Devil's Fruit (21+)

Hidup Impian Pangeran Zaghar



Hidup Impian Pangeran Zaghar

0Fruit 1028: Hidup Impian Pangeran Zaghar     

Mata Shona kian rapat terpejam saat benda di pucuk dadanya mulai dihisap rakus calon suaminya. "Annhh ... Zaahh ... mmgghh ..." Padahal Shona sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak bertingkah binal apapun yang bisa memicu sang kekasih. Tapi, bukankah ini tadi dia tidak melakukan hal binal apapun selain si pangeran saja yang tiba-tiba menyerang dia?      

Kemudian, celana jins ketat Shona pun dibuka oleh sang pangeran agar dia bisa menjejakkan lidah agresif di lipatan pada selangkangan dia, guna menemukan benda tersembunyi yang akan membuat perempuan akan mendesah kalah dan pasrah jika distimulasi terus di sana.      

"Sepertinya kalian punya banyak waktu luang." Seketika ruang di depan Shona terdistorsi seperti robek dan muncullah ayah dan ibunya.      

"Papa! Mama!" Lekas saja tangan Shona mendorong kepala Pangeran Zaghar dari selangkangan dia dan segera dia benahi celana dan blusnya. Betapa dia kaget, tidak menyangka akan kedatangan kedua orang tua dia di tempat ini dan dalam kondisi memalukan pula!     

Mata Pangeran Djanh berkilat menatap ke calon menantu dia. "Sepertinya waktu bersenang-senang sangat dimanfaatkan oleh kalian, yah!"     

Pangeran Zaghar jadi kikuk dan dia membungkukkan punggung sebagai rasa hormat ke dua calon mertua dia. "Ma-maafkan aku, calon ayah mertua, calon ibu mertua! Maafkan kalau aku ... aku terbawa suasana ..."     

Shona juga gugup di samping calon suaminya, tangannya meremas ujung blusnya, khawatir jika sang ayah akan melakukan sesuatu yang buruk pada Pangeran Zaghar.      

Plakk!     

Revka menampar dada suaminya dari samping secara santai. "Tak usah pura-pura galak dan memarahi mereka, Djanh!" Nyonya ganas itu memutar matanya. Tanpa perdulikan sang suami mengusap-usap area bekas tamparannya tadi, dia melanjutkan bicara, "Bukankah ini mirip seperti kita ketika dulu kita membasmi vampir di hutan Rumania, kau tidak akan lupa momen itu, kan Djanh?" Tak lupa dia memberikan lirikan tajam ke suaminya.      

Pangeran Djanh terkekeh canggung setelah istrinya bertanya kepadanya, dia menjawab, "He he ... umhh ... tentu saja itu adalah salah satu momen manis kita yang tidak mungkin kita lupakan, Kitty sayank."     

"Hm, bagus kalau kau tidak lupa." Revka mengangguk sekali sambil tersenyum puas.      

"Tapi, sayank, saat itu kan kita sudah menikah dan memiliki anak-anak yang sudah remaja." Rupanya Pangeran Djanh belum mau menerima putrinya disentuh-sentuh pria lain sebelum menikah.      

"Jangan bawel! Kau pikir kau ini Angel atau apa yang kebanyakan aturan tak penting! Apa kau lupa kau ini apa dan putri serta calon suaminya apa?" Revka yang seorang keturunan Angel hanya bisa mendengus geram dengan sikap berlebihan suaminya. "Aku yang keturunan Angel saja santai, kenapa kau kebakaran ekor?"     

"A-aha ha ha ... baiklah, baiklah ..." Pangeran Djanh mengalah dan merangkul istrinya. "Aku tidak akan mempermasalahkan lagi andaikan putri kecil kita ini ingin saling tindih saling hisap dengan pacarnya."     

Wajah Shona merah seperti ceri masak. "Pa-Papa kenapa sevulgar itu, ya ampun!" Ia sampai menangkup kedua pipi saking hangatnya di sana karena merona malu. Benar-benar ayahnya ini kalau memilih kata!     

"Ha ha ha!" Pangeran Djanh malah tertawa lepas melihat putri sulungnya malu. "Lah, kenapa kau harus sampai semalu itu? Padahal kau memang sudah saling tindih, saling emut dan sedot-sedot nikmat dengan Pangeran Zaghar, ya kan?"     

"Papa!" Shona semakin merah merona sampai ke telinga.      

Sekali lagi, Revka harus menampar dada suaminya sambil mengatakan, "Jangan buat putrimu malu punya ayah sepertimu, Djanh tolol! Jangan kau anggap dia seperti kau yang mesum tidak terkendali!"      

Putra dari Raja Huvr itu segera memeluk sang istri sambil merayu, "Yah, bukankah kau yang kerap membuatku tidak terkendali, Kitty honey?"     

"Haih!" Revka berlagak kesal padahal suka.      

"Kitty honey, bagaimana kalau kita bernostalgia akan momen yang itu? Sepertinya kita perlu masuk ke hutan dulu, sayank." Pangeran Djanh malah memberikan saran gila ke sang istri.      

Revka yang malu itu diucapkan di depan calon menantunya, segera meninju pelan dada kanan suaminya. "K-kau! Dasar tak ada akhlak! Tak ada obat!"      

"Kau obatku, sayank ..." Pangeran Djanh pun menarik pinggang sang istri dan terbang membawa Revka masuk ke dalam hutan tersebut, meninggalkan anak dan calon menantunya. "Silahkan lanjutkan kegiatan kalian yang tadi!" Terdengar suara gema milik dia meski sosoknya sudah menghilang.      

"Dasar ayah gila!" rutuk rendah Shona masih dengan wajah merah padam karena malu. "Tsk! Jangan dengarkan dia, Za. Dia itu gila! Benar kata Mama, dia tak ada obat lagi!"      

"Tapi menurutku, ayahmu sangat romantis dan interaksi mereka sangat manis." Pangeran Zaghar malah mengatakan demikian.      

Shona menoleh tak menyangka calon suaminya bisa membela ayahnya yang terlalu laknat untuk dibela.      

"Dan sebagai calon menantu yang baik serta berbakti, maka apa salahnya kalau aku patuhi ucapan ayahmu tadi, Sho." Senyum nakal Pangeran Zaghar telah terbit di wajah tampannya dan masih tetap terlihat meski hanya ada cahaya rembulan dan lampu hutan kota yang lumayan jauh dari mereka.      

Putri sulung dari Revka itu melotot terkejut mendengar kalimat Pangeran Zaghar. "Za! Ya ampun, kau-anghh!" Shona sudah ditarik ke pelukan pria incubus tersebut untuk kembali ditenggelamkan dalam cumbuan serta hasrat yang sudah tidak bisa dibendung oleh sang pangeran. Apalagi sudah mendapatkan restu dari ayah si gadis.      

Maka, tidak perlu heran jika di area sepi itu sudah mulai terdengar samar-samar suara lenguh dan rintihan seorang perempuan. Mungkin jika ada manusia Indonesia yang lewat di sana, sudah langsung lari sambil mengira sedang ada kuntilanak anuan dengan genderuwo.      

Pangeran Zaghar tidak hanya menaklukkan calon istrinya dalam posisi berdiri sambil Shona kembali bersandar pada pohon saja namun juga digiring ke sebuah bangku panjang di sana dan mereka lebih leluasa menjajal beberapa gaya.      

Ini adalah kegiatan intim mereka setelah yang terakhir yaitu ketika di alam Jovano. Ya, Shona berkali-kali bisa berkelit menolak setiap hendak diperlakukan intim. Kali ini, ketika Pangeran Zaghar berhasil mendapatkan momen istimewa begini, mana mungkin dia ingin lekas selesai?      

Mungkin setelah ini, dia bisa meminta pada ayahnya di Underworld untuk membelikan dia sebuah alam pribadi seperti yang dipunyai Jovano, Andrea dan Pangeran Djanh. Ia sudah tak sabar membayangkan betapa dia akan mengalami hari-hari luar biasa bersama Shona jika sudah memiliki alam pribadi itu.      

Tak hanya itu saja, dia pun ingin segera menikahi Shona dan memiliki banyak putra dan putri manis dari Shona. Pasti hidupnya akan sangat istimewa penuh akan kebahagiaan jika demikian. Ohh mama, ohh papa ... Pangeran Zaghar sudah kebelet menikah!     

Usai menuntaskan semua geloranya, Pangeran Zaghar dan Shona pun kembali mengenakan pakaian mereka yang berserakan di tanah. Tapi kemudian, Pangeran Incubus itu menggunakan tenaga sihir dia untuk memberikan baju baru yang bersih untuk calon istrinya dan berkata, "Aku tak ingin tubuh indah istriku tertempel hal kotor."     

Shona tersipu, hatinya langsung terasa hangat akan ucapan dan tindakan manis Pangeran Zaghar. "Um, ayo kita bergerak lagi mencari makhluk asap. Siapa tau masih ada banyak berkeliaran karena ini masih malam."     

"Baiklah." Pangeran Zaghar julurkan tangannya ke Shona, dan gadis itu menyambut uluran tangan calon suaminya, maka mereka pun mulai terbang bersama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.