Devil's Fruit (21+)

Kecewa



Kecewa

1Fruit 992: Kecewa     

"Kau milikku, Shona."     

Kata-kata itu terus saja berputar di benak Shona. Kalimat bermuatan aura posesif dari Pangeran Zaghar itu belum menghilang dari pikiran Shona, terlebih ketika mereka masih di dalam alam pribadi milik Jovano, sama-sama sedang memakai baju masing-masing.      

Pangeran Zaghar terus melirik ke arah Shona yang membelakangi dia. Gadis itu malu berat telah melakukan hal luar biasa nekat berbau intimasi kepada sang pangeran. Apalagi ini adalah yang pertama kalinya bagi Shona, bagaimana dia tidak merasa kacau?      

Grepp!      

Pangeran Zaghar memeluk Shona dari belakang, tepat ketika gadis itu sedang mengencangkan ikat pinggang yang dia pakai sampai nyaris terlonjak akibat terkejut.      

"Pa-Pangeran-" Shona menoleh ke samping.     

"Ummchh!" kecup sang pangeran ketika pipi si gadis disodorkan secara tidak sengaja oleh Shona. "Terima kasih, yah!"     

Apa makna ucapan dari si pangeran tadi? Terima kasih? Hanya itu saja, yah? Lalu ... ucapan "Kau milikku, Shona." itu artinya apa? Apakah ini yang disebut hubungan tanpa status seperti yang sering terjadi pada teman-teman dia di sekolahnya?     

Atau ... jangan-jangan justru antara mereka tidak ada hubungan sama sekali dan hanya sebuah perbuatan biasa bagi si pangeran sehingga dengan entengnya Pangeran Zaghar berucap terima kasih, seolah Shona baru saja memberikan benda remeh pada si pangeran incubus.      

Begitukah?     

Shona pun bergerak melepaskan diri dari Pangeran Zaghar dan berkata, "Jo, keluarkan aku dari sini."     

Pangeran Zaghar terkejut melihat respon Shona, tapi dia tidak sempat berbuat apapun karena Shona sudah menghilang dari sana. "Hghh! Kenapa dengan gadis itu? Apa dia tidak suka padaku? Apa dia tidak menerima cintaku?" Ia berkacak pinggang dan akhirnya memijit keningnya sebelum berkata lagi, "Pangeran Muda Jo, tolong keluarkan aku dari sini."     

Tak memerlukan waktu lama, Pangeran Zaghar pun mulai menghilang dari alam pribadi Jovano.      

Di luar sana, masih ada pertempuran. Pangeran Zaghar segera berlari mencari Shona, tapi dia tidak menemukan gadis itu dimanapun.      

Tadi, saat Shona baru saja keluar dari alam pribadi Jovano, mukanya merah padam, apalagi ketika bertemu dengan Jovano. Dia tidak berani menatap wajah si putra sulung Andrea, karena paham pasti Jovano tau dengan pasti apa saja yang terjadi di dalam alam sana tadi antara dia dan Pangeran Zaghar, dan itu membuatnya sangat malu.      

Jovano yang berpapasan dengan Shona yang merah padam malu, hanya bisa terkekeh, tidak ingin menghakimi adik dari sahabatnya dan memilih diam saja tidak berkomentar apapun yang bisa membuat Shona makin malu.      

Dan saat dia bertemu dengan Pangeran Zaghar yang langsung menanyai dia untuk diberitahu apakah dia melihat Shona, Jovano pun berkata apa adanya, "Tadi kami berpapasan, Pangeran. Tapi setelah itu, entah dia kemana, hanya ke arah sana yang aku tau." Jovano menunjuk sebuah arah yang memang sempat dia ketahui sebagai destinasi yang dituju Shona.      

"Terima kasih, Pangeran Muda Jo." Pangeran Zaghar pun melesat ke arah yang ditunjuk oleh Jovano untuk mencari Shona.      

Sedangkan di tempat lain, Vargana masih terus saja memprovokasi Abvru di dekatnya. "Ha ha, Kakek! Sepertinya skor aku lebih banyak! Aku sudah membunuh seratus sembilan puluh delapan!"      

"Huh!" dengus Pangeran Abvru sambil dia menuntaskan pembasmian rombongan iblis terakhir di dekatnya menggunakan kristal dia. "Kau pikir angka kecil itu bisa menandingi aku? Apalah arti seratus sembilan puluh delapan dibandingkan dua ratus satu?"      

Vargana terdiam beberapa detik sebelum akhirnya dia memburaikan tawanya keras-keras sambil masih terus menarikan tarian badai angin dia memerangkap banyak iblis level menengah di dalamnya. "Mwa ha ha ha! Kakek! Apakah kau sedang berhalusinasi? Apakah kau tidak tau berapa perbedaan seratus sembilan puluh delapan dengan dua ratus satu?"      

