Devil's Fruit (21+)

Dibuat Kesal Maksimal



Dibuat Kesal Maksimal

3Fruit 1039: Dibuat Kesal Maksimal     

Selesai dari kamar mandi untuk berganti celana dalam baru, Vargana menghela napas lega. Tapi dia geram. Tidak menyangka dirinya malah terjebak dan dipaksa di alam mimpi sosok yang ingin dia jahili. "Grrhh ... awas saja nanti kau!" Dia menggeram lirih sambil keluar dari kamar mandi, kembali ke kelas.      

Yang dia heran, meski dia bersetubuh dengan Pangeran Abvru selama satu jam lebih di alam mimpi, nyatanya dia seperti baru beberapa menit saja di dunia nyata. Ini sungguh menyebalkan karena artinya dia sama saja tidak bisa menghindar lama-lama dari pelajaran membosankan.      

Vargana tidak tahu, bahwa aliran waktu akan berubah lebih setara dengan alam nyata seiring dia lebih bisa mengendalikan diri ketika di alam mimpi milik orang lain. Dia hanya butuh jam terbang tinggi untuk mencapai itu.     

Saat ini, dia masih sangat hijau dan belum tahu apapun mengenai sistem dan tata cara di alam mimpi. Tapi dia bingung, harus bertanya perihal itu pada siapa? Kuro? Memangnya si lugu itu sudah pernah 'begituan' di alam mimpi? Rasanya tidak. Ohh, Shona! Yah, siapa tau Shona lebih paham hal-hal mengenai cara succubus mengendalikan alam mimpi pihak lain.      

Setelah menahan diri dari rasa bosan di sekolah, Vargana akhirnya bisa berwajah riang ketika bel pulang terdengar. Ia dengan penuh semangat keluar kelas bersama dengan teman-temannya yang lain.      

Namun, alangkah kesalnya dia ketika mendapati di pintu gerbang depan sana ada sosok yang ingin dia pukul keras-keras. "Kau!"     

"Iya, ini aku, sayank ... seperti biasa, pangeranmu ini datang menjemputmu, my dear princess ..." Pangeran Abvru menyeringai. Ia membukakan mobil mahalnya agar Vargana masuk.      

Tapi, gadis succubus itu malah mendongak sambil melengos, menolak masuk ke mobil tadi. "Aku lebih baik pulang jalan kaki ketimbang naik mobilmu! Huh! Mobilmu jelek!"      

"Hm, baiklah kalau maumu begitu ..." Lalu, Pangeran Abvru pun secara acak menyapa gadis terdekat yang lewat di sebelahnya dan berkata, "Halo cantik, apakah kau mau kuantar dengan mobil jelekku ini?"     

Jangan remehkan daya pikat seorang iblis incubus. Gadis yang ditawari tadi langsung saja merona dan mengangguk bagai anak ayam mematuki bijian di tanah. Vargana melongo dengan mata hampir meloncat keluar.      

Adegan berikutnya, Pangeran Abvru sudah memasukkan 3 orang gadis random ke mobilnya dan kemudian, dia pun masuk ke ruang kemudi, berkata santai pada Vargana, "Aku jalan duluan, yah sayank. Kau tidak apa-apa jalan kaki ke rumahmu, kan? Kuharap kau tidak kelelahan setelah ini. Bye ..." Lalu mobil itu pun bergerak membawa 3 gadis yang cekikikan heboh di kursi mereka masing-masing. Tentunya mereka tidak menyangka akan diberikan kesempatan menaiki mobil mahal limited edition, apalagi yang menawari adalah pria tampan rupawan bagaikan seorang pangeran kerajaan.      

Yah, dia memang pangeran kerajaan, namun bukan kerajaan manusia, sih!      

Jika tidak ingat ini masih di ruang publik dan ada banyak orang di situ, ingin sekali Vargana melemparkan badai tornado ke mobil Pangeran Abvru. Kesal! Dia sangat kesal! Bahkan dia sampai menendang kerikil di dekat kakinya saking kesalnya. Kerikil itu langsung saja terbang menembus awan. Untung tidak ada yang menyadari itu atau mereka akan heran luar biasa.      

Akhirnya, Vargana sambil bersungut-sungut, dia memanggil taksi yang ada dan pulang dengan itu. Sesampainya di rumah, dia terus saja uring-uringan. Membayangkan tadi dia dikerjai Pangeran Abvru di alam mimpi sampai seperti pecundang, lalu malah ditinggal begitu saja saat pulang sekolah, bahkan dia tak kenal siapa saja gadis-gadis yang masuk ke mobil tunangannya!     

Dia merasa seperti dikhianati di depan mata apa adanya! Berani sekali pangeran incubus itu memperlakukan dia begini! Hrrghh! Awas saja nanti! Hatinya terus mengutuk sang tunangan. Pikirannya menjadi liar membayangkan apa yang dilakukan si calon suami dengan 3 gadis yang dibawa tadi.      

