari kabur tunggang langgang.      

Memang, bersatunya makhluk asap hitam dengan vampir ini membuat makhluk asap seketika memiliki kehebatan baru dari sosok vampir yang dia rasuki. Tidak hanya itu, si makhluk asap juga seakan mendapatkan sosok inang atau wadah yang sangat dia butuhkan.      

Bagi para vampir itu sendiri, ketika mereka dirasuki makhluk asap hitam, mereka benar-benar kehilangan kesadaran karena seluruhnya dikendalikan serta diambil alih oleh si makhluk asap hitam.      

Bagi makhluk asap hitam, dengan adanya tubuh vampir, maka mereka sama saja memperoleh inang yang bisa mendukung dirinya. Jika mereka bisa memilih, mereka berharap ada banyak vampir di bumi manusia agar kekuatan mereka bisa bertambah dan tujuan besar mereka lekas tercapai nantinya.     

Melihat apa yang dilakukan Vargana menggunakan badai angin penghisap, maka vampir lainnya mulai ketakutan dan memilih kabur saja seperti rekannya ketimbang bermain-main dengan Vargana dan Pangeran Abvru.      

Duo pasangan iblis muda itu hanya bisa mendesah kecewa karena mereka gagal menangkap hidup-hidup vampir yang dirasuki makhluk asap hitam.     

"Va, kita harus meminta pertemuan darurat sekarang." Pangeran Incubus menyarankan demikian.      

Vargana mengangguk, berkata, "Aku juga udah mo minta begitu, kok!" Lalu dia menyentuh anting komunikasi dia dan berucap, "Jo, adakan rapat darurat, kalau bisa sekarang. Aku ada hal penting untuk disampaikan."      

Pangeran Abvru dia memandangi calon istrinya dan agak iri karena dia tidak diberi anting komunikasi seperti yang dimiliki Tim Blanche. Jangan bilang ini sebuah diskriminasi, yah! Dia akan protes keras andai tidak juga diberikan alat seperti itu.      

Bayangkan, bisa terus berkomunikasi dengan sang calon istri meski mereka berjauhan, betapa menyenangkannya itu?      

"Hei, kakek mesum, ngelamun apa, sih?" Tiba-tiba sudah ada suara panggilan dari Vargana mampir ke pendengaran Pangeran Abvru.      

"Hah?" Si pangeran malah melongo tapi kaget. Malu juga, karena ketahuan sedang melamun.      

"Kau sedang melamun apa? Sampai-sampai aku panggil kagak konek? Ngelamun jorok, yah? Tsk! Memang kakek mesum." Kemudian Vargana mulai melesat terbang.      

Pangeran Abvru mengikuti si gadis. "Hei! Siapa bilang aku melamun jorok?! Dan jangan seenaknya memanggil aku dengan sebutan menjijikkan itu, Va. Aku menolak! Sumpah, aku menolaknya, Va!"      

Vargana terkikik geli. "Yah bodo amat! Bukan urusanku apakah kau mau terima atau tidak, Ka-kek-me-sum!" Dan dia melesat lebih cepat lagi meninggalkan kekasihnya. Hanya ada suara tawa menggema Vargana mewarnai langit kelam malam itu.      

Sementara itu, di suatu kamar, Jovano berpamitan dengan Nadin untuk dia pulang saat itu juga. Baru saja dia mendapat kabar melalui anting komunikasi dia bahwa sepupunya meminta adanya rapat darurat sekarang juga.      

Jika memang ada kata darurat, maka itu memang darurat.      

"Aku pulang dulu, sayank." Jovano berbisik ke Nadin yang tertidur di sampingnya.      

"Ermmhh ..." jawab Nadin tanpa membuka matanya dan membiarkan pelukan Jovano pada dadanya menghilang. Setelah itu, Nadin meneruskan tidurnya tanpa sadar bahwa Jovano tidak membunyikan kenop pintu melainkan melesat terbang keluar melalui celah jendela.      

Jovano bergegas datang ke mansion ibunya dan di sana sudah menunggu beberapa anggota Tim Blanche. "Ehem! Maaf terlambat."      

"Hm, sepertinya sepupuku ini sudah tidak menyukai tinggal di rumahnya sendiri." Vargana mengulum senyumnya saat melihat kedatangan Jovano. Tentu dia paham jika sang sepupu baru saja tidur di rumah lain, yang pasti merupakan hunian kekasihnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.