"Tsk!" Pangeran Abvru mendecak kesal. "Apakah kau tidak bisa mengetahui yang namanya seratus itu berbeda dengan dua ratus!"     

"Astaga naga dragon! Ups! Nanti malah dikira manggil Paman Heilong, hi hi hi!" Vargana terkikik geli. Pangeran satu di dekatnya itu sungguh orang yang tidak terima jika kalah, terutama dikalahkan oleh perempuan.      

SPLASH!     

Badai angin dari Vargana sudah dijadikan debu tajam olehnya untuk mengiris tubuh para iblis yang berhasil diperangkap di dalamnya. "Nah, tambah delapan lagi, tuh! Jadi, skorku sudah DUA RATUS ENAM!" Dia menampilkan wajah mengejeknya disertai senyum miring menyebalkan di mata Pangeran Abvru.      

Segera saja dengan menggigit gerahamnya, Pangeran Abvru pun menangkap beberapa iblis yang langsung dia penjarakan dalam kristalnya dan lekas dia musnahkan tak berlama-lama lagi.      

Vargana terkekeh melihat panasnya sang pangeran berambut putih perak itu terkena komporan darinya. Baru saja dia hendak berkomentar lagi, ketika dia melihat Shona lewat terbang terburu-buru di depannya. "Sho?"      

"Jangan alihkan pembicaraan, gadis gila!" Pangeran Abvru langsung berdiri di depan Vargana ketika gadis itu hendak mengejar Shona karena dia merasa ada yang aneh dari raut Shona. Wajah Shona memerah hingga telinga dan itu jarang terjadi.      

Tapi, sayangnya hadangan dari Pengeran Abvru pun membuat Vargana jadi urung untuk mengejar Shona. Vargana menatap si pangeran dengan tatapan kesal. "Apa, sih? Kenapa kau ini sangat menyebalkan, Kakek? Tidak bisakah aku pergi ke temanku?" tanyanya sambil berkacak pinggang.      

Kening Pangeran Abvru semakin berkerut dalam. "Jangan main kabur seenaknya ketika kau kalah!"      

"Aku tidak hendak kabur, Kakek jelek!" Vargana mendelik meski tidak mengurangi kecantikannya. "Aku hendak mengejar temanku yang wajahnya tampak aneh!"      

"Jangan banyak alasan! Kau kalah, gadis gila! Kau harus akui itu dulu jika ingin pergi dari sini!" Wajah keras kepala Pangeran Abvru semakin diperlihatkan dengan dagu terangkat tinggi di depan Vargana.      

"Kau ini dasar Kakek-"     

"Hei! Apa kalian melihat Shona?" Tiba-tiba saja suara Pengeran Zaghar menginterupsi pertengkaran tak penting Vargana dan Pangeran Abvru.      

Vargana seketika mendapati perasaan tak enak mengenai pertanyaan dari si pangeran kakak Abvru. "Dia tadi baru saja lewat di depanku dan hendak aku kejar jika tidak dihalangi kakek uban satu ini!" Vargana cemberut sambil menunjuk ke Pangeran Abvru.      

"Seenaknya saja kau panggil aku kakek uban! Gadis gila!" Pangeran Abvru begitu jengkel hingga dia secara emosi malah mengurung Vargana ke dalam kristal miliknya. Setelah itu, kristal dilambungkan ke angkasa dengan Vargana di dalamnya.      

Pangeran Zaghar melotot tak percaya dengan kelakuan sang adik. "Abvru!" Ia menghardik si adik yang masih diliputi emosi.      

"Kak! Dia terus saja mengejek aku!" Pangeran Abvru tidak mau disalahkan sepenuhnya.      

"Tapi dia hanya seorang gadis cilik, Abvru!" Pangeran Zaghar berusaha menasehati adiknya.      

"Justru karena dia adalah gadis cilik, makanya harus dididik dengan baik agar tau sopan santun pada yang lebih senior darinya!" Pangeran Abvru tak mau kalah.      

"Abvru! Aku tak mau tau, kau harus lepaskan Putri Vargana sebelum terjadi salah paham antara kita dengan Kerajaan Orbth!" Pangeran Zaghar sangat khawatir jika kelakuan sembrono adiknya bisa membuyarkan hubungan diplomatik yang sudah mulai dicanangkan antara Isvax dan Orbth.      

Pangeran Abvru mendengus kesal dan dia pun melesat ke angkasa untuk menjangkau ke kristalnya. Namun, sebelum itu, dia berkata kepada sang kakak, "Aku akan berikan dia pelajaran dulu sebelum melepaskannya! Agar dia bisa lebih tau sopan-santun!"     

Astaga, Pangeran Abvru ... apakah ada didikan iblis mengenai sopan santun? Itu hanya egomu saja yang terluka, Pangeran!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.