Devil's Fruit (21+)

Pertempuran Penuh Suka Cita



Pertempuran Penuh Suka Cita

3Fruit 975: Pertempuran Penuh Suka Cita     

Andrea sudah tiba di bagian timur perbatasan Kerajaan Orbth. Di sana memang sudah ada pertempuran sengit. Ada sekitar puluhan ribu orang yang bertempur di sebuah padang rumput sangat luas. Ada yang bertempur di darat, ada pula yang bertempur di udara.      

Kedatangan Andrea yang sungguh megah dengan menaiki naga iblis raksasa sangat menarik perhatian para iblis di sana yang sedang berperang. Mereka semua lekas menghentikan pertempuran mereka untuk melihat siapa sebenarnya yang datang hingga turut serta pula seekor naga iblis dengan hawa kuatnya mendominasi angkasa.     

"Putri Andrea! Itu Putri Andrea!" teriak salah satu prajurit Iblis Kerajaan Orbth yang dulunya pernah berperang bersama sang Cambion di Kutub Selatan.      

"Ahh, iya benar! Itu Tuan Putri Andrea dan Tim Blanche!"     

"Hah? Putri Andrea? Siapa itu?" Salah satu musuh kerajaan Obrth ternyata tidak mengetahui siapa itu Andrea.      

"Oh tidak! Dia datang ke sini!" Musuh kerajaan Orbth lainnya berteriak dan ingin bergegas lari menyelamatkan diri.      

Namun, temannya yang tidak tau menahu siapa itu Andrea, lekas menahan dan memegangi si teman. "Siapa memangnya dia, hei!"      

"Brengsek, kau ini bedebah idiot! Lepaskan aku! Aku ingin lari!" Si teman membentak galak ke rekannya yang masih bertanya-tanya siapa itu Andrea.     

Ketika rombongan Andrea tiba, segera saja Andrea memunculkan api ungu emas dia mengelilingi padang rumput itu seperti yang tadi dilakukan putra sulungnya, untuk memagari mereka semua.      

"Oh, tidak! Kita sudah terlambat!" seru iblis tadi. "Ini semua salahmu! Gara-gara kau, bangsat!" Ia sampai tega mencakar-cakar wajah rekannya karena merasa sebentar lagi hidupnya selesai.      

"Ha ha ha! Jangan harap kalian bisa kabur dariku!" seru Andrea lantang dari atas tubuh naga Heilong. "Ayo dong, kita hepi-hepi, yok!"      

"Putri! Kau datang!" sambut prajurit kerajaan Orbth dengan wajah ceria.      

"Tentu saja! Mana mungkin aku tidak hadir kalau ada keramaian begini, hm?" Andrea mulai melesat turun dan diikuti semua Tim Blanche yang ikut bersamanya. Raja Naga Iblis Heilong juga mulai menyusutkan dirinya dan berubah ke wujud humanoid, seorang lelaki paruh baya yang sangat gagah dengan rambut lurus hitam dan panjang sepunggung.      

"Tuan Putri!" sapa salah satu Panglima dengan rasa hormat ke Andrea. "Pangeran!" Dia juga menyapa Dante. "Saya Panglima Orvaz."     

Andrea dan Dante mengangguk singkat sebagai balasan ke Panglima Orvaz.      

Setelah itu, Andrea dan yang lainnya mulai bersenang-senang membantai para iblis musuh kerajaan Orbth. Dengan kekuatan anggota Tim Blanche yang dibawa Andrea, peperangan jadi lebih cepat selesai.      

Tidak lama setelah menumpas semua musuh di daerah itu dan memadamkan api ungu emas dia, Andrea mulai membagi-bagikan buah energi roh dan inti kristal pada para prajurit yang masih selamat.      

"Terima kasih, Tuan Putri." Panglima Orvaz mengucapkan rasa terima kasih dia. "Tuan Putri begitu hebat dan kuat bersama tim Tuan Putri, dan juga sangat murah hati pada kami, sang bawahan rendahan ini." Panglima itu mengepalkan tangannya dan ditepukkan ke dada sebagai tanda penghormatan ala kerajaan Orbth.      

"Ohh, bukan masalah besar, kok! Kebetulan aku dengar di sini lagi ada perang antar kerajaan, makanya aku pengin nyoba kayak gimana rasanya perang beginian." Andrea menaikkan dagunya penuh percaya diri. Sebagai putri dan pewaris kerajaan Orbth berikutnya, dia harus menunjukkan wibawa dia di depan para bawahan ayahnya.      

Sementara itu, Dante menyuruh serdadu iblis yang masih bugar untuk membawa serdadu rekan mereka yang terluka dan diminta berkumpul di satu lingkaran. "Sayank, mereka sudah terkumpul semua."     

Andrea pun menoleh ke suaminya dan kemudian beralih menatap ke lingkaran yang dibuat oleh kumpulan para serdadu Orbth yang terluka dari yang sedang sampai parah. Kemudian, sang Cambion berjalan ke lingkaran itu dan mengeluarkan pil-pil alkemisnya.      

