Devil's Fruit (21+)

Ma, Aku Tidak Kuat Lagi



Ma, Aku Tidak Kuat Lagi

3Fruit 995: Ma, Aku Tidak Kuat Lagi     

Si pangeran incubus itu pun mengangguk dan mulai duduk menggantikan Andrea di sisi Vargana. Lalu, Andrea pun meminta Jovano untuk mengeluarkannya. Detik berikutnya, ia sudah lenyap dari tempatnya berdiri.      

Vargana menyapukan mata sayunya sebentar untuk menatap Pangeran Abvru. Sang incubus pun merasa kian bersalah. Ingin mengatakan sesuatu pada Vargana, tapi tak tau kalimat macam apa yang pantas dia berikan pada gadis itu. Pangeran Abvru terdiam tundukkan wajah menatap tanah.     

Sementara itu di luar, para iblis masih berperang satu sama lain. Pihak tim Andrea yang memiliki stok buah energi roh banyak, tentu sangatlah diuntungkan karena setiap mereka merasa lelah, mereka bisa dengan mudah me-recharge energi mereka menggunakan buah tersebut.      

Terima kasih pada Andrea yang telah menanam buah itu di Alam Cosmo sehingga dia memiliki kebun berhektar-hektar berisi buah energi roh. Maka dari itu, persediaan buah tersebut terus saja banyak dan banyak.      

Karena kalah dalam segi tenaga, maka pihak lawan banyak yang bisa dibasmi meski mereka merupakan iblis tingkat tinggi. Namun, sehebat-hebatnya seseorang dalam bertarung, kalau tenaga terkuras, maka akan kalah juga.     

Itu yang terjadi pada peperangan kali ini. Dan tentu saja iblis seperti Pangeran Djanh dan yang berlevel tinggi lainnya bisa dengan mudah menebas musuh di level yang sama namun mereka unggul dalam hal energi yang terus ada.      

Tak sampai satu hari, musuhpun habis dan semuanya berhasil dimusnahkan. Para prajurit bersorak menggila saking senangnya. Wajah sumringah Pangeran Djanh pun menunjukkan perasaan hatinya. Dante dan beberapa panglima lainnya juga ikut bersorak menggeram kencang menyerukan kemenangan mereka.      

Karena Andrea merasa keadaan sudah stabil, maka dia kembali minta masuk ke alam pribadi anaknya.      

Saat Andrea menghilang, Dante mencari dan bertanya ke putra sulung dia. "Mana mamamu?"     

"Ada di alamku, Pa, sedang ikut merawat Vava." Jovano menjawab.      

Ronh yang berada di dekat Dante langsung saja melesat dan bertanya, "Ada apa dengan Vargana?"     

"Vava terluka parah, Uncle." Jovano tidak menutupinya.      

"Bawa aku ke dia, Jo!"      

"Baik, Uncle."      

Jovano pun mengirim Ronh ke alam pribadi dia.      

Tak lama, datanglah Pangeran Zaghar. Tubuhnya berbalut darah di sana dan sini, namun itu bukanlah darah milik dia melainkan musuhnya. Sejak disembuhkan oleh Shona, tenaga sang pangeran berlipat-lipat banyaknya. Mungkin itu power of love. Siapa tau.     

"Pangeran Muda Jo, apakah Shona sungguh tidak ada di daerah ini? Apa dia sudah pergi sejak tadi dari sini?" Pangeran Zaghar bertanya pada Jovano. Dia terus menatap sekeliling. "Bahkan adikku ... ke mana juga dia? Tsk! Pergi tidak bilang?"     

"Sho dan Pangeran Abvru masih ada di sini, kok, Pangeran." Jovano tersenyum, teringat bahwa dia mengetahui adanya tindakan intim antara Pangeran Zaghar dan Shona di alam pribadi dia.      

"Mereka ada di sini? Di mana? Aku tidak melihatnya." Pangeran Zaghar makin serius mencari dengan matanya di area sekitar.      

"Mereka di sini." Jovano mengacungkan gelang besarnya yang memiliki batu kristal berwarna ungu tua yang berbalut kulit binatang.      

"Mereka ... di alam milikmu?" Pangeran Zaghar melotot tak percaya. "Kenapa mereka berdua di sana?" Mendadak, ada sekilas pikiran buruk sang pangeran mengenai dua orang yang dia cari. Berduaan di alam pribadi Jovano? Sungguh mencurigakan.      

Karena pikiran Pangeran Zaghar masih saja berjejalan kenangan akan kegiatan intim dia dengan Shona, maka dia tidak bisa berpikir logis. Bahkan dia tidak sempat berpikir mungkin saja adiknya terluka parah seperti dia dan sedang diobati Shona.     

