Devil's Fruit (21+)

Kecurigaan Pangeran Abvru



Kecurigaan Pangeran Abvru

1Fruit 979: Kecurigaan Pangeran Abvru     

"Kau tidak apa-apa?" Orang yang menebas tubuh si iblis lawan menjadi dua itu kini sudah berdiri di depan Vargana. "Hei, kau. Sampai kapan kau ingin seperti itu?"      

Vargana mendongak menatap lelaki berambut putih perak di depan dia. Lelaki itu terlihat gagah meski wajahnya masam seperti tidak pernah tau caranya tersenyum. "Aku ..."     

"Abvru! Jangan kasar begitu pada perempuan!" Kini hadir sosok lain ke sebelah pria berambut putih perak itu. "Nona, kau tidak terluka, kan?" Ia sodorkan satu tangan ke Vargana. "Maafkan adikku yang kasar ini." Pangeran Zaghar membantu Vargana berdiri.      

Vargana yang pulih dari rasa kagetnya pun mulai bangkit berdiri dan menepuk-nepuk pantatnya agar debu lenyap dari sana.      

"Kau tidak apa-apa, Nak?" tanya Myren pada sang putri tertua.      

"Ohh, ternyata dia adalah putri dari Jenderal Myren." Pangeran Zaghar pun lekas memahami. "Aku meminta maaf atas sikap tak pantas adikku." Ia menundukkan punggungnya sekejap ke Myren sebagai kepantasan. Dia sadar diri bahwa kerajaan Isvax lebih kecil dari kerajaan Orbth, oleh karena itu dia tidak boleh bertindak gegabah dengan para petinggi di Orbth, apalagi keturunan King Zardakh.      

Memahami sikap sang kakak yang mendadak lebih sopan dari sebelumnya terhadap Myren, dan juga dia mendapatkan teguran secara telepati dari kakaknya, Pangeran Abvru pun mau tak mau ikut tundukkan punggungnya sekejap seperti yang dilakukan oleh kakaknya, Pangeran Zaghar.      

Kedua pangeran kembar itu harus mengerti akan kedudukan kerajaan mereka dibandingkan dengan kerajaan Orbth, apalagi pasukan bantuan datang dari pihak Orbth. Maka sudah sepatutnya kalau mereka sedikit merendah di depan keturunan pemimpin Orbth.      

"Sudah, sudah, tidak apa-apa." Myren tersenyum santai sambil kibaskan tangannya. "Apakah pasukan kalian ada yang terluka?" tanyanya.     

Pangeran Zaghar sebagai pemimpin di arena pertempuran di situ pun mulai berteriak, "Bagi yang terluka, berkumpul di sisi yang ini!" teriaknya sembari tangan kanannya menunjuk ke arah kanannya. "Dan yang tidak terluka, atau hanya terluka ringan, berkumpul di yang ini!" Ia menunjuk ke sisi kirinya.     

Para pasuka aliansi yang dia pimpin pun mulai bergerak sesuai dengan arahan yang diberikan pemimpin perang mereka. Yang di bagian terluka jauh lebih banyak daripada yang luka ringan.      

Andrea lekas maju dan mulai membagikan pil obat alkemia dia kepada para prajurit aliansi yang terluka. "Yang pil warna hijau untuk yang tidak terlalu parah lukanya, dan yang merah untuk yang parah!" seru si Cambion.      

"Terima kasih, Putri Andrea." Pangeran Zaghar masih mengenali Andrea yang pernah dia ikut lindungi dulunya.      

"Tidak masalah, Pangeran." Andrea agak-agak lupa dengan nama dua pangeran kembar tersebut. "Karena kerajaan kita adalah aliansi, maka harus saling tolong menolong." Lalu dia mengeluarkan buah energi roh dari cincin ruang dia, RingGo. Di sana memang sudah ada banyak sekali buah energi roh yang telah dipanen sebelumnya dari kebun di Alam Cosmo.      

"Wuaahh! Buah energi roh!" teriak salah satu prajurit ketika dia melihat buah legendaris itu.     

"Iya, benar! Itu buah energi roh! Apakah kita boleh mendapatkan itu?" Prajurit lainnya bersorak girang.      

"Tentu saja kalian boleh dapat ini karena kalian sudah bersedia ikut perang dan berkorban." Andrea pun melambaikan tangan sehingga buah energi roh langsung melesat ke masing-masing prajurit aliansi. Semua prajurit menerimanya dengan sangat suka cita.      

Memakan satu buah energi roh saja seperti mengembalikan seluruh tenaga mereka, bagaimana itu tidak merupakan idaman para prajurit?     

