Devil's Fruit (21+)

Hadiah Untukmu



Hadiah Untukmu

1Fruit 1038: Hadiah Untukmu     

Sengalan napas Vargana kian berpacu dengan suara teriakannya yang sudah tak bisa dikendalikan lagi. Hingga akhirnya dia menyerah kalah memberikan 'jus cinta' dia pada sang tunangan.      

Pangeran Abvru sangat puas melihat hasil pekerjaannya. Dia menjauh sebentar dari Vargana untuk menatap indahnya tubuh tak berdaya Vargana usai diperkenalkan dengan yang namanya orgasme.      

Ketika Vargana mendesah dia bagai hampir mati karena terjangan orgasme yang dia terima, sang tunangan malah tertawa dan berkata, "Ha ha ha ... jangan buru-buru mati dulu, sayank ... kau belum mendapatkan apa yang seharusnya kau dapatkan ..."     

Pangeran Abvru mempersiapkan diri dan juga batang arogannya. Bentuknya sudah menjulang tinggi dan kokoh sempurna, mengakibatkan mata Vargana melotot takut.      

Gadis itu menggeleng berulang kali, menyadari bahaya sebenarnya akan tiba.      

Dan Vargana tidak memiliki kemampuan untuk menolak ataupun menghindari apa yang akan terjadi ketika dia hanya bisa menggigit gerahamnya saat batang besar itu mulai memasuki celah sempit dia untuk pertama kalinya. "E-eerrrghhh ... Ab-rrghhh ... sakit! Sakiittt!" Ia sudah mengantisipasi rasa ini tapi tetap saja masih terasa bagai tubuhnya sedang dibelah jadi dua.      

"Jangan mengecewakan aku, sayank, kau pasti kuat, aku percaya itu. Hal begini pasti bukan apa-apa bagi kau yang merupakan putri sang jenderal, ya kan? Kau kuat, sayank ... kau mampu menahannya ..." desah berat Pangeran Abvru terdengar sembari dia berjuang memasukkan miliknya dalam-dalam ke celah istimewa kekasihnya, tunangannya, dan juga calon permaisuri dia.      

Mata Vargana terpejam erat seraya bibir digigit empunya ketika dia berusaha bertahan dari segala rasa sakit. Memang tidak mungkin ada yang namanya robeknya sebuah selaput spesial seperti milik manusia, ataupun sebuah darah pembuktian.      

Yang bisa disinyalir bahwa iblis betina masih perawan adalah rasa yang diberikan ketika batang pusaka iblis jantan dilesakkan masuk ke celah itu. Sang iblis jantan, apalagi yang telah berpengalaman, tentu bisa mengetahui ada sesuatu yang seakan sedang dibuka paksa di dalam sana dan ada perasaan batangnya dicengkeram erat otot di situ.      

"Orrghh ... Va ... kau ... mmrrghh ... kau memang permaisuri yang pantas untukku. Ini ... hrrghh ... ini sangat nikmat melebihi apapun ..." Pangeran Abvru terus mendorongkan miliknya disela-sela rasa sangat sempit bagai miliknya sedang dicekik kuat-kuat dan dia terus mendorong maju sampai ada rasa dia sedang membelah sesuatu dengan batangnya. "Kau perawan ternikmat, sayank."     

Vargana melotot seketika saat mendengar ucapan calon suaminya. "K-kau! Dasar iblis tua mesum brengsek! Kau ... kau ... sudah berapa perawan kau-mmrrghhh! Arrghh ... lepaskan aku, brengsek! Aku tak mau jadi korban kesekian kamu! Enak saja! Aku menolak! Aku me-mmgghh ... haanghh ... stop ... berhenti .... haaghhh ... aaghh ..."      

Gadis succubus itu sudah tidak bisa lagi berbicara secara benar karena dirinya sudah mulai dihentak meski perlahan dan ada sebuah sensasi aneh dia rasakan saat ini. Meski masih terasa sakit, namun terselip juga kenikmatan yang kian lama kian jelas. Apalagi ketika pinggul Pangeran Abvru semakin dipercepat lajunya.      

"Anghh ... hanghhh ... Vruuuhh ... haanghhh ... berhentiihh ..." Vargana kembali pejamkan mata dan tidak ingin menatap pria di atasnya. "Haanghh ... Vruuhh ... enakhhh ... berhentiihh ... jangaannhh ... hngaahh ..." Dia mulai kacau sendiri.      

Sementara itu, dorongan bertubi-tubi dari Pangeran Abvru semakin kentara dan tegas meski belum dipercepat lagi, tapi itu begitu mengakibatkan keduanya mengalami terjangan kenikmatan tak terkira.      

Dua tangan Pangeran Abvru meremas bukit kembar di dada Vargana sebelum akhirnya dia merunduk di sana untuk memenjarakan pucuk bukit itu di dalam mulutnya dan Vargana terpaksa menerima terjangan kenikmatan lainnya ketika pucuk itu dihisap secara pelan dan kuat bergantian.     