Yah, bertambah satu lagi mister bucin baru menetas.     

"Sho sedang mengobati Vava yang terluka parah, dan Pangeran Abvru ikut ke dalam, menemani." Jovano sebenarnya ingin menggoda sebentar si pangeran bucin itu tapi dia tidak tega dan akhirnya memilih mengungkap saja semua apa adanya.      

"Ohh! Tuan Putri Vargana terluka? Apakah karena adikku?" Mendadak pikiran itu beralih sedemikian rupa. Dia sangat mengenal sifat dan karakter adik kembarnya.      

"Sepertinya tidak, Pangeran. Vava terluka oleh serangan iblis lain. Di dalam sudah ada banyak orang. Mamaku, uncle dan aunty juga.     

"Kakak kenapa?" Tiba-tiba Voindra sudah ada di dekat Jovano. Dia rupanya mendengar ucapan Jovano mengenai Vargana baru saja.      

"Kakakmu terluka."     

Akhirnya, atas permintaan Voindra yang panik serta Pangeran Zaghar yang ingin bertemu Shona pula, Jovano mengirim mereka berdua masuk ke alam pribadi dia. "Woohh! Nih alam tetiba aja penuh, dah!" Dia menyeringai geli. "Dad! Apa kau sudah memeriksa semua musuh?" Ia melayang menghampiri ayahnya.     

Dante yang memang sedang memeriksa mayat-mayat musuh bersama prajurit lainnya untuk memastikan mereka benar-benar sudah mati semua, menoleh ke sang putra dan menjawab, "Iya, ini sedang kuperiksa. Sudah lebih dari setengah, sih! Dan mereka semua sudah seratus persen mati."     

"Baiklah, kumpulkan saja mereka ke tengah sana, akan aku jadikan abu, Dad." Jovano mempersiapkan diri untuk pembakaran massal.     

"Oke." Dante kemudian meminta pada Pangeran Djanh untuk memerintahkan pada para prajuritnya mengumpulkan semua mayat di tengah lahan perang. Tentu saja dia akan bicara dulu dengan Pangeran Djanh karena itu adalah prajurit di bawah komando suami Revka.     

Pangeran Djanh pun mulai perintahkan para prajurit dia untuk melakukan seperti yang diinginkan Jovano. Ternyata, hasilnya begitu fantastis. Jumlah mayat begitu menggunung tinggi, jadi menyerupai gunung kecil.     

"Pangeran Muda, apa kau sanggup membakar mereka semua?" tanya Pangeran Djanh. "Aku bisa membantumu dengan apiku meski bukan seperti milikmu, tapi ... tidak terlalu kalah cepat dibanding api milikmu untuk mengubah mereka menjadi onggokan abu. Yah, meringankan bebanmu." Ia harus berkata demikian agar Jovano tidak salah paham dikira lemah.     

Membangun sebuah hubungan baik yang saling menguntungkan itu penting di Underworld, karena seringnya peperangan antar kerajaan atau antar klan.      

"Jangan khawatir, Pangeran. Ini juga sekaligus untuk menguji kekuatan diriku sendiri." Jovano tersenyum pada ayah dari sang sahabat.     

"Gimana, Jo? Semua beres?" Zevo pun mendekat bersama dengan Gavin, Kuro dan Shiro. Mereka semua terlihat kusam, belepotan darah hitam dan debu. Namun mereka tidak memiliki luka yang berarti. Raja naga iblis Heilong dan pasangan Rogard-Kyuna juga ikut mendekat beserta para panglima dari Orbth.      

"Beres, kok bro!" Jovano balas menepuk lengan sang sahabat, Zevo.      

"Mana anak cantikku, Sho?" tanya Revka.      

"Dia sedang mengobati Vava di alamku, Aunty." Jovano menjawab Revka yang baru tiba.      

"Vava kenapa?" Kuro langsung panik mendengar ucapan Jovano. Mereka pun meminta dikirim ke alam tersebut.     

Sementara itu, di dalam alam pribadi sang pangeran muda, Shona masih juga belum bisa menutup luka Vargana. Andrea terus membantu dengan pengobatan yang dia ketahui. Sementara, para penonton lainnya hanya terdiam mengelilingi Vargana.     

Bahkan Revka membantu menyalurkan tenaga elemen air dia pada putrinya karena itu juga bisa membantu sang putri mengeluarkan energi healer lebih maksimal. Setidaknya, Shona butuh memulihkan organ-organ dalam di perut Vargana yang hancur bisa pulih seperti sedia kala terlebih dahulu.      

Gadis terluka dan lemah itu memandang lemah ke ibunya, mencoba menengokkan kepala dia mencari raut sang ibu. "Ma ... aku capek, gak kuat lagi ..." lirihnya. Tubuhnya mulai dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.