Maharaja Perang Menguasai Langit

Tangga Batu yang Panjang Berliku



Tangga Batu yang Panjang Berliku

2"Aku setuju. Murid-murid Benteng Serigala Langit adalah yang paling sial!"     

"Pertama, seorang murid Benteng Serigala Langit yang malang terlalu menganggap tinggi kemampuan dirinya sendiri dan memutuskan untuk melancarkan serangan mendadak pada Kakak Ling Tian yang membuatnya tergelincir dan jatuh ke jurang maut itu. Aku menganggap nya sudah mati sekarang. Kemudian sembilan belas yang tersisa dari dua puluh murid-murid Benteng Serigala Langit yang datang dalam ekspedisi ini terbunuh juga ketika mereka mencoba untuk menyerang Kakak Ling Tian namun tidak berhasil saat mereka mengingini harta kakak Ling Tian! "     

"Ku kira kelima Wakil Kepala Benteng Serigala Langit akan sangat marah jika mereka tahu apa yang terjadi selama ekspedisi ini!"     

"Tentu, jika mereka tahu bahwa keseluruh dua puluh murid Benteng Serigala Langit yang datang dalam ekspedisi kali ini terbunuh sebelum memiliki kesempatan untuk menjelajah jauh ke dalam pusaka harta rahasia Maharaja Beladiri ... mereka pasti akan bergetar karena marah."     

...     

Para murid Sekte Lima Elemen terlibat dalam pembahasan yang menarik di kalangan mereka sendiri. Banyak dari mereka semakin bersemangat saat pembicaraan itu menjadi semakin memanas.     

Tidak terkecuali, semua mata mereka dipenuhi dengan jejak kekaguman ketika melihat Duan Ling Tian yang berpakaian ungu turun perlahan dari lempeng belenggu iblis.     

"Kakak Ling Tian sangat tangguh!"     

"Ya, aku setuju ... Meskipun aku yakin akan kemampuannya, aku merasa gugup juga ketika melihat dia dikelilingi oleh 48 tokoh pendekar muda."     

"Aku juga. Aku tidak bisa mempercayai mataku ketika melihat kakak Ling Tian membunuh sebagian besar dari 48 tokoh dari kalangan muda dan melukai dan melumpuhkan sisanya hanya dengan sebuah ayunan pedangnya."     

"Aku sudah memutuskan! Aku akan mengikuti jejak Kakak Ling Tian di dalam Pusaka Harta Karun Maharaja Bela Diri ... Kakak Ling Tian bisa mendapatkan bagian terbesar. Aku akan mengikutinya selama aku bisa mengais dari sisanya."     

"Kau ternyata lebih pintar dari penampilanmu!"     

...     

Duan Ling Tian mendengar pembicaraan itu saat ia mendarat di sebelah Feng Tian Wu, Huang Daniu, Su Li, dan Zhang Shou Yong. Ia lalu menyimpan lempeng belenggu iblis-nya, dan hanya bisa tersenyum kecut saat mendengar percakapan itu.     

Murid Sekte Mandau yang diam-diam berdiri di sampingnya juga berbalik untuk melihat Duan Ling Tian dengan tatapan kagum.     

"Duan Ling Tian ... Apakah aku ditakdirkan untuk selalu lebih rendah daripada dirimu sepanjang hidupku? Bisakah aku melampauimu?"     

Seorang murid Sekte Mandau melihat ke arah sosok Duan Ling Tian dengan tatapan yang rumit di matanya.     

Murid itu tidak lain adalah Long Yun!     

Long Yun, Tuan Muda Saber, adalah salah satu di antara Lima Tuan Muda di Kekaisaran Rimba Biru dulu. Karena sebuah pertemuan dengan keberuntungan yang ia dapatkan, ia diambil sebagai murid oleh Saber 5, Wakil Ketua Graha Saber di Sekte Mandau. Hal itu telah membantunya mencapai kemajuan besar dalam kultivasinya.     