Jangan-jangan ... 3 gadis itu di ... ARRGHH! Tidak mau membayangkan!     

Kesal luar biasa, Vargana mengacak-acak rambut coklat panjang dia hingga kusut. Tapi, dia sendiri tadi yang menolak masuk ke mobil sang tunangan, ya kan? Lalu kenapa kalau akhirnya ada gadis lain yang menggantikan dia? Ughh! Tapi ... tapi Vargana kan berharap Pangeran Abvru memaksa atau membujuk keras agar dia mau diantar pulang. Kenapa si pangeran malah langsung saja menyerah ketika dia menolak untuk pertama kali? Mana usaha sang calon suami?!      

Vargana luar biasa kesal karena itu! Tunangan macam apa begitu! Dia terus merutuk.      

"Heh? Kak Va?" Adiknya, Voindra, muncul dari kamar ketika dia mendengar omelan tak jelas dari kakaknya ketika datang dari luar. Suara Vargana menggema di ruang tengah hingga terdengar si adik. "Kakak kenapa?"     

Vargana tidak mengira adiknya sudah berada di rumah. "U-ughh ... nggak kenapa-kenapa, Dek. Kamu kenapa pulang cepat? Nggak ada kegiatan klub?" Ia berusaha menormalkan wajahnya.      

"Hari ini tidak ada karena gurunya sakit, Kak." Voindra pun turun dari lantai atas ke ruang tengah, menghampiri kakaknya. "Tadi Kakak ngedumel apa, sih? Kayaknya ada bau-bau calon kakak ipar, deh! Hi hi hi ... jangan bilang kalian lagi bertengkar, yah ..." godanya.      

Sang kakak pun merah padam, ternyata ocehan kesal dia pada Pangeran Abvru didengar si adik. "I-itu! Enggak, kok! Unghh ... kan Kakak biasa ngomel soal dia!" Dan Vargana tidak mau lebih lama lagi bersikap canggung di depan si adik, maka dia pun lari ke lantai atas ke kamarnya.      

Voindra melihat tingkah gugup sang kakak dan tertawa cekikikan.      

-0-0-0-0-     

"Va, sepertinya kau kusut sekali mukamu dari tadi ..." Shona bertanya ke Vargana ketika mereka sedang hangout bersama dan duduk di salah satu bangku di Tropiza Teen.      

"Ehh? Kentara banget, yah?" Vargana jadi terkejut dan menepuk pipinya sendiri, merasa malu.     

Shona mengangguk dan melepaskan tangkupan tangan sahabatnya di pipi tadi. "Ayo, cerita, ada apa? Sepertinya pasti ada hubungannya dengan Pangeran Abvru, benar?"     

"Urrfhh! Dia itu tidak penting, untuk apa aku pikirkan sampai aku begini?" Vargana melipat dua tangan di depan dada sembari bersikap kesal dengan wajah tertekuk.      

"Jangan khawatir, Pangeran Abvru tidak melakukan apapun ke 3 gadis yang dia bawa siang tadi, kok!" Shona tersenyum.      

Vargana nyaris saja tersedak ludahnya sendiri mendengar ucapan sang sahabat. "Uhuk! Sho, please! Kok kamu ..."     

"Hi hi ... tadi Zaghar yang beritahu aku, dan dia mendapatkan cerita dari adiknya, tunanganmu." Shona yang bersikap lebih kalem terus berikan senyum lembutnya ke Vargana yang merah padam karena malu. "Pangeran Abvru hanya ingin menggodamu saja, agar kau cemburu."     

"Ta-tapi aku tidak cemburu, kok!" Pipi Vargana digembungkan empunya dengan sikap kesal.      

"Sudah sekesal itu masih tidak mau mengaku, hm?" Gemas, Shona julurkan tangan untuk mencubit lembut pipi Vargana.      

"Yah, habisnya ... dia ... ugh! Aku harap dia mati tersedak sekarang! Huh!"      

"Hi hi ... Va, jangan bicara yang tidak-tidak, nanti kau bisa nangis bombai kalau itu terjadi, loh!"     

"Arrghh ... Sho ... jangan malah terus menggoda aku gitu, dong ..." Vargana pun rebahkan tubuh atasnya di meja dengan dua tangan dia julurkan ke depan, sungguh bersikap bagai orang putus asa.      

"Sebenarnya apa yang terjadi? Pasti ada yang menarik, nih." Shona berikan kerlingan jenaka.     

"Huft! Tidak ada apapun!" Vargana tidak mau mengaku.     

"Yakin? Tidak ingin cerita? Atau aku harus tanya sendiri ke Pangeran Abvru, yah?" ancam Shona secara halus.     

"Jangan!" Vargana pun panik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.