Namun, kehebohan tidak berhenti di situ saja. Saat Andrea mengayunkan tangannya sekali lagi, ada beberapa kantung warna-warni muncul di depannya, melayang di hadapan sang Cambion. "Katakan apa kekuatan elemen kalian, aku akan berikan inti kristalnya ke kalian. Bagi yang belum munculkan kekuatan elemen, aku akan berikan inti kristal api saja."     

"WUAAHHH!" Semua prajurit aliansi berteriak histeris mendengar mereka juga akan mendapatkan inti kristal pula selain pil obat dan buah energi roh.      

Duo pangeran kembar juga sangat terkejut dalam hatinya melihat betapa kaya dan murah hatinya Andrea pada pasukan mereka. Namun, terbersit rasa curiga di batin Pangeran Abvru akan tindakan Andrea.      

'Kak, apakah menurutmu tidak aneh jika dia bagi-bagi kekayaan seperti itu pada prajurit kelas bawah seperti yang kita bawa?' Pangeran Abvru bertanya secara telepati pada kakak kembarnya.      

'Hm, jangan buru-buru menduga jelek dulu, Abvru. Kendalikan pikiranmu. Mereka kan aliansi kita juga, jadi wajar kalau membagikan seperti itu demi kemenangan bersama.' Pangeran Zaghar menyahut sang adik.      

'Tapi ... Kakak bayangkan saja! Pil alkimia yang langka, lalu inti kristal yang juga tak kalah langkanya di Underworld, kemudian buah energi roh yang super legendaris, bahkan dikira sudah punah! Dia dengan santainya membagikan itu semua? Ayo, pikirkan itu, Kak! Apakah nantinya tidak ada maksud tersembunyi dari Raja Orbth?' Pangeran Abvru masih susah menepis kecurigaan dia.      

'Vru, meskipun memang ada maksud tersembunyi pun, asalkan itu tidak terlalu merugikan kita, aku pikir tidak masalah.' Pangeran Zaghar mencoba serealistis mungkin. Si pangeran incubus itu paham seperti apa persaingan dan pertempuran antar kerajaan di Underworld.     

Bangsa Iblis merupakan bangsa yang gemar berperang dan menginvasi yang lebih lemah. Maka jika kerajaan Orbth ingin mengambil keuntungan dari kerajaan Isvax, asalkan tidak terlalu merugikan Isvax, maka tidak masalah.      

Itu yang dipikirkan oleh Pangeran Zaghar ketika dia melihat Andrea membagikan banyak kekayaan langka.      

"Pangeran, kalian berdua juga harus makan." Tiba-tiba Andrea sudah berada di depan duo pangeran kembar. Ia menyodorkan 4 buah energi roh dan juga pil obat setelah berhasil mendeteksi luka yang dialami kedua pangeran yang ternyata tidak begitu parah, maka menerima pil warna hijau.      

"Ohh, terima kasih, Putri Andrea." Pangeran Zaghar yang bisa bersikap lebih ramah pada orang lain pun mengucap demikian saat menerima benda-benda itu dari si Cambion.      

"Apa elemen kalian?" tanya Andrea sambil bersiap dengan kantung inti kristalnya.      

"Elemenku lava, Tuan Putri." Pangeran Zaghar yang pertama menjawab pertanyaan dari Andrea.     

Mata Andrea segera membola takjub. "Wow! Elemen lava! Dari api dan tanah, ya kan?" Ia baru kali ini menemukan seseorang yang memiliki elemen tanah tingkat tinggi.      

"Wah, ternyata elemen tanah Paduka Pangeran sudah di level yang tertinggi." Kenzo yang mendengar pun ikut mendekat ke Pangeran Zaghar. Dia sebagai iblis yang juga memiliki elemen tanah, merasa kagum pada elemen lava.      

"Apakah elemen Panglima Kenz juga tanah?" tanya Pangeran Zaghar.      

Kenzo mengangguk. "Benar, Pangeran. Tapi elemen tanahku belum sehebat itu. Hanya masih sampai di elemen kayu. Dan sepertinya akan butuh perjuangan panjang untuk mencapai elemen lava."     

"Ohh, karena Anda memiliki elemen air juga, ya kan Panglima Kenz?" Pangeran Zaghar menebak.      

Kenzo terkekeh. "Iya, benar. Pangeran Zaghar sangat cerdas. Saya akan butuh perjuangan untuk memisahkan elemen air saya jika ingin mengolah elemen lava."     

Pangeran Zaghar menepuk bahu Kenzo sambil berkata, "Jangan merasa rendah hanya karena kau berlemen kayu, Panglima, karena kayu juga merupakan elemen kuat. Percaya diri saja dan fokus pada apa yang menjadi kekuatanmu."      

"Bagaimana dengan elemen Anda, Pangeran Abvru?" tanya Kenzo pada satunya lagi yang dari tadi diam saja mengamati.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.