Devil's Fruit (21+)

Dia Muncul!



Dia Muncul!

0Fruit 1015: Dia Muncul!     

Andrea tidak bisa banyak berbuat apa-apa seperti pengekangan atau pelarangan terhadap sang anak yang kini sudah melangkah jauh dengan kekasihnya dalam aspek pacaran mereka. Dia rasanya akan menjadi pihak yang sangat tidak adil jika melarang Jovano untuk berbuat intim dengan Nadin, sementara dulu dia melakukan hal intim dengan Dante saat di alam pribadi Pangeran Djanh, di usia yang hampir sama dengan Nadin.      

Apalagi Dante juga terus membujuk sang istri untuk tidak terlalu mencemaskan hal yang tidak penting seperti latar belakang sang gadis Nadin. "Tenanglah, sayank. Semua akan baik-baik saja, Nadin anak yatim piatu, kasihan dia, janganlah kita malah menekan dia jika dia mencintai anak kita."     

Ucapan bujukan dari sang suami membuat Andrea pun luluh dan tidak lagi meributkan mengenai Nadin pada sang putra sulung.      

Ini tentu saja sangat melegakan Jovano. Bahkan dia kini bisa bebas membawa Nadin ke mansion. Hingga akhirnya Nadin pun diperbolehkan tidur di mansion pula.      

Nadin yang awalnya masih takut pada Ivy yang protektif pada Jovano, kini ternyata gadis vampir itu terlihat lebih tenang dan seakan tidak terlalu ambil perduli akan hubungan sang kakak dengan dirinya. Nadin sangat lega mendapati kenyataan ini. Maka dari itu, dia semakin leluasa tinggal di mansion Andrea.      

Ivy sibuk dengan Danang secara online.     

Dengan kehadiran Nadin, Andrea semakin memperketat aturan di mansion agar semua penghuni tidak menggunakan energi magis jika ada Nadin di sekitar mereka. Akan sangat tidak baik jika Nadin memergoki keanehan di keluarga itu, ya kan?      

Bahkan peralatan magis di mansion pun mulai disembunyikan lagi oleh Andrea di cincin RingGo dia agar Nadin tidak bingung akan keberadaan benda yang sangat tidak masuk logika manusia normal.      

Yang paling bahagia mengenai ini tentu saja Jovano. Dia sangat girang menjalani hari-harinya. Ini bagaikan kumpul kebo namun direstui seluruh anggota rumah. Seberapa hebat itu? Dengan tinggalnya Nadin di kamar dia di mansion, kini Jovano tidak lagi cemas akan kehidupan Nadin di apartemen.      

Kehidupan asmara Jovano dan Nadin juga semakin membara saban malam. Tak perlu diperjelas maksudnya, pasti paham.      

Yang membuat Andrea tidak nyaman, duo sejoli itu tidak memiliki ikatan resmi. Pernah suatu hari Andrea menyarankan Jovano dan Nadin menikah meski masih sekolah, tapi Nadin keberatan dan merasa itu terlalu berlebihan dan dia secara gamblang menyatakan bahwa dia lebih merasa nyaman dengan hubungan yang begini saja dengan Jovano.      

"Terima kasih kepada Nyonya atas saran menikah tadi pada kami, tapi sungguh, saya belum merasa itu perlu dilakukan. Mungkin nanti jika saya sudah lulus SMA, tentu saja akan sangat senang jika menjadi istri resmi Jovano." Demikian penolakan Nadin ketika Andrea mengajak dia dan Jovano bicara bersama Dante juga.      

Jovano tidak keberatan mengenai keputusan Nadin untuk menunda menikah dan menjalani apa yang ada secara mengalir saja dulu.      

Sementara itu, jika menengok kehidupan Vargana setelah dia kembali ke bumi manusia, suatu siang dia dikagetkan dengan kemunculan sosok familiar di depan gerbang sekolahnya. Sosok itu tampan, jangkung, tegap, bermobil mewah, dan yang terutama ... menimbulkan kehebohan teman-teman sekolahnya di jam pulang saat itu.      

Sembari memutar bola matanya, Vargana menghampiri sosok yang bersandar di mobilnya penuh percaya diri dengan gaya sok iya-nya di depan gerbang sekolah. "Untuk apa ke sini, sih?"     

Banyak teman Vargana melongo ketika tau bahwa lelaki itu kenalan dari Vargana. Mereka mulai pusatkan perhatian pada si gadis dan sang lelaki tampan tadi.      

"Untuk apa?" tanya balik sang pria. "Tentu saja untuk menemui calon istriku."     

Ucapan dari pria itu segera saja membuat pekikan heboh banyak teman sekolah Vargana. Namun, pria itu malah terkekeh melihat muka kepiting rebus Vargana.      

Langsung saja Vargana menyambar lengan sang pria dan masuk ke mobil sebelum dia terlalu lama terekspos di depan teman-temannya.      

"Mau apa sih ke sini?" tanya Vargana cukup galak setelah mobil dilajukan sang pria.      

"Sudah kubilang tadi, bukan? Untuk menemui calon istriku." Pangeran Abvru menoleh sekejap ke Vargana di sampingnya.      

"Jangan bercanda, deh."     

"Aku tidak bercanda, Va."     

"Tapi kagak perlu juga sampai ke Jepang, lah!"     

"Memangnya kenapa kalau aku pindah ke Jepang?"     

"Hah?!" Vargana melotot lebar. "Pindah ke Jepang?!"     

"Yups! Bersama dengan kakakku, karena dia juga sangat rindu pada calon istrinya." Pangeran Abvru tersenyum ke calon istrinya.      

Vargana mendengus sambil hempaskan punggung ke sandaran jok, dua lengan terlipat di depan dada. "Hfthh! Kalian ini terlalu lebay!"     

"Lebay? Apa itu? Apakah bahasa Jepang? Aku belum terlalu banyak mempelajari bahasa di sini, Va." Pangeran Abvru tidak bercanda, dia memang belum mengetahui bahasa Jepang secara menyeluruh, apalagi bahasa slang Indonesia.     

"Lebay itu kamu. Pokoknya lebay! Cari saja sendiri artinya di mana, kek!" Vargana masih sewot.      

"Ya sudah, terserah kamu hendak menyebutku apa, yang penting, sekarang aku sudah di sini di dekat kamu, siap menjaga kamu." Pangeran Abvru mencubit dagu Vargana.      

Gadis manis itu masih kesal dan menepis tangan tunangannya. "Gak boleh pegang-pegang!" galaknya.      

Tapi Pangeran Abvru malah terkekeh geli. "Aku sudah dapat ijin pegang-pegang dari orang tuamu."     

"Bohong! Mama dan Papa nggak mungkin kasih ijin begituan. Nipu, ahh!" Vargana tinju pelan lengan Pangeran Abvru.      

Secara magis, satu tangan bebas Pangeran Abvru memunculkan gulungan. "Nih! Sudah ada perjanjiannya malahan."     

Vargana langsung menyambar kertas gulungan itu dan dia lekas membaca semua yang tertulis di sana. "Boleh menyentuh, asalkan bukan wilayah daerah intim. Boleh mencium asalkan bukan daerah intim. Boleh bergandengan tangan dan berpelukan asalkan tidak sampai menimbulkan birahi." Dan dia mendapati nama sang ibu dan ayahnya di bagian bawah gulungan, sekaligus dengan coretan yang sepertinya merupakan tanda tangan keduanya dan ada cap dari Pangeran Abvru pula.      

"Gila!" Vargana melempar kertas gulungan itu sembarangan.      

"Ehh, awas, jangan sampai rusak!" Pangeran Abvru sigap menyelamatkan kertas penting tadi dengan memasukkan kembali ke dalam cincin ruang dia. "Nah, sekarang kamu percaya, kan?"     

Ughh, rasanya mendadak Vargana jadi bad mood. Bisa-bisanya kedua orang tuanya membuat perjanjian demikian. Tapi, kalau dipikir-pikir, memangnya kenapa dia harus kesal? Apakah karena dulu si pria mencium paksa dia di dalam kristal? Atau karena Pangeran Abvru yang menyebabkan dia terluka parah dan mati suri?     

Vargana sendiri tak paham apa yang membuat dia kesal setiap melihat kehadiran Pangeran Abvru. Pokoknya kesal saja. Pasti itu karena rambut beruban si pengeran!      

Ya ampun, Nona, itu bukan uban! Itu rambut asli dia memang begitu warnanya!     

Gadis itu teringat ucapan si calon suaminya ini tadi. Dikatakan bahwa sang pangeran pindah ke Jepang bersama kakaknya. Berarti, Shona juga pasti akan didatangi tunangannya, kan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.