Maharaja Perang Menguasai Langit

Pintu No.2?



Pintu No.2?

3Gara-gara Benteng Serigala Langit, tokoh digdaya muda yang sering dipandang aneh ini tidak jadi bergabung dengan Sekte Mandau dan pada akhirnya tidak jadi menjadi murid mereka.     

Bagaimana mungkin mereka tidak marah ?!     

Ketika kelima Wakil Kepala Benteng Serigala Langit mendengar kata-kata kedua pimpinan Sekte Mandau itu, mereka hanya mengerutkan kening dan tidak benar-benar merasa terganggu olehnya.     

Jika kedua orang tua dari Sekte Mandau itu bisa bertarung melawan Kepala Benteng Serigala Langit, sekte mereka tidak akan mampu berdiri kokoh dan perkasa sampai sekarang.     

Keempat kekuatan besar di kawasan distrik selatan gurun utara itu memiliki kekuatan yang setara, dan karena alasan ini, tidak ada sekte yang berani mengeluarkan tantangan pada sekte lain. Mereka juga harus menjamin bahwa tokoh-tokoh digdaya yang berada dalam kekuatan mereka tidak terluka. Kalau tidak, bahkan jika mereka berhasil memusnahkan sebuah kekuatan, dua kekuatan lainnya akan mengambil kesempatan itu untuk memusnahkan mereka bila kondisi mereka melemah.     

Persis seperti kata pepatah, 'Ketika burung berkik dan kerang bertarung, maka nelayanlah yang mendapat untung!'     

Para tokoh petinggi dari Sekte Lima Elemen berdiri di samping dengan Guo Chong dan Qi Yu sebagai pemimpinnya.     

"Sepertinya keberuntungan ada di pihak Sekte Lima Elemen kita." Dari potongan pembicaraan antara tokoh petinggi Sekte Mandau dan Benteng Serigala Langit, Guo Chong, Ketua Sekte Lima Elemen, bisa menebak apa yang sedang mereka bicarakan. Untuk sesaat, ia tidak bisa menahan tawa yang muncul di dadanya.     

Dia baru saja mengetahui bahwa Duan Ling Tian awalnya akan bergabung dengan Sekte Mandau. Karena gangguan Benteng Serigala Langit, Duan Ling Tian akhirnya pergi ke kawasan distrik timur gurun utara dan bergabung dengan Sekte Lima Elemen mereka secara kebetulan.     

"Pasti takdirlah yang telah membawa pemuda itu ke Sekte Lima Elemen kita," Qi Yu tersenyum hangat saat matanya bersinar.     

'Pemuda itu' yang dimaksud Qi Yu tidak lain adalah Duan Ling Tian.     

"Ku harap Duan Ling Tian akan mengejutkan kita. Namun, tidak masalah bahkan jika dia tidak menemukan Keping Penguasaan. Dengan Konsep Air Lanjutan Tingkat Kesembilan dan Konsep Api Lanjutan Tingkat Kesembilan yang telah kau pahami, membuat terobosan ke Tahap Raja Beladiri hanya masalah waktu saja. " Guo Chong menatap Qi Yu, matanya berkilau seterang bintang.     

"Jangan terlalu mengandalkanku." Qi Yu menggelengkan kepalanya. "Kau harus tahu bahwa jika aku benar-benar membuat terobosan ke Tahap Raja Beladiri, aku tidak akan tinggal menetap di gurun utara. Kau tahu betul apa yang ku impikan. Jika bukan karena kecelakaan yang terjadi dua puluh tahun yang lalu, aku mungkin tidak berada di gurun utara sekarang. "     

Ketika Qi Yu mencapai akhir dari kalimatnya, ia mengalihkan pandangannya ke arah utara. Ada sebuar kerinduan tersirat di matanya.     

"Awalnya aku berpikir bahwa kau sudah menolak gagasan meninggalkan gurun utara untuk hidup berkelana dari satu tempat ke tempat lain di wilayah tengah Benua Awan sejak lama. Aku tidak mengira bahwa kau masih ingin pergi ke sana sekarang. " Guo Chong tersenyum masam. Sebuah ekspresi tidak berdaya merayap di antara kedua alisnya.     

