Devil's Fruit (21+)

Berubah Jadi Sengit



Berubah Jadi Sengit

3Fruit 993: Berubah Jadi Sengit     

Pangeran Abvru mendengus kesal dan dia pun melesat ke angkasa untuk menjangkau ke kristalnya. Namun, sebelum itu, dia berkata kepada sang kakak, "Aku akan berikan dia pelajaran dulu sebelum melepaskannya! Agar dia bisa lebih tau sopan-santun pada yang lebih senior!"     

Pangeran Zaghar sudah ingin mencegah adiknya, namun dia masih memiliki urusan sendiri dan itu adalah Shona. Maka, berharap bahwa sang adik tidak melakukan sesuatu yang bisa mencelakai Vargana agar tidak merusakkan hubungan diplomatik Isvax dan Orbth, ia pun melanjutkan mencari Shona.      

Kini Pangeran Abvru sudah tiba di depan kristalnya dan dia melihat Vargana yang diam melayang di dalam kristal, tetap tenang dan lipat kedua tangan di depan dada seakan tidak merasa takut sedikitpun.      

Bagi Vargana, memangnya apa yang perlu ditakutkan dengan ditahan di dalam kristal begitu? Tak ada alasan untuk takut. Sedikitpun.      

Pertama, dia tidak memiliki kesalahan apapun yang sekiranya fatal. Kedua, yang memenjarakan dia adalah seorang pangeran dari sebuah kerajaan yang sedang beraliansi dengan kerajaan kakeknya. Ketiga, Pangeran Abvru bukanlah musuh yang sedang dia perangi saat ini.     

Jikalau Pangeran Abvru merupakan orang di pihak musuh, barulah Vargana akan takut secara serius dan sudah sedari tadi dia akan menghubungi orang tua atau siapapun juga menggunakan anting komunikasi dia. Namun, karena yang memerangkap dia adalah pihak sekutu, dan dalam konteks sedang bermain-main, maka Vargana bisa santai.      

Ketika Vargana melihat Pangeran Abvru sudah muncul di depannya meski terhalang oleh kristal, gadis itu malah menjulurkan lidahnya dengan wajah mengejek Pangeran Abvru lalu tertawa.      

Betapa kesalnya Pangeran Abvru yang menyaksikan bukan saja Vargana tidak ketakutan, tapi malah mengejek dia pula!     

Kesal luar biasa karena tingkah Vargana yang dia nilai kurang ajar, maka Pangeran Abvru pun lekas masuk ke dalam kristal dia sendiri menemui Vargana. Warna kristal juga diburamkan sehingga kini berwarna putih pekat dari luar, karena Pangeran Abvru tidak ingin mencelakai gadis itu, makanya dia memakai kristal putih, bukannya hitam yang biasa dia gunakan untuk musuh.     

"Ehh, si kakek uban baik banget jenguk aku di sini!" Gadis itu malah terkikik ketika Pangeran Abvru masuk ke kristal. "Uuuhh ... aku jadi blushing nih kakek uban perhatian banget ama aku!" Dia semakin terang-terangan menunjukkan gurauannya.      

Karena kristal yang mengurung Vargana cukup besar, maka ketika tangan Pangeran Abvru menjulur hendak mencekal batang leher dia, gadis succubus itu pun lekas berkelit lalu julurkan lidahnya, benar-benar tidak ada takut sama sekali meski sebenarnya mereka terkungkung kristal seukuran 2 x 3 meter.      

Vargana dengan gesit terus menghindar saban tangan emosional Pangeran Abvru mengejar dia. Dia terus tertawa-tawa karena berhasil berkelit.      

Karena dirasa Vargana semakin tidak menghormati dia, maka Pangeran Abvru mempersempit kristal menjadi setengah dari awalnya, membuat Vargana bisa lebih dekat dan muda dijangkau tangan Pangeran Abvru.     

Tapi, karena Vargana yakin Pangeran Abvru tidak akan membunuhnya, dia masih bisa tertawa riang tanpa takut. "Kakek uban, he he he ... apa kau akan memijat leherku?" Ia masih bisa menggoda Pangeran Abvru yang sedang mencengkeram batang lehernya.      

Alis tebal Pangeran Abvru berkerut dalam, bagaimana caranya agar gadis ini bisa ketakutan atau setidaknya bersikap respek padanya sebagai yang lebih tua. "Apakah kau akan lebih takut dan hormat padaku jika aku remukkan batang lehermu, gadis gila?"     

Mulut Vargana masih saja mengumbar tawa disertai senyuman lebar dan dia berkata, "Kakek uban, kalau kau ingin ditakuti dan dihormati, harusnya bukan dengan cara membunuh, karena kalau aku mati, bagaimana aku bisa takut dan hormat padamu?"     

Pangeran Abvru menatap tajam ke manik mata si gadis berambut coklat karamel itu dan pandangan mereka bertemu, namun Vargana masih terlihat santai. Sang pangeran pun sadar bahwa ucapan si gadis di hadapannya memang benar adanya. Percuma menggertak seseorang untuk takut dan hormat jika akhirnya orang itu mati begitu saja.      