Gadis itu bahkan melengkungkan punggungnya secara ajaib. Ya, dia kini bisa menggerakkan satu bagian tubuhnya yang tadi mustahil untuk dia kuasai pergerakannya. Apakah ini karena dia telah menyelaraskan diri dengan Pangeran Abvru?      

Sedangkan Pangeran Abvru, dia memeluk punggung Vargana sembari terus berikan lumatan pada pucuk dada sang putri jenderal Kerajaan Orbth.      

Perlahan-lahan, tangan Vargana mulai bisa digerakkan sendiri oleh si empunya, seolah tangan itu telah kembali pada sang pemilik. Tapi, meski bisa dikuasai lagi kendali kedua tangannya, tetap saja masih lemah. Padahal Vargana ingin sekali menampol wajah calon suaminya andai dia sudah bisa mengeluarkan tenaga.      

Alih-alih ingin memukul wajah sang tunangan, tangan Vargana malah bergerak meremas rambut perak sang pangeran incubus. Rencananya sih hendak menjambak rambut calon suaminya, namun yang terjadi justru seolah dia begitu gemas dan sedang melampiaskan hasratnya pada remasan tersebut.      

Vargana memaki dan mengumpat namun tubuhnya berkata sebaliknya. Tubuhnya justru kian responsif akan sentuhan Pangeran Abvru. Bahkan ketika sang pangeran memeluk erat dirinya sambil mempercepat ritme hentakan, Vargana malah membalas pelukan itu diiringi desah serta erangan tak berjeda sembari napasnya mulai pendek-pendek akibat sentakan-sentakan dari sang tunangan.      

Selama hampir satu jam, Pangeran Abvru sungguh-sungguh bermain puas pada tubuh calon istrinya. Segala macam gaya dilakukan sampai Vargana kesulitan mengatur napasnya. Berkali-kali gadis succubus itu memohon berhenti, tapi tunangannya belum ingin menyudahi dan berkata, "Aku yakin kau masih kuat, sayank." Begitu saja yang dilontarkan mulut Pangeran Abvru setiap Vargana menginginkan ini disudahi.      

Sepanjang permainan intim mereka, Vargana tetap tidak bertenaga meski dia sudah mendapatkan kendali penuh atas semua tubuhnya, tapi tetap saja dia ingin memberontak menolak seperti apapun, dengan mudahnya Pangeran Abvru menguasai dia sepenuhnya. Penolakan dari Vargana bagaikan lelucon saja di hadapan incubus yang mendadak mesum ini.      

Setelah akhirnya Pangeran Abvru menyerahkan cairan khusus dia, maka Vargana bagaikan mendapatkan sesuatu tenaga baru. Gadis itu langsung saja bergerak cepat menjauh dari sang tunangan yang menyeringai padanya.      

"Itu adalah hadiah dariku untukmu, sayank, karena kau begitu patuh dan menyenangkan." Pangeran Abvru terkekeh sembari duduk santai tanpa merasa khawatir Vargana akan memukul dia. Ini adalah dunia miliknya, alam mimpi dia, maka dia yang lebih memiliki kuasa atasnya. Dan ketika dia menyemburkan miliknya ke liang Vargana, itu membuat sang gadis memiliki tenaga kembali.     

Yah, memang cairan milik incubus adalah bahan energi bagi succubus yang menerimanya, kan? Kecuali itu dialirkan secara khusus ke rahim untuk membuahi di sana. Dalam alam mimpi, cairan yang diterima tidak akan bisa membuahi karena bukan di alam nyata. Hanya bisa menjadi energi saja.     

"K-kau kakek sialan! Bajingan mesum!" Vargana melipat kedua tangan di depan dada agar menutupi aset berharga dia di sana dari pandangan cabul milik calon suaminya. Wajahnya cemberut sepenuhnya.      

"Khu hu hu ..." Pangeran Abvru makin terkekeh santai dan berujar, "Kau lebih baik lekas kembali ke dirimu, sayank, atau jika aku berubah pikiran melihatmu telanjang seperti itu, mungkin aku jadi ingin menyekapmu di alamku ini, dan ..."     

Vargana segera saja melarikan diri dari alam mimpi sialan itu, kembali ke tubuh fisiknya sendiri. Begitu dia terbangun, dia lega karena dia masih memakai pakaian, seragam sekolahnya masih melekat sempurna tidak ada satu kancing yang terbuka satupun, menandakan apa yang terjadi di alam mimpi tidak berefek di alam nyata.      

Tapi ... tapi ... ada yang sangat basah di bawah sana. "Shit!" Vargana tanpa memerdulikan guru yang masih menerangkan pelajaran di depan kelas, dia segera saja keluar dari kelas. "Kamar mandi!" serunya saat sang guru menatap tajam ke arahnya yang hampir mencapai pintu kelas.      

Sang guru pun memaklumi, mungkin Vargana sudah tidak tahan lagi, apalagi dia melihat wajah gadis itu sangat merah padam.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.