Maharaja Perang Menguasai Langit

Tahap Pemulihan Ruang?



Tahap Pemulihan Ruang?

2Kolam pusaran di dalam Dantian Duan Ling Tian seperti seekor binatang buas dengan mulut yang terbuka lebar dan haus darah saat menghabiskan semua energi yang berasal dari Lempeng Belenggu Iblis.     

Selama proses ini, semburan energi yang sangat besar dan luar biasa terus menyembur. Hal itu membuat semua orang merinding hingga ke tulang, termasuk Maharaja Bela diri Shi Qi.     

Energinya sangat kuat dan tirani.     

"Energi apa itu?" Rasa ngeri muncul di wajah Maharaja Bela Diri Shi Qi. Dia merasa peningkatan energi pemuda berpakaian ungu yang terus menerus seperti itu telah melampaui jangkauan pemahamannya.     

Di tempat di mana tidak ada yang bisa melihat, di dalam Dantian Duan Ling Tian, sebuah gelombang energi hitam bergabung dengan Dantiannya dan terus berkumpul di tengah Dantiannya sebelum akhirnya terakumulasi, dan memadat menjadi sebuah nyala api hitam yang memancarkan aura jiwa yang gelap.     

Secara spontan, rambut ungu Duan Ling Tian yang berkibar tertiup angin berangsur-angsur jatuh ke bahunya. Aura tirani di matanya yang merah tampaknya juga mulai melemah.     

Detik berikutnya, ia tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menatap Maharaja Bela Diri Shi Qi.     

Hanya dengan satu tatapan mata saja telah membuat Maharaja Bela Diri Shi Qi merasakan sedikit kengerian. Dia segera waspada seolah-olah sedang berhadapan dengan seorang musuh yang tangguh.     

Wuss!     

Langkah Duan Ling Tian selanjutnya mengejutkan semua orang di tempat kejadian.     

Setelah menatap Maharaja Bela Diri Shi Qi sepintas, ia menghilang dari mata semua orang seolah-olah ia tidak pernah ada di sana.     

"Sungguh sangat cepat!" Kecepatan Duan Ling Tian sangat cepat. Hal itu membuat Maharaja Bela Diri Shi Qi merasa terkejut ketika ia langsung memicingkan matanya. Sedikit rasa takut terbersit di wajahnya.     

Ia menyadari bahwa kecepatan Duan Ling Tian saat ini begitu cepat sehingga ia tidak akan bisa menyusulnya bahkan jika ia menggunakan Tombak Roh Tingkat Kuasi Kerajaan dan mengerahkan kecepatan terbang maksimumnya.     

Meskipun kepergian Duan Ling Tian terasa sangat tiba-tiba, hal itu membuat Maharaja Bela Diri Shi Qi bisa menghela nafas lega.     

Dia merasa dirinya bisa terbunuh jika Duan Ling Tian menyerangnya setelah perubahan pada Dantiannya terjadi.     

"Itu sangat cepat!" Kedua murid langsung Maharaja Bela Diri yang bermarga Zhao dan Sun itu merasa bingung. Mereka menemukan bahwa mereka bahkan tidak bisa menangkap jejak gerakan pemuda berpakaian ungu itu ketika ia menghilang.     

Zhou Yi yang juga menyadari hal itu wajahnya langsung sangat buruk.     

Namun, matanya berbinar lagi pada detik berikutnya.     

Itu karena ia menyadari saat Duan Ling Tian pergi, ia tidak membawa wanita itu bersamanya. Selain itu, ia bahkan tidak membawa lempeng batu misterius yang telah memberinya kekuatan besar itu.     

Namun, wajahnya dengan sangat cepat berubah menjadi serius kembali ketika menyadari bahwa lempeng batu itu sudah berada di tangan gurunya. Ia tahu tidak mungkin baginya untuk mendapatkan lempeng batu itu sekarang.     

"Kakak Duan." Feng Tian Wu berdiri di samping, dengan wajah lembut dan sangat cantik yang dipenuhi dengan kekhawatiran.     

Dari awal hingga akhir, ia tidak melewatkan perubahan yang terjadi pada tubuh Duan Ling Tian sedikit pun.     

Meskipun pemuda itu tidak membawanya saat ia pergi, dia tidak akan menyalahkannya sama sekali. Bukan hanya ia tidak menyalahkannya, tetapi ia sangat mengkhawatirkan kondisi Duan Ling Tian.     