Kemudian, Long Yun juga tampil menonjol dalam Kompetisi Jenius di Kekaisaran Rimba Biru. Dia bersaing dengan para tokoh digdaya muda dari berbagai kerajaan dan kekaisaran di sepanjang perjalanannya untuk mendapatkan kelayakan untuk bisa ikut serta dalam Kompetisi Bela Diri Sepuluh Dinasti.     

Dia saat ini adalah murid resmi Graha Saber di dalam Sekte Mandau setelah mengikuti Saber 5 kembali ke Sekte Mandau.     

Long Yun adalah salah satu dari dua puluh murid muda Sekte Mandau yang terpilih untuk memasuki Pusaka Harta Karun Maharaja Bela Diri kali ini.     

"Siapa yang mengira ... Pemuda yang pertama kali dikenal di dalam kompetisi bela diri di antara Lima Sekte Besar di Kekaisaran Rimba Biru beberapa tahun yang lalu sekarang telah melakukan pencapaian hingga pada ketinggian seperti itu ..." Long Yun menghela nafas, dia mau tidak mau telah merasa dikalahkan.     

"Ayo pergi."     

Duan Ling Tian hanya tersenyum tenang ketika memperhatikan perhatian semua orang padanya. Ia memberi isyarat agar mereka turun menelusuri tangga batu yang ada di sisi panggung itu.     

Feng Tian Wu mengikuti langkah Duan Ling Tian, ​​bersama dengan Huang Daniu, Su Li, dan Zhang Shou Yong.     

Sisa dari murid Sekte Lima Elemen dan Sekte Mandau juga menuruni tangga batu itu bersama dengan mereka.     

Murid Sekte Lima Elemen itu dipimpin oleh Duan Ling Tian sementara murid-murid Sekte Mandau mengikuti Feng Tian Wu.     

Si kembar Nangong Chen dan Nangong Yi bersaudara mengikuti di belakang kelompok ketika melihat pemuda berpakaian ungu yang memimpin dengan mata penuh dengan perasaan rumit.     

Keduanya pernah menjadi murid paling cemerlang di kalangan generasi mereka di dalam Sekte Lima Elemen.     

Namun, Duan Ling Tian telah mengambil semua kehormatan dan kemuliaan yang dulunya menjadi milik mereka sejak hari pertama ia muncul di sekte tersebut.     

"Jika kita terus berpuas diri... aku takut kita tidak akan pernah bisa melampaui dirinya," kata Nangong Yi dengan senyum pahit.     

Meskipun Duan Ling Tian telah merebut kejayaan itu, dia tidak membenci Duan Ling Tian karena hal itu.     

Hal itu karena Duan Ling Tian telah mencapainya dengan kekuatannya sendiri dan dengan cara yang terhormat, bukan melalui kelicikan dan kebohongan.     

Mungkin Nangong Yi telah kalah, tetapi ia dengan tulus yakin bahwa Duan Ling Tian lebih baik darinya.     

Menurut Nangong Yi, jika ia ingin mendapatkan kembali kejayaannya, ia harus melampaui kemampuan Duan Ling Tian. Ketika saatnya tiba, semua kejayaannya yang dulu akan pulih lagi Tentu saja.     

"Aku pasti akan melampaui dirinya." Nangong Chen adalah orang yang tidak banyak bicara, tetapi tekadnya bergema dalam suaranya saat matanya berkilau dengan tegas.     

Jelas bahwa si kembar Nangong berada di bawah tekanan yang arah karena penampilan Duan Ling Tian yang mendominasi tiba-tiba.     

Itu adalah semacam tekanan yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya di masa lalu.     

Saat ini, hati mereka yang diabdikan pada jalan hidup sebagai ahli bela diri sedang dimurnikan. Mereka memiliki tujuan yang sama dan itu adalah untuk melampaui Duan Ling Tian!     

"Di antara kita berdua ... siapa pun yang lebih dulu melampaui dia akan menjadi kakak! Apakah kau setuju?" Nangong Yi menantang Nangong Chen untuk bertaruh berdua. Dia memandang Nangong Chen dengan alis terangkat.     

"Kau lebih baik bersiap untuk memanggilku kakak," Nangang Chen berkata dengan wajah datar.     

"Nanti kita lihat!" Nangong Yi bergumam dengan kilatan di matanya.     

Nangong Yi mengerti bahwa kekuatan kakaknya lebih baik daripada kekuatannya saat ini.     

Mengapa ia membuat perjanjian dengan Nangong Chen adalah untuk memotivasi dirinya sendiri untuk melampaui saudaranya dan bahkan Duan Ling Tian!     

Tidak ada motivasi tanpa suatu ketegangan.     

Tentu saja, Duan Ling Tian tidak mengetahui apa yang terjadi antara si Kembar Nangong. Dia tidak tahu bahwa dia telah dijadikan sebagai patokan, target bagi mereka untuk bekerja keras melampauinya.     

"Sudah semakin gelap."     

Duan Ling Tian dan Feng Tian Wu memimpin jalan menuruni tangga batu dengan sekelompok murid dari Sekte Lima Elemen dan Sekte Mandau mengikuti dari belakang.     

Siluet para murid dari Kuil Nirwana yang dipimpin oleh Xuan Bei bersama dengan dua orang murid Sekte Bulan Matahari yang berjalan perlahan di depan menghilang dari pandangan mata mereka dan meninggalkan mereka dalam kegelapan.     

Setelah beberapa saat dalam kegelapan, sebuah nyala api keluar dari tubuh Feng Tian Wu dan menerangi sekitarnya. Namun, area yang bisa diteranginya terbatas.     

Terinspirasi oleh Feng Tian Wu, sebuah nyala api juga muncul di antara kelompok murid-murid Kuil Nirwana tidak lama setelah api Feng Tian Wu menyala.     

Beberapa saat kemudian, sebuah nyala api terlihat naik di depan para murid Kuil Nirwana dan dua orang murid Sekte Bulan Matahari.     

Itu berasal dari Zhang Yan yang memimpin kelompok murid Sekte Pemutus Emosi berada.     

Dengan Sekte Pemutus Emosi, Kuil Nirwana, dan orang-orang Sekte Bulan Matahari memimpin, para murid dari Sekte Lima Elemen dan Sekte Mandau menghela napas lega dan mengekor di belakang mereka.     

"Berapa panjangnya tangga batu ini?"     

Setelah satu jam perjalanan, ujung tangga batu itu masih belum terlihat. Duan Ling Tian mau tidak mau memicingkan matanya. Ia tampak bingung.     

"Kelompok dari Sekte Pemutus Emosi telah berbelok," seorang murid dari Sekte Lima Elemen berseru dan mengejutkan Duan Ling Tian.     

Duan Ling Tian mengangkat kepalanya setelah mendengar seruan itu. Ia melihat nyala api yang ada di depan bergerak ke arah kiri, tetapi ia tidak bisa melihat secara jelas karena mereka terlalu jauh.     

Beberapa saat kemudian, para murid dari Sekte Pemutus Emosi itu bergerak ke kiri bawah penglihatan Duan Ling Tian     

Beberapa saat kemudian, para murid Kuil Nirwana bersama dengan dua orang murid Sekte Bulan Matahari juga berbelok ke kiri dan mengikuti Sekte Pemutus Emosi turun.     

Ketika mereka menjadi lebih dekat, Duan Ling Tian memperhatikan bahwa mereka telah mencapai ujung tangga batu itu dengan bantuan penerangan dari nyala api yang berasal dari tubuh Feng Tian Wu.     

Tentu, ini hanya sebuah ujung tangga batu yang menuju ke arah ini.     

Tangga batu di depan mereka itu berbelok dan mengarah ke kiri bawah, mengarah ke sebuah rangkaian tangga yang baru terlihat.     

"Tangga batu ini tidak ada akhirnya kan?"     

Duan Ling Tian, ​​Huang Daniu, dan kelompoknya berbelok ke kiri dan meneruskan langkah mereka menuju ke bawah. Huang Daniu mulai mengeluh dan ekspresi tidak sabar muncul di wajahnya, "Kita sudah bepergian lebih dari satu jam... Yi, mereka telah mempercepat langkahnya!"     

Huang Daniu memperhatikan cahaya dari kelompok orang-orang dari Sekte Pemutus Emosi tiba-tiba mempercepat langkah mereka dan melesat ke depan dalam sekejap sebelum dia bahkan bisa menyelesaikan kalimatnya.     

Cahaya dari para murid Kuil Nirwana juga melesat segera setelah itu.     

"Ikuti mereka!" Duan Ling Tian berkata kepada yang lain dengan alis terangkat saat ia juga melesat ke depan untuk mengejar ketinggalan.     

Shou! Shou! Shou! Shou! Shou! Shou!     

...     

Satu per satu, para murid dari Sekte Lima Elemen dan Sekte Mandau mengikuti langkah Duan Ling Tian.     

Di pintu masuk Pusaka Harta Karun Maharaja Bela Diri yang berada di atas gerbang megah itu, di luar lapisan tabir kemilau abu-abu, para tokoh petinggi dari enam kekuatan utama berdiri berkumpul di sana sambil memantau perisai kemilau abu-abu itu seolah-olah mereka bisa tembus menatapnya dan melihat apa sedang terjadi di dalamnya.     

Tabir kemilau putih keabu-abuan itu menjadi lebih gelap sejak Duan Ling Tian pertama kali melewatinya untuk mencapai panggung itu. Hal itu mengaburkan pandangan orang-orang yang ingin mengetahui tentang situasi di dalamnya.     

Itulah sebabnya apa pun yang terjadi di dalamnya setelah Duan Ling Tian masuk tidak bisa diketahui oleh orang-orang yang berada di luar.     

"Pedang 13, Saber 5 ... Awalnya ku pikir Duan Ling Tian akan bergabung ke Sekte Mandau, aku tidak mengira bahwa dia akhirnya akan bergabung dengan Sekte Lima Elemen."     

Wakil Kepala Benteng Serigala Langit Ning Can memandangi dua pria setengah baya di dekatnya itu dan tertawa mengejek.     

Wajah Saber 5 menjadi gelap setelah mendengarkan ucapan Ning Can. Dia menjawab dengan gusar, "Ning Can, jika bukan karena serangan dari Benteng Serigala Langit... Duan Ling Tian tidak akan menghilang tiba-tiba."     

Wajah Pedang 13 juga terlihat kesal.     

Tidak ada keraguan bahwa apa yang dikatakan Ning Can sama saja dengan menaburkan garam di atas luka milik Sekte Mandau.     

Peristiwa yang menyebabkan Duan Ling Tian hilang itu tidak akan terjadi jika bukan karena serangan Benteng Serigala Langit dan penculikan Duan Ling Tian.     

"Huh! Dengarkan kalian berlima... Setelah anak-anak ini selesai menjelajahi pusaka harta rahasia Maharaja Bela Diri ini, kami berdua akan berkunjung ke Benteng Serigala Langit dan meminta penjelasan dari Qing Lang!" Ketua Graha Saber Sekte Mandau berseru. Tatapan tajamnya menyapu kepada kelima Wakil Kepala Benteng itu.     

"Jika Qing Lang tidak bisa memberi kami penjelasan yang memuaskan... Aku mungkin perlu melemaskan otot tua ini sedikit," Ketua Graha Pedang juga ikut menambahkan dengan tegas.     

Mereka tahu tentang kejadian yang terjadi beberapa bulan lalu itu, tetapi mereka tidak begitu peduli saat itu.     

Saat itu, menurut pendapat mereka, mereka merasa tidak perlu mengganggu hubungan saling menghormati antara kedua sekte hanya demi seorang calon murid Graha Pedang yang bahkan belum melewati tahap persiapan dasar.     

Namun, mereka tidak mengira bahwa calon murid Graha Pedang yang tidak mereka pedulikan itu sungguh berbakat dan cerdik.     

Sepanjang sejarah sekte Mandau, tidak pernah ada monster yang begitu berbakat dan cerdik seperti itu yang bisa membunuh seorang ahli bela diri tahap Penafsir Ruang Tingkat Kesembilan, yang menggunakan senjata roh tingkat dua, dengan hanya sebuah pukulan. Apalagi, dia masih berusia di bawah tiga puluh tahun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.