Wajah Pangeran Abvru semakin mendekat ke Vargana dengan tatapan tajam dan seperti monster siap menerkam wajah mangsanya yang hanya berjarak beberapa sentimeter saja.      

Pandangan mereka tetap lekat beradu dan Vargana terlihat sedikit berubah, dia tidak lagi tertawa atau pun tersenyum seperti sebelumnya.      

"Rasa takut dan hormat itu diberikan, bukan diminta." Vargana berkata meski lehernya masih dicengkeram tangan kanan Pangeran Abvru yang mengetat.      

"Begitukah menurut gadis gila sepertimu?" geram Pangeran Abvru dan tiba-tiba saja dia menatap intens pada bibir Vargana. Bibir itu terlihat kenyal dan kemerahan ranum. "Sluurphh!" Tak disangka-sangka, lidah sang pangeran menjilat di sana.      

Wajah Vargana seketika menunjukkan keterkejutannya dan dia lekas mendorong sang pangeran di depannya. "Kau kakek uban gila!" semprotnya dengan wajah marah. Dia siap untuk menampar keras lelaki yang dengan seenaknya menjilatkan lidahnya ke bibir dia.      

Namun, kini malah timbul seringai pada Pangeran Abvru ketika dia mendapati perubahan sikap dari Vargana. Rasanya dia sudah mengetahui apa kira-kira yang akan menjadikan gadis itu kesal setengah mati.      

Tangan Vargana sudah mengayun hendak mendarat pada pipi Pangeran Abvru, namun sang pangeran bisa lekas berkelit ke samping lalu meringkus satu tangan Vargana ke belakang sambil menempelkan si gadis pada salah satu bidang kristal.      

Vargana menggunakan tangan lainnya untuk memukul ke belakang, namun tangan itu juga diringkus dan disatukan oleh tangan satunya, kemudian di pergelangan tangan yang menyatu paksa itu diberi kristal sehingga dia tidak lagi bisa bergerak.      

Dengan mudahnya, Pangeran Abvru membalikkan tubuh Vargana menghadap ke Pangeran Abvru yang kini menyeringai. Si pangeran sudah mengetahui kelemahan Vargana. Ia yakin gadis itu akan kesal setengah mati jika dicium.      

"Phuhh!" Vargana secara emosional melontarkan ludahnya ke Pangeran Abvru dan terkena wajah sang pangeran.      

Pangeran Abvru cukup menjilat ludah Vargana dengan cara memanjangkan lidahnya bagai lidah reptil. Dan dia menatap si gadis dengan tatapan mencemooh, seakan kini sudah berada di atas angin, menunggu kemenangannya. "Akan aku tutup dan sumpal mulut lancangmu itu, gadis gila."     

"Jangan ha-ummpghh!" Vargana tidak sempat melengkapi kalimatnya ketika mulut Pangeran Abvru tiba-tiba saja sudah membungkam mulut menggunakan sebuah ciuman paksa. "Umfhh! Umpghh! Haanghh! Kau sialan-urrmffhh!"      

Karena merasa dibuat kesal luar biasa dengan ciuman paksa ini, Vargana pun gerakkan kakinya untuk menendang Pangeran Abvru, tapi sayang sekali si pangeran bisa menahan tendangan yang hendak disarangkan di selangkangan dia.      

Satu tangan merengkuh pinggang Vargana, dan satunya lagi untuk menahan tengkuk Vargana. Pangeran Abvru terus memberikan hujaman bibirnya melumat bibir Vargana dan lidahnya dia julurkan panjang untuk membelit lidah si gadis.      

Terlalu marah dengan perbuatan Pangeran Abvru yang malah kurang ajar dan melecehkan bibir dia, Vargana berusaha berpaling, tapi lehernya malah dilumat pula oleh sang pangeran. "Arghh! Kau pangeran sialan! Pangeran rendahan! yang hanya bisa menindas gadis tak berdaya sepertiku! Kau pengecut! Rendahan! Umffhh! Arghh! Ummrrhh!"      

Pangeran Abvru lekas melepaskan cumbuan dia lagi ketika bibirnya sobek karena gigitan keras Vargana sehingga darah menetes ke lantai kristal. "Kau bilang apa, gadis gila?!"      

"Kau pengecut! Kau rendahan! Hanya bisa menyerang jika mengikatku begini, tolol!" seru Vargana emosi.      

Pyarr!     

Kristal di pergelangan tangan Vargana pecah oleh kekuatan empunya dan ini dimanfaatkan Vargana untuk menciptakan kekuatan angin dia. Rasanya dia sudah tidak ingin menahan diri lagi dengan pangeran kurang ajar satu ini.      

Karena terkejut Vargana langsung menciptakan angin badan, maka Pangeran Abvru pun meniadakan kristal akibat cemas jika malah membahayakan mereka berdua jika dalam kristal sempit itu ada badai angin ganas milik Vargana.      

Akibat kristal yang terpecah, Vargana terpental karena dorongan kristal itu dan dibarengi dengan dahsyatnya tenaga angin dia, sehingga dia malah terlempar ke belakang.      

JLEBB!     

Pandangan Vargana langsung saja tertuju ke bawah, dimana perutnya baru saja ditembus oleh kekuatan lain dari belakang. Perut itu kini berlubang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.