"Lukamu kagak begitu parah, makan aja yang pil warna hijau." Andrea memberikan pil berwarna hijau lumut ke seorang prajurit setelah dia menilai taraf luka prajurit itu.      

"Terima kasih, Putri!" Prajurit itu penuh sukacita menerima pil dari Andrea. Dia percaya pil itu pasti memiliki khasiat tinggi karena dibuat oleh Andrea. Dia pernah bersama si Cambion ke Kutub Selatan sebelumnya.      

"Dan kau, kau luka cukup berat, cukup parah, nah yang ini aja makannya," ujar Andrea sambil serahkan pil berwarna merah ke prajurit lainnya yang memang mengalami luka serius di dadanya. "Coba deh, semoga aja itu bisa cepat sembuhin lukamu."     

"Terima kasih, Tuan Putri! Terima kasih!" Prajurit itu segera menelan pil alkemia warna merah tersebut.      

Panglima Orvaz melihat adegan itu dengan wajah ternganga. Ternyata rumor yang menyebutkan bahwa tuan putri mahkota mereka adalah seorang alkemis itu bukan sekedar isapan jempol belaka. Apalagi ditambah dengan semakin membaiknya para prajurit yang diberi pil oleh Andrea. Memang mereka tidak seketika sembuh, tapi setidaknya luka mereka berangsur-angsur mulai menutup.      

"Apakah ada peperangan lagi di dekat sini?" tanya Andrea.      

Panglima Orvaz pun lekas menghubungi Panglima lainnya untuk bertanya keadaan mereka di spot peperangan lainnya. "Melapor pada Tuan Putri Andrea, bahwa masih ada peperangan di bagian Tenggara."     

"Ohh, aku mo ke sana kalo gitu. Ayo, guys!" Andrea mulai mengkomando yang lainnya. "Bagi kalian yang masih bugar, ikut aku membantu rekan prajurit kalian di tenggara. Bagi yang luka, cepat balik ke istana!"      

"Baik, Tuan Putri!" serempak mereka semua. Dan prajurit yang terluka pun melakukan teleportasi kembali ke lingkungan istana untuk beristirahat. Sedangkan yang bugar ikut Andrea ke tenggara.      

Raja Naga Iblis Heilong kembali mewujudkan sosok sejatinya menjadi naga besar menutupi langit Underworld di daerah itu. Andrea dan Tim Blanche segera naik di punggung Raja Heilong. Sedangkan Panglima Orvaz dan prajurit lainnya melesat mengikuti di sebelah Raja Naga Heilong.     

"Panglima Orvaz, ada berapa titik peperangan lagi di dekat ini?" seru Andrea sambil dia duduk santai di punggung besar Raja Naga Iblis Heilong.      

"Melapor pada Tuan Putri Andrea, masih ada 2 titik lagi tersisa yang masih berperang selain tenggara, tapi ini saya mendapat laporan dari Panglima lainnya bahwa rombongan Panglima Kenz dan Pangeran Muda Jovano sudah bergerak ke salah satu titik." Panglima Orvaz melaporkan.     

"Tepatnya di bagian mana mereka?" tanya Dante.     

"Melapor pada Pangeran, rombongan Panglima Kenz bergerak ke arah timur laut," sahut Panglima Orvaz.      

"Ohh, bagus deh!" seru Andrea senang. "Bakalan bisa buruan ketemu ma rombongan mereka." Lalu dia pun mengaktifkan anting komunikasi dia dan berbicara dengan Jovano menggunakan anting tersebut.      

Sesampainya di daerah tenggara, rombongan Andrea segera merangksek masuk ke area peperangan dan menimbulkan kehebohan karena datang menggunakan naga iblis raksasa yang auranya sangat mengintimidasi iblis manapun di sana.      

"BANTAAAIIII!!!" teriak Andrea dengan seruan menggelegar penuh semangat.      

"BANTAI!!!" Prajurit yang menyertainya pun ikut berteriak kencang sambil meluncur menyerbu musuh-musuh mereka. Para prajurit itu selain mereka tidak terluka dari peperangan sebelumnya, mereka juga sudah menerima buah energi roh dan inti kristal, tentu saja tenaga mereka bagai baru kembali.      

Para serdadu Orbth yang sudah berhari-hari bertempur di tenggara, mereka sungguh kegirangan ketika melihat siapa yang datang mendekat. Bala bantuan!      

"Panglima Tejaz, kau tak apa-apa?" tanya Panglima Orvaz ketika dia mendekat ke rekan panglima dia.      

"Panglima Tejaz terluka untuk melindungi kami, Panglima Orvaz!" Salah satu prajurit Orbth memberitau.      

Andrea lekas saja hampiri Panglima Tejaz dan memasukkan sebuah pil warna emas ke mulut si panglima yang terluka. "Paman Heilong, biarkan dia istirahat di punggungmu!"      

"Baik, Tuan Putri." Raja Naga Iblis Heilong segera berubah menjadi wujud raksasa lagi dan membiarkan Dante dan Panglima Orvaz membawa Panglima Tejaz ke punggung si naga untuk dibiarkan istirahat memulihkan diri dari luka parahnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.