"Ada beberapa hal yang tidak akan pernah berubah selamanya," gumam Qi Yu.     

Di balik pintu besar yang diselimuti oleh kemilau lingkaran abu-abu itu, di atas tangga batu di samping panggung tinggi itu, Duan Ling Tian dan yang lainnya akhirnya mencapai ujung sejati tangga batu itu setelah berada di sana selama lebih dari sepuluh jam.     

Di ujung tangga batu itu, sekelompok orang itu akhirnya tiba di sebuah panggung kosong. Panggung itu dikelilingi oleh kabut gelap, dan tidak ada yang bisa melihat apa pun di dalamnya.     

"Tempat apa ini?" Para murid muda dari masing-masing sekte menyorotkan pandangan bingung di wajah mereka.     

Duan Ling Tian berdiri di atas panggung tinggi itu ketika ia membentangkan Energi Spiritualnya dengan niat untuk menyelidiki situasi di balik kabut gelap itu, tetapi ia menemukan bahwa ada sebuah Formasi Mantra yang mencegah Energi Spiritualnya mendekat.     

Tiba-tiba, sebuah suara serak dan tua bergema dari segala arah, dan memasuki telinga semua orang dengan tajam, termasuk Duan Ling Tian, ​​"Selamat datang, anak-anak muda yang masuk dari Pintu Masuk No.2."     

Pada saat itu, semua orang seolah tersambar petir.     

Setelah tertegun sejenak, Duan Ling Tian segera kembali ke akal sehatnya. Ia memperhatikan di sekelilingnya dan akhirnya menemukan bahwa itu adalah Formasi Polifoni. Formasi Polifoni adalah Formasi Mantra yang kurang lebih seperti giok pesan suara.     

Setelah Formasi Polifoni itu dipasang, kita bisa menanam suara kita di dalamnya. Jika Formasi Polifoni diaktifkan, suara itu akan terkirim ke telinga orang-orang yang berada di dekatnya.     

"Apakah pemilik suara tadi adalah Maharaja Bela Diri yang meninggalkan pusaka pusaka harta rahasianya disini?" Duan Ling Tian menarik napas dalam-dalam, ia samar-samar bisa menebak identitas orang itu.     

"Siapa itu?!"     

"Berhentilah bermain-main! Tunjukkan wajahmu jika kau berani!"     

…     

Banyak dari murid-murid muda yang terkejut sampai wajah mereka menjadi pucat mengerikan ketika melihat ke sekelilingnya sambil menggerutu dengan panik pada saat yang sama. Mereka mencoba menggunakan suara mereka untuk menyembunyikan rasa ngeri yang muncul di hati mereka.     

"Berhenti berteriak! Tidak ada orang lain di sini selain kita," Hu Lin, murid Sekte Bulan Matahari, menimpali dengan acuh tak acuh. Meskipun suaranya tidak keras, namun dipenuhi dengan Sumber Energi yang dengan mudah melampaui gerutuan para murid dari setiap kekuatan itu.     

"Hah?" Para murid muda dari masing-masing sekte terdiam segera dan mengalihkan perhatian mereka ke arah Hu Lin.     

"Apa yang kau katakan? Apakah kau mengatakan bahwa selain kita, tidak ada orang di sini?" Para murid dari masing-masing sekte menatap Hu Lin dengan ekspresi tidak percaya di wajah mereka. Tampak jelas bahwa mereka tidak mempercayainya.     

"Jika kau tidak percaya padaku, kau bisa bertanya pada Duan Ling Tian... ku pikir dia tahu lebih baik daripada aku tentang situasi yang terjadi sebelumnya." Dihadapkan dengan begitu banyak mata yang penuh rasa ingin tahu, Hu Lin mengangkat bahu dan segera menatap Duan Ling Tian seolah-olah ingin Duan Ling Tian membereskan kekacauan itu.     

Ketika kelompok murid muda dari Sekte Lima Elemen, Sekte Mandau, Kuil Nirwana dan Sekte Pemutus Emosi mengalihkan perhatian mereka kepada Duan Ling Tian, ​​ia segera menjadi pusat perhatian di tengah kerumunan itu.     

Duan Ling Tian menatap Hu Lin dengan sebuah tatapan yang penuh arti. Dia tidak mengira bahwa murid Sekte Bulan Matahari itu memiliki pengamatan yang mengejutkan. Ia tahu bahwa Hu Lin mengatakan hal itu karena ia telah melihat ekspresi yang cerah di wajahnya dan bisa mengetahui ada sesuatu di baliknya.     

Duan Ling Tian menghela nafas lalu mengalihkan pandangannya pada sekelompok murid muda itu dan menatap setiap dari mereka. "Dia benar, tidak ada orang lain di sini selain kita."     

Para murid muda dari keempat sekte itu bisa memilih untuk tidak percaya pada Hu Lin tetapi mereka tidak berani mempertanyakan kata-kata yang keluar dari mulut Duan Ling Tian sama sekali.     

"Jika tidak ada orang lain, bagaimana kau menjelaskan suara yang tadi muncul?"     

"Ya, kita semua mendengarnya dengan jelas. Itu adalah suara serak dan tua. Jelas bahwa seorang lelaki tua sedang berbicara kepada kita."     

"Orang tua itu sepertinya menyambut kita."     

...     

Meskipun murid-murid muda dari keempat kekuatan besar itu tidak berani mempertanyakan kata-kata Duan Ling Tian, ​​mereka mau tidak mau tetap saling berbisik dan mengungkapkan keraguan mereka.     

"Orang tua?" Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya. "Apakah kau pikir seorang lelaki tua akan dapat melewati Formasi Mantra yang bisa mengukur umur itu dan memasuki pusaka pusaka harta rahasia Maharaja Bela Diri ini?"     

Setelah mendengar kata-kata Duan Ling Tian, ​​seluruh atmosfer menjadi sunyi senyap.     

Saat ini, Duan Ling Tian melanjutkan, "Suara sebelumnya sebenarnya adalah suara yang disebarkan oleh Formasi Mantra yang dikenal sebagai Formasi Polifoni. Formasi Polifoni itu memiliki prinsip yang sama dengan giok pesan suara. Yang terakhir membutuhkan Sumber Energi seorang ahli bela diri untuk mengaktifkannya, dan itu hanya bisa didengar oleh satu orang. Namun, yang pertama dapat dipicu dengan berbagai cara, dan ia bisa menyampaikan suara dengan cara orang normal berbicara. "     

Setelah menjelaskan semuanya dalam satu tarikan nafas, Duan Ling Tian menambahkan, "Meskipun Formasi Polifoni ini bukan Formasi Mantra yang rumit, jumlah Energi Spiritual yang diperlukan sangat tinggi. Dibutuhkan Energi Spiritual yang setidaknya berada pada Tahap Maharaja Beladiri atau di atasnya untuk bisa menulisnya dan memasangnya. "     

Formasi Polifoni?     

Formasi Mantra yang hanya bisa dituliskan dan dipasang oleh seorang Ahli Mantra tahap Maharaja Bela Diri?     

Setelah mendengar kata-kata Duan Ling Tian, ​​para murid muda dari keempat sekte, termasuk Feng Tian Wu, Xuan Bei, dan Zhang Yan, semuanya terperangah. Mereka terpana cukup lama sebelum akhirnya tersadar kembali.     

Sebelum murid-murid muda dari keempat sekte utama itu mendapatkan kembali kesadaran mereka, Duan Ling Tian mengalihkan perhatiannya kepada Hu Lin, murid Sekte Bulan Matahari, sebelum bertanya dengan rasa ingin tahu, "Kau mengetahui tentang Formasi Polifoni?"     

"Aku sudah melihat catatannya dalam tulisan suci kuno sebelumnya," Hu Lin mengangguk.     

Saat ini, para murid muda dari keempat sekte utama mendapatkan kembali akal sehat mereka satu per satu.     

"Karena Formasi Polifoni adalah Formasi Mantra yang ditinggalkan oleh seorang Ahli Mantra tahap Maharaja Bela Diri, mungkinkah suara yang sebelumnya itu miliknya?"     

"Aku pikir sangat mungkin ia adalah seorang Maharaja Beladiri yang meninggalkan pusaka pusaka harta rahasianya disini!"     

"Tidak heran ia berkata 'selamat datang' kepada kita!"     

...     

Murid-murid muda dari keempat sekte utama itu langsung terbenam ke dalam pembahasan yang panas. Dalam seketika mereka telah mendapat jawabannya - pemilik suara sebelumnya itu adalah Maharaja Bela Diri yang meninggalkan pusaka pusaka harta rahasianya disini.     

"Selamat datang, pemuda-pemudi yang masuk dari Pintu Masuk No.2."     

Kerumunan pemuda-pemudi itu masih tetap gelisah ketika suara serak dan tua itu bergema lagi dari segala arah dan memasuki telinga semua yang ada di situ dengan tajam. Kali ini, kerumunan yang sudah siap secara mental itu tidak lagi kehilangan ketenangan mereka seperti sebelumnya.     

Namun, masih ada beberapa murid perempuan pemalu dari setiap sekte yang merasa takut dan menjadi pucat sepenuhnya. Tubuh mungil mereka bergetar sedikit seolah-olah mereka akan pingsan.     

"Pintu Masuk No.2?"     

Kali ini, orang-orang mulai memperhatikan kata-kata itu dan bisa melihat satu hal dari kata-kata Maharaja Bela Diri itu.     

"Maharaja Bela diri itu berkata bahwa kita adalah pemuda-pemudi yang masuk dari Pintu Masuk No. 2? Jangan bilang bahwa ada lebih banyak pemuda yang masuk dari Pintu Masuk No. 1, No. 3, No. 4 dan No. 5 ? " Mata Huang Daniu menjadi sebesar piring saat ia bertanya dengan ekspresi bingung di wajahnya.     

Suara Huang Daniu didengar oleh semua murid muda dari masing-masing sekte. Banyak dari mereka segera terhenyak.     

Awalnya, mereka berpikir bahwa hanya mereka yang memasuki pusaka harta rahasia Maharaja Bela Diri itu. Karena Duan Ling Tian telah membunuh begitu banyak orang, mereka berpikir bahwa masing-masing dari mereka akan bisa mendapatkan beberapa hasil jarahan karena kompetisinya tidak lagi sebesar semula.     

Namun, sekarang, mereka menyadari bahwa orang-orang yang memasuki pusaka harta rahasia Maharaja Bela Diri ini bukan hanya mereka, para murid muda dari enam kekuatan utama. Selain pintu masuk yang mereka masuki sebelumnya, pusaka harta rahasia Maharaja Bela Diri ini masih memiliki pintu masuk lainnya.     

Fakta ini bisa diketahui dari kata-kata Maharaja Bela Diri itu sebelumnya.     

"Apa yang harus kita lakukan? Ternyata harta karun rahasia Maharaja Bela Diri ini masih memiliki pintu masuk yang lain! Dan masalahnya, kita bahkan tidak tahu seberapa kuat tokoh digdaya dari kalangan muda yang masuk dari pintu masuk lain! Tidak akan ada lagi murid muda dari kekuatan kelas dua kan? " Seorang murid Sekte Mandau tersentak dan bergumam pada dirinya sendiri.     

Meskipun suaranya tidak keras dan tidak mengandung Sumber Energi, namun masih bisa terdengar dengan jelas oleh semua orang di tengah-tengah kesunyian yang mematikan itu.     

Selain beberapa pemuda yang matanya berkilat-kilat dengan niat bertarung yang kuat - seperti Duan Ling Tian, ​​Feng Tian Wu, Xuan Bei, dan Zhang Yan – rasa ngeri langsung menyambar wajah para peserta lainnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.