Dia tahu sesuatu pasti telah terjadi padanya meskipun ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.     

Wuss!     

Gaun merah Feng Tian Wu berkibar saat ia bersiap untuk meninggalkan Hutan Batu yang Hilang untuk mengejar Duan Ling Tian.     

Namun, ia telah dihadang oleh Zhou Yi pada detik berikutnya. Dia memperingatkan gadis itu dengan acuh tak acuh, "Jangan lupa janji yang kau buat dengan ku. Jika kau melarikan diri sekarang, aku akan melakukan perjalanan ke Sekte Ling Tian dan memusnahkan seluruh Sekte Ling Tian!"     

Wajah Feng Tian Wu menjadi gelap ketika mendengar ancaman Zhou Yi tersebut. Gadis itu menggeram dengan suara rendah, "Kau sudah melihat kekuatan Kakak Duan! Kau masih berani mencari masalah dengan ku dan Sekte Ling Tian? Apakah kau tidak takut mati? "     

"Hurmph!" Zhou Yi mendengus jijik. "Ku akui bahwa Duan Ling Tian memang sangat kuat… Namun, itulah kekuatan yang diberikan lempeng batu itu kepadanya! Saat ini, ia telah kehilangan lempeng batu itu... menurutmu apakah aku masih perlu takut padanya meskipun ia kembali? "     

Wajah Zhou Yi menyiratkan ejekan.     

Menurutnya, Duan Ling Tian tak akan bisa menandinginya tanpa lempeng batu itu. Ia akan bisa membunuhnya dengan mudah hanya dengan membalikkan telapak tangannya.     

Meskipun Feng Tian Wu sangat marah, namun ia tetap menahan diri ketika memikirkan tentang pentingnya arti Sekte Ling Tian bagi Kakak Duannya.     

"Ku harap kau tidak menyesali keputusan yang kau buat. Pada akhirnya, Feng Tian Wu memandang Zhou Yi dengan dingin lalu berbalik untuk kembali masuk ke dalam rumah batu tempat ia tinggal.     

"Penyesalan? Aku, Zhou Yi, tidak tahu apa artinya 'penyesalan'." Zhou Yi mendengus sebelum mengalihkan pandangannya kearah Lempeng belenggu iblis di tangan Maharaja Bela diri Shi Qi yang telah ditinggalkan oleh Duan Ling Tian. Sebuah rasa serakah yang samar muncul di wajahnya dengan seketika.     

Mata setiap murid dan pengikut Maharaja Bela diri itu, termasuk dua murid langsung Maharaja Bela diri itu, juga terpaku pada Lempeng Belenggu Iblis di tangan Maharaja Bela diri Shi Qi. Sorotnya kurang lebih serupa dengan Zhou Yi.     

Lempeng batu itu telah memberi mereka kejutan dalam hidup mereka.     

Lempeng itu pada kenyataannya akan bisa memberi kemampuan bagi seorang Raja Bela Diri yang awalnya tak mampu menandingi Zhou Yi untuk memiliki kekuatan yang mampu bersaing dengan Maharaja Bela Diri Hutan Batu yang Hilang Shi Qi.     

Selain itu, bahkan jika Dantian orang itu lumpuh setelah kekuatannya ditingkatkan dengan mengaktifkan lempeng batu itu, ia akan tetap saja kuat dan bahkan bisa terbang.     

Menurut mereka, hal ini seharusnya tidak mungkin terjadi!     

Di suatu tempat yang jauh di sisi timur Hutan Batu yang Hilang.     

Wuss!     

Sebuah sosok ungu menghilang dari Hutan Batu yang Hilang hanya dalam sekejap mata.     

Dia tidak lain adalah Duan Ling Tian yang baru saja meninggalkan Hutan Batu yang Hilang.     

Saat ini, Duan Ling Tian masih mempertahankan penampilannya sejak ia dirasuki kekuatan iblis dari lempeng itu. Dia masih berambut ungu dengan mata merah tanpa emosi seperti zombie.     

"Keberanianmu sangat besar, Nak! Jauh lebih besar dariku! Dengan tubuh seorang ahli bela diri yang masih mentah, kau termuata bisa menarik Energi Sisa Jiwa di dalam Lempeng Belenggu Iblis ke dalam tubuh mu sampai tiga kali! Kau benar-benar tidak lagi ingin hidup! " Sebuah suara riuh yang penuh semangat tiba-tiba terdengar di benak Duan Ling Tian.     

"Hurmff! Jika aku tidak mengumpulkan jiwaku dan terlahir kembali setelah sepenuhnya menyerap Energi Sisa Jiwa di dalam Lempeng Belenggu Iblis itu, kau pasti sudah mati sejak lama! Namun, kau tidak perlu berterima kasih sama sekali. Dengan menggunakan Lempeng belenggu iblis tiga kali, itu bisa dianggap bahwa kau secara tidak langsung telah membantuku mengumpulkan jiwa ku untuk terlahir kembali. Aku kira kita bisa menganggapnya impas! " Pemilik suara riuh itu mengoceh tanpa henti.     

"Namun, kau masih berhutang nyawa padaku… Jika aku tidak menghentikanmu menyerang bocah yang ada di Tahap Pemulihan Ruang itu, jiwamu pasti sudah hancur! Kau seharusnya percaya padaku... Jiwamu sudah di ambang kehancuran setelah melalui semua keadaan yang berlebihan itu. Jika kau masih terus menggunakan Energi Sisa Jiwa dari Lempeng Belenggu Iblis itu secara ceroboh untuk menyerang, jiwa mu pasti akan hancur! Jika jiwa mu hancur, aku terpaksa untuk menerima tubuhmu yang busuk ini. Aku tidak menginginkan tubuh mu yang busuk ini. Tidak, terima kasih! Ingat, kau berhutang nyawa kepada ku sehingga kau harus menemukan tubuh berkualitas tinggi untuk ku! Persyaratan ku tidak tinggi. Aku hanya ingin tubuh dari keturunan klan naga." Suara it uterus mengoceh tanpa ada tanda-tanda kelelahan.     

"Oh ya! Aku lupa bahwa kau tidak dapat mendengarku sekarang, Nak… Tetap saja, aku harus mengakui bahwa sekarang aku merasa jauh lebih baik karena sudah bisa berbicara setelah tidak dapat mendengar selama bertahun-tahun. Aku akan membiarkan Energi Sisa Jiwa yang ada di dalam tubuh mu agar kau bisa mencari suatu tempat untuk berlindung sebelum aku akan menarik semuanya kembali dan menghidupkan kembali jiwa mu yang tertekan. Jika aku menyerap semuanya sekarang, kau pasti akan mati. Saat itu, kita berdua akan berakhir. Kau sekarang adalah seorang yang cacat karena Dantian mu telah lumpuh. Betapa memalukan bahwa Dantian-mu telah dilumpuhkan oleh seorang bocah di Tahap Pemulihan Ruang! "     

Suara mengoceh itu terus berlanjut, tanpa ada menunjukkan tanda-tanda berhenti sedikit pun.     

Beruntung Duan Ling Tian tidak bisa mendengarnya saat ini. Kalau tidak, dia pasti akan merasa terpancing dan kesal.     

Hanya dalam sekejap mata, tiga hari telah berlalu.     

Hutan Batu yang Hilang itu telah mendapatkan kembali ketenangannya, dan sisi tenggara dari hutan batu yang dihancurkan itu juga telah dipulihkan. Ia tidak terlihat seperti baru dihancurkan sebelumnya.     

Kelompok pengikut Maharaja Bela diri itu bekerja sangat efisien.     

Meskipun hutan batu itu telah dipulihkan, insiden yang terjadi tiga hari lalu akan selamanya diingat oleh kelompok murid dan pengikut Maharaja Bela diri yang menyaksikannya hari itu.     

Kadang-kadang, ketika pemuda berjubah ungu dengan rambut ungu dan bermata merah itu muncul di benak mereka, hal itu akan langsung membuat mereka merasa ngeri hingga ke tulang dan bulu-bulu mereka akan merinding.     

Sosok ungu itu telah menjadi mimpi buruk mereka.     

Wuss!     

Hari ini, sesosok tubuh tiba-tiba muncul di dekat Hutan Batu yang Hilang.     

Ia adalah seorang lelaki tua yang bertubuh tegap yang mengenakan sebuah jubbah yang panjang. Wajahnya sepenuhnