Devil's Fruit (21+)

Prediksi Mind-Blowing



Prediksi Mind-Blowing

1Fruit 1025: Prediksi Mind-Blowing     

Ketika mereka sedang sibuk berspekulasi mengenai agenda gila dan mustahil para makhluk asap hitam yang ternyata terbentuk dari jiwa gelap manusia dan hewan yang dikutuk Nirwana, Jovano mencetuskan ucapannya. "Aku ... hm, aku kok malah berpikir kalau si sosok misterius ini punya agenda lain yang gak kalah jahat dari si makhluk asap, yah?"     

Tim Blanche yang sedang berdiskusi, mendadak berhenti bicara dan menatap Jovano. Andrea segera bertanya, "Menurutmu gimana, Jo?"      

"Kayaknya sosok misterius itu ada rencana lain yang lebih dahsyat, Mom. Kita jangan sampai lengah ma dia, jangan melulu fokus ke makhluk asap. Dia juga gak kalah mengerikan." Jovano kerutkan dahinya.      

"Kenapa bisa gitu, Jo?" tanya Vargana.      

"Ingat, bahwa sosok itu yang bisa membuat para makhluk asap keluar dari dunia mereka ke dunia manusia, berarti tujuan dia bukan Nirwana melainkan manusia." Jovano membeberkan spekulasi awal dia.     

"Manusia?"     

"Bukan Nirwana?"     

"Kenapa?"     

Mereka saling melemparkan pertanyaan pada Jovano. Prediksi Jovano cukup aneh.      

"Sekarang, bagaimana asal usul ras iblis?" tanya Jovano.     

"Dari malaikat jatuh yang dibuang dari Nirwana." Myren menjawab. Itu yang dia ketahui dari cerita turun-temurun di kalangan iblis. "Karena itu kita ini membenci anggota Nirwana, ya kan?"     

Jovano mengangguk dulu untuk pertama-tama. "Oke, benar. Nirwana yang membuang ras iblis ke Underworld dan menjadikan beberapa petinggi malaikat jatuh sebagai penguasa Neraka." Dia menatap semua orang yang memandang ke arahnya dan melanjutkan bicara, "Nah, sekarang ... siapa yang menyebabkan malaikat jatuh itu dilempar ke Underworld dan Neraka? Maksudku, apa penyebab pastinya?"     

"Karena tidak patuh pada aturan yang diberikan oleh Big Boss Nirwana." Kenzo menjawab.     

"Peraturan apa itu?" kejar Jovano memberikan pancingan.     

"Agar seluruh makhluk berlutut pada manusia." Kini, Tuan Nephilim menjawab.      

Usai mendengar perkataan Dante, semua orang di situ langsung terkesiap menarik napas dingin secara dramastis.     

"Astaga! Jadi itu ... waahh ..." Gavin sampai geleng-geleng dengan cara Jovano menelaah sebuah masalah.      

Anggota Tim Blanche lainnya sangat tidak mengira bahwa bisa saja tujuan utama dari sosok misterius itu adalah membalas dendam pada manusia.     

"Tapi, Jo," sergah Kuro masih heran dengan pemikiran Jovano. "kalau memang misalkan saja benar bahwa sosok misterius itu hendak membalas dendam ke manusia yang sudah membuat dia dan ras iblis jatuh ke Underworld dan Neraka, lalu kenapa dia tidak hancurkan bumi manusia begitu saja. Aku yakin dia punya kekuatan macam itu."     

Jovano menggeleng. Dia memaklumi pemikrian lugu dari Kuro. "Tidak bisa segamblang itu menyatakan pembalasan dendam pada manusia, Kak Kuro. Andaikan dia secara terang-terangan menghancurkan bumi, maka dia bisa dikejar tanpa henti oleh para Angel dan mungkin juga oleh Big Boss Nirwana."     

"Oleh karena itu, dia seakan meminjam tangan orang lain untuk mengerjakan pekerjaan kotor dia." Shiro menambahkan penjelasan pada Kuro. "Kau paham, tidak? Dia memanfaatkan makhluk asap hitam untuk membuat huru-hara ke manusia dengan dalih membalas Nirwana, padahal sosok itu tidak menyasar ke Nirwana."     

"Kak Shiro benar." Jovano mengangguk, bersyukur bahwa Shiro tidak selugu adik kembarnya. "Yang aku khawatirkan, sosok itu ... dia ingin terjadi chaos di dunia manusia dan para manusia makin tidak terkendali dan akhirnya ..."     

"Kiamat turun di bumi manusia oleh Nirwana. Itu tujuan akhir sosok itu, ya kan?" Andrea menatap serius anak sulungnya.     

"Mom betul sekali. Itu yang menjadi kekhawatiran aku setelah memikirkan ulang tentang ini." Jovano sangat mengapresiasi cara berpikir ibunya yang cerdas seperti dia. Ohh, kau yang menuruni kecerdasan ibumu, Jo! Jangan durhaka, Nak!     

"Ohh, tidak, ini sungguh gila kalau beneran akan terjadi begitu dari rencana si sosok jahat itu." Voindra mengelus dadanya, merasa ngeri jikalau prediksi Jovano itu sungguh terjadi. Dia akan kehilangan banyak teman-teman dia dan juga kehilangan hal mengasikkan lainnya di bumi manusia.     

"Aku akui prediksi kamu itu sangat mind-blowing, Jo." Myren bersuara lagi. "Tapi tidak ada salahnya kita simpan prediksi itu dan ini bisa membuat kita tidak lengah."     

"Tapi ..." Kuro masih belum puas. "kalau memang ras manusia nantinya dibuat kacau tanpa terkendali dan Nirwana menjatuhkan hukuman kiamat pada Bumi, lalu kenapa? Biarkan saja. Toh, kita bisa lari ke Underworld atau ke alam lainnya. Ya, kan?"     

"Kak Kuro ini naif." Vargana mencubit Kuro di sebelahnya sambil tersenyum. "Lupa, yah, kalau Aunty Andrea ini masih memiliki setengah dari darah ras manusia di tubuhnya?" Ia sambil melirik ke Andrea.     

"Ahh!" Kuro langsung teringat dan dia menoleh ke ibu angkat tercintanya. "Ma, maafkan aku yang lupa ini! Aku sungguh lupa kalau Mama juga setengah manusia." Ia jadi merasa bersalah pada Andrea gara-gara omongan seenak dengkul dia tadi.     

Andrea mengulum senyumnya sebelum dia memeluk bahu Kuro dan berkata, "Terima kasih jika kau sekarang ingat, dan juga ... menurut Mama, kehidupan tidak akan berjalan seimbang andaikan manusia musnah."     

"Benarkah begitu, Ma?" Kuro menatap sang ibu angkat.     

Kepala nyonya Cambion terangguk sekali dan berkata, "Kalau tidak ada manusia, lalu siapa nanti yang digoda ras iblis? Bisa-bisa iblis akan bosan karena tak ada lagi yang bisa diganggu dan digoda, ha ha ha!"     

"Benar juga! Iblis bisa mati gaya dan mati bosan kalau tak ada manusia. Bagaimanapun, manusia itu objek yang amat sangat menarik bagi ras iblis. Benci tapi cinta, begitulah menurutku yang dirasakan ras iblis." Kenzo terkekeh.     

"Tapi pemikiran itu tidak ada di otak si sosok jahat misterius itu." Dante masih menampilkan wajah serius dia, masih merasa mind-blowing dengan spekulasi putra sulungnya.      

"Mungkin dia sudah memiliki rencana lainnya seandainya nanti Nirwana sungguh menjatuhkan kiamat ke Bumi. Pasti dia sudah mempersiapkan rencana selanjutnya." Andrea menoleh ke suaminya.     

"Benar, aku yakin dia memiliki beberapa rencana lanjutan." Jovano menyambung. "Tapi untuk saat ini aku belum bisa meraba apa saja rencana dia pasca Bumi hancur."     

"Tak apa, Kak Jo." Gavin menepuk pundak Jovano. "Aku yakin pasti nanti kau akan lekas tau rencana-rencana sosok jahat itu sebelum dia bisa menuntaskan rencana buruk ke Bumi." Ia percaya pada kemampuan Jovano dalam berpikir, menganalisis dan mencari solusi.     

Jovano balas menepuk bahu Gavin, senang bahwa bocah itu masih percaya padanya.     

"Oh ya, Tuan Putri Andrea," sela Pangeran Zaghar. "waktu itu kau melepaskan makhluk asap hitam dengan buah energi roh yang sudah kau susupi semacam pelacak, ya kan?"     

"Ya, Pangeran." Andrea mengangguk.      

"Apakah sudah ada tanda dari pelacakmu itu mengenai posisi si makhluk asap? Siapa tau kita bisa lekas mengetahui keberadaan si sosok." Pangeran Zaghar menanyakan mengenai hasil pelacakan Andrea pada si makhluk asap.     

"Belum, Pangeran." Putri Cambion menggeleng dibarengi raut kecewa dan juga kesal. "Aku sudah terus memeriksa pelacakku dan masih saja si makhluk itu ada di Bumi, belum keluar atau pergi ke sebuah daerah asing."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.