Devil's Fruit (21+)

Hayo, Kepergok!



Hayo, Kepergok!

1Fruit 1027: Hayo, Kepergok!     

Aksi besar-besaran yang dicanangkan tiga kerajaan besar kaum Lust menjadi pembicaraan hangat para iblis di Underworld. Bagi kerajaan-kerajaan kecil yang warganya berkhianat demi inti kristal, ada yang marah, ada pula yang pasrah karena sadar kalah kuat dibandingkan tiga kerajaan besar tersebut.      

Ketiga kerajaan teratas dari ras iblis Lust itu tidak hanya memiliki pasukan sangat besar dan kuat, namun juga banyak memiliki sumber daya untuk para prajuritnya. Yang paling kuat sumber dayanya seperti mempunyai ladang luas ditumbuhi buah energi roh dan juga inti kristal memang adalah Kerajaan Huvro, di bawahnya adalah Kerajaan Orbth, dan peringkat ketiga Kerajaan Isvax.      

Dan, kebetulan sekali keturunan muda 3 kerajaan tersebut berhubungan baik satu sama lain, membuat ikatan ketiga kerajaan semakin kuat.      

Inilah kenapa pihak lain yang hendak memecah belah meeka akan sangat kesulitan. Bagi para kerajaan kecil yang bersedia menjadi bagian dari kerajaan besar karena ingin menaikkan taraf kesejahteraan mereka, maka selain rakyatnya bisa memiliki akses pada sumber dayanya, mereka juga wajib berikrar setia pada kerajaan yang dituju dengan bersedia diberi tanda sumpah pada dahi mereka, dan akan meledak jika mereka berkhianat.      

Maka dari itu, ketika diketahui 3 kerajaan terbesar iblis Lust sedang memerangi makhluk asap hitam, yang tidak ingin menjadi penjilat, cukup menonton dari pinggir saja, menyaksikan pertunjukan menarik yang disuguhkan rekan-rekan mereka.      

Seperti yang telah disepakati, setiap makhluk asap hitam tertangkap, maka harus diserahkan ke jenderal masing-masing yang nantinya akan diberikan ke Jovano untuk ditahan di alam pribadi dia.      

Hal ini mengakibatkan Jovano sangat sibuk mengurus berbagai macam aktivitas. Ketika dia memiliki waktu luang, dia akan melesat mendatangi Nadin yang sempat dia pulangkan ke apartemen usai disadarkan ibunya setelah dipingsankan selama beberapa hari.      

"Jov, apakah kuliahmu sedang sangat sibuk?" tanya Nadin ketika mereka baru saja melakukan "ITU" di kamar apartemen Nadin.      

Jovano merasa sangat bersalah karena seperti tidak mengurus kekasihnya secara benar. Ia mempererat pelukannya untuk menyahut, "Iya, Nad sayank. Aku sungguh minta maaf sudah menjadi pacar yang buruk, kurang memperhatikanmu akhir-akhir ini."     

Nadin lekas menegakkan sedikit kepalanya yang sebelumnya rebah di dada polos Jovano, menatap sang kekasih untuk berucap, "Kenapa harus minta maaf? Kau kan sedang sibuk kuliah, dan itu juga penting, untuk masa depan kamu juga, ya kan?"     

Betapa bahagianya Jovano karena dia memiliki kekasih pengertian luar biasa dan tidak menuntut macam-macam darinya. "Aku mencintaimu, Nad." Ia bergerak mengganti posisi menjadi menindih gadis itu lagi dan mulai mengecup sekujur wajah Nadin. "Ummchh ... aku mencintaimu ... ummfsshh ..."     

Nadin juga tidak kalah hangat membalas kecupan Jovano sambil tangannya mengelus punggung telanjang sang putra Cambion. Lantas, dia memejamkan mata ketika lehernya diciumi dan semakin turun hingga ke dadanya dan punggungnya melengkung naik ketika pucuk dada itu disesap kuat dan lembut bergantian oleh mulut Jovano.      

Sekali lagi mereka melakukan keintiman itu sebelum akhirnya Nadin terlelap dan Jovano pergi usai memasang array pelindung di kamar kekasihnya untuk berjaga-jaga agar Nadin selalu aman-aman saja dari siapapun.      

Di tempat lain malam itu, Pangeran Zaghar dan saudaranya bersama dengan kekasih mereka masing-masing juga sedang melakukan patroli menangkap para makhluk asap hitam.      

"Awas, sayank!" Pangeran Zaghar menarik tangan Shona ketika satu makhluk asap hitam yang menyusupi manusia hendak menerjang Shona. Mana sudi si pangeran jika kekasihnya terkena serangan semacam itu, apalagi tubuh Shona disentuh? Jangan harap mendapatkan ijin dari si pangeran bucin ini.     

Shona membiarkan tubuhnya ditarik dan sekalian dia setengah terbang memutar sambil berpegangan dengan kekasihnya, dia kembali ke makhluk asap hitam dan menendangnya hingga makhluk itu tersungkur. Kemudian, akan diperangkap dalam kristal oleh Pangeran Abvru.      

"Huft!" Vargana mendekati Shona yang sudah berdiri tegak. "Sudah berapa yang kita tangkap malam ini?"     

"Sepertinya ada 14 makhluk." Shona melirik ke calon adik iparnya untuk bertanya, "Benar 14 makhluk asap hitam, kan?"     

Karena perburuan 4 orang itu dilakukan bersama-sama, maka yang bertugas memerangkap dan menyimpan makhluk asap hitam yang sudah tertangkap adalah Pangeran Abvru. Si pangeran itu pun mengangguk menyahut ke Shona, "Yup! Sudah 14 hasil kita malam ini. Sepertinya lebih banyak dari pada malam kemarin."      

Shona melirik ke Vargana untuk bicara, "Va, kenapa kamu malah bertanya ke aku? Bukankah pacarmu yang membawa makhluk-makhluk hasil tangkapan kita?"     

Vargana mengulum senyum canggung dia sambil angkat bahu untuk menjawab sahabatnya, "Aku sedang ingin bertanya padamu. Lebih enak."     

"Kok lebih enak?" Pangeran Abvru mendekat ke kekasihnya. "Apakah kalau bertanya padaku merupakan hal tidak menyenangkan, Va?" Ia butuh penjelasan dari Vargana.      

Vargana bukannya menjawab, malah julurkan lidah ke Pangeran Abvru sebelum dia terbang mumpung di situ sepi tidak ada manusia berkeliaran. Itu adalah tepi hutan kota yang terkenal angker dan jarang dirambah manusia di malam hari.      

"Va! Jangan kabur begitu! Kau harus jelaskan dulu padaku mengenai itu!" Pangeran Abvru mengejar kekasihnya, meninggalkan kakaknya dan Shona di sana.      

Shona tersenyum melihat kejahilan Vargana pada kekasihnya sendiri. Lalu dia menoleh ke Pangeran Zaghar yang berdiri di sisi dia, masih saja memandanginya. "Za, aku bisa meleleh jadi bubur kalau kau tatap seperti itu." Ia tergelak kecil menyindir sang pacar yang sejak tadi terus menatap tanpa berpaling.      

"Salahkan saja dirimu yang secantik itu." Pangeran Zaghar berkelit.      

"Jadi ... kalau aku berubah jelek, maka kau takkan menatapku lagi?" Pertanyaan Shona cukup menohok sang pangeran incubus.      

Sudah tentu Pangeran Zaghar kelabakan mendapatkan pertanyaan demikian. "Umh, Sho, kau ... kau selalu cantik di mataku, apapun kondisimu."      

"Pendusta yang buruk." Shona mendorong pipi kekasihnya menggunakan telunjuknya, menahan geli melihat tingkah gugup si calon suami. "Pfftt!" Akhirnya dia pun tertawa.      

Ini membuat sang pangeran gemas dan meraih tengkuk Shona untuk menjajah bibir penuh gadis itu.      

"Umrrchh ... houmcpphh ..." Pangeran Zaghar melahap rakus bibir seksi kekasihnya. Sedangkan Shona sampai harus berpegangan pada bahu dan leher kekasihnya agar tidak jatuh.      

"Oumcffhh ... angghh ... Za-nnghh ..." Shona memejamkan mata ketika punggungnya kini ditempelkan ke pohon cukup besar di belakangnya.     

Tidak berlama-lama, sang pangeran incubus lekas buka blus ketat Shona, membebaskan dada penuh kekasihnya sehingga bisa dia nikmati kekenyalannya.     

Mata Shona kian rapat terpejam saat benda di pucuk dadanya mulai dihisap rakus calon suaminya. "Annhh ... Zaahh ... mmgghh ..." Padahal Shona sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak bertingkah binal apapun yang bisa memicu sang kekasih. Tapi, bukankah ini tadi dia tidak melakukan hal binal apapun selain si pangeran saja yang tiba-tiba menyerang dia?      

Kemudian, celana jins ketat Shona pun dibuka oleh sang pangeran agar dia bisa menjejakkan lidah agresif di lipatan pada selangkangan dia, guna menemukan benda tersembunyi yang akan membuat perempuan akan mendesah kalah dan pasrah jika distimulasi terus di sana.      

"Sepertinya kalian punya banyak waktu luang." Seketika ruang di depan Shona terdistorsi seperti robek dan muncullah ayah dan ibunya.      

"Papa! Mama!" Lekas saja tangan Shona mendorong kepala Pangeran Zaghar dari selangkangan dia dan segera dia benahi celana dan blusnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.