Devil's Fruit (21+)

Keisengan Berbuah Bencana



Keisengan Berbuah Bencana

0Fruit 1036: Keisengan Berbuah Bencana     

Vargana sedang bosan di kelasnya dan dia mendadak memiliki rencana jahil ingin mengetahui di mana keberadaan sang calon suami, dan apa yang dilakukan lelaki incubus itu di luaran sana jika sedang tidak bersama Vargana?     

Karena itu, Vargana ingin menjajal kemampuan succubus dia. Ia pun memejamkan matanya seperti tertidur dan menjelajahi ruang dan waktu untuk menemukan keberadaan Pangeran Abvru. Karena dia memiliki sisa aroma sang pangeran pada rambutnya ketika rambut itu semalam dibelai sang tunangan sebelum dia masuk ke kamar, maka itu menjadi radar untuknya.      

Mencari dan terus mencari hingga akhirnya dia mendapatkan sang pangeran incubus. Ternyata Pangeran Abvru sedang tidur-tidur ayam saat ini. Mungkin dia sedang menunggu jam selesai sekolah Vargana agar bisa menjemput gadis itu.      

Di penthouse mewahnya, Pangeran Abvru memang tengah tertidur dan sudah menyiapkan semacam alarm jika waktu selesai sekolah Vargana datang. Ia tidak ingin terlewatkan akan itu. Tadi pagi dia sudah berburu banyak makhluk asap hitam dan siang ini ingin istirahat bersantai sebentar memejamkan mata.      

Dan tidak dinyana, Vargana datang, memasuki alam mimpi sang pangeran.      

"Hi hi!" Vargana secara jahil menepuk kepala Pangeran Abvru.     

Pangeran Abvru segera menoleh dan mendapati ada Vargana. Dia heran, bagaimana bisa gadis itu muncul di alam mimpinya. Ohh, astaga, sepertinya gadis nakal itu sedang iseng di tengah jam sekolahnya. "Kenapa kau datang, hm? Apa kau sedang merindukanku?" Ia menarik pinggang Vargana untuk didekap dalam pelukan.      

"Urfh! Siapa yang rindu? Enak saja! Bweekk!" Vargana menjulurkan lidahnya. "Hei! Tak boleh sembarangan pegang-pegang aku!" Dia menampar tangan Pangeran Abvru yang membelit pinggangnya.      

"Tidak mau!" tolak sang pangeran, tegas. "Kau sudah melangkah ke alam mimpiku, maka dari itu, jangan harap kau bisa bertindak semaumu di sini."     

"Huff! Memangnya apa hakmu mengatakan itu?" Vargana meloloskan diri dari pelukan itu dan berlari kecil menjauhi Pangeran Abvru sambil dia terus mengejek calon suaminya dengan gaya nakalnya. "Sudah, ahh! Kau juga sama membosankannya seperti guruku di kelas. Aku pergi saja!"     

Vargana pun segera menggunakan daya succubus dia untuk keluar dari alam mimpi Pangeran Abvru. Tapi anehnya, si pangeran di depan dia tidak mengejar dan malah menyeringai menimbulkan kecurigaan seketika pada Vargana.      

Yang lebih membuat heran sang putri sulung dari jenderal terhebat kerajaan Orbth ini, dia tidak bisa keluar dari alam mimpi Pangeran Abvru! Meski mencoba berapa kalipun, dia tidak berhasil keluar dari situ. Panik! Jelas dia patut panik saat ini.      

"Fu fu fu ..." Pangeran Abvru terkekeh ganti berikan wajah meledek ke Vargana. "Sudah selesai? Apakah sudah selesai usahamu itu, nona kecil?" ejeknya sambil melangkah mendekat ke Vargana.      

"H-hei, kakek mesum! Apa yang telah kau lakukan? Kenapa aku tak bisa keluar dari sini? Keluarkan aku! Keluarkan aku! Sebelum aku berteriak dan memanggil mama atau papaku memakai anting komunikasi, loh!" Vargana melangkah mundur agar tidak terjangkau Pangeran Abvru sambil tangannya meraih anting merah di telinga dia.      

"Silahkan, silahkan saja panggil papa atau mamamu atau siapapun yang kau ingin, bahkan Baginda Lucifer pun kalau memang kau ingin." Pangeran Abvru terus melangkah maju mendekati gadis muda tersebut.      

"Tunggu! Kenapa antingku juga tidak berfungsi, sih?" Vargana sangat heran akan keanehan ini. Ia menatap ke Pangeran Abvru, mengharap sebuah jawaban yang bisa membuat dia tercerahkan akan apa yang terjadi saat ini. Padahal yang dia ketahui mengenai teknik succubus memasuki mimpi pria hanyalah tinggal masuk dan keluar menggunakan konsentrasi pikiran saja, kan?     

Ini dia sudah berkali-kali fokus dengan pikirannya untuk melangkah keluar dari alam mimpi ini, tapi Vargana tidak juga berhasil.      

"Kenapa? Bingung?" Seringai ejekan dari Pangeran Abvru sungguh terlihat menyebalkan di mata Vargana. "Butuh jawaban?" Ia bagai tahu mengenai kebingungan di benak sang tunangan.      

"Huh! Tidak! Siapa yang butuh jawaban? Aku tak memerlukan itu! Aku yakin ini pasti ulahmu!" Vargana naikkan dagunya agar tidak kentara kepanikan yang melanda hatinya. Untuk apa membuat bangga si kakek mesum di depannya ini?      

"Oh ya, benar, ini memang ulahku. Karena ini adalah alam mimpiku, maka sebuah kesalahan bagimu kalau kau mendatangi dengan sembrono tanpa persiapan matang, fu fu fu ..." Pangeran Abvru terus menyeringai sehingga wajahnya kian terlihat mesum dan menakutkan.      

"K-kau! Kau berani?"     

"Tentu saja aku berani, kenapa tidak?"     

"Aku ... aku laporkan ini ke mama dan papa nanti! Liat aja hukuman macam apa yang bakalan mereka kasi ke kamu, dasar kakek mesum!"      

"Pfftt! Maaf, Tuan Putri cilik, di perjanjian antara aku dan orang tuamu sama sekali tidak menyebutkan mengenai klausa alam mimpi."      

Ohh, damn! Vargana tak berpikir sampai sana. Sepertinya ini sungguh sebuah kesalahan terbesar dia melangkah masuk ke alam mimpi si iblis rambut perak ini tanpa mengetahui ini dan itu terlebih dahulu.      

"Kakek mesum! Jangan mendekat! Mundur, gih! Syuhh! Syuhh!" usir Vargana seraya mengibas-kibaskan tangannya bagai sedang mengusir monyet nakal. Memangnya dia pernah bertemu monyet di mana, sih? Ugh, itu tidak penting!      

Yang terpenting, bagaimana cara keluar dari alam mimpi ini!     

"Kau terus saja tak pernah jera memanggilku seperti itu. Kakek mesum ... kakek mesum ... terus itu saja yang kau sematkan padaku, nona cilik. Jadi, bagaimana jika aku kabulkan ucapanmu itu? Bagaimana kalau aku menjadi kakek mesum sungguhan untukmu? Kau bisa bahagia akan itu, kan?" Mengibaskan satu tangan secara santai, Pangeran Abvru sudah menciptakan sebuah tempat hijau asri penuh dengan keindahan alam tak terkira.      

Vargana melongo melihat sekitarnya. Ruang yang tadinya hanya berwarna putih tanpa dasar, kini berubah menjadi sebuah bukit sangat indah. Ada rerumputan tumbuh sepanjang mata memandang, ada banyak rumpun bunga berwarna-warni di dekat dia, bahkan kupu-kupu besar dengan sayap indahnya berkejaran dengan kawanannya melintasi area di dekatnya.      

Belum lagi ada gemericik suara air yang menandakan di dekat sana pasti ada sungai atau sejenis itu. Entah kenapa, meski suasana ini begitu asri menakjubkan bagi mata, namun Vargana malah merasakan adanya mara bahaya besar bagi dirinya, seolah ada singa kelaparan sedang mengintai dan sebentar lagi akan menerkam dia dari balik semak.      

"Vru! Jangan macam-macam, yah! Ingat, aku ini masih di bawah umur!" Vargana memperingatkan.      

"Apakah iblis perlu berpikir mengenai di bawah umur atau tidak? Pfftt! Naif atau kau sedang berpura-pura lupa kau ini iblis, Va?" balas Pangeran Abvru. Pancaran matanya berkilat, mata itu merah kehitaman dan seringaiannya menakutkan.      

Vargana menggeleng seakan menolak akan apa yang dikatakan oleh tunangannya. Ia balik badan dan segera berlari menjauhi Pangeran Abvru. "Arghh!"     

Mendadak, Vargana bagai terhisap sebuah daya dan tiba-tiba saja dirinya sudah berada dalam dekapan Pangeran Abvru.      

"Kenapa terburu-buru ingin pergi? Temani dulu aku di sini." Pangeran Abvru memeluk ketat tunangannya dan berkata lagi, "Kakek mesum ini butuh bermain sebentar ..."     

Vargana menyesal sudah menjahili Pangeran Abvru dan masuk ke alam mimpi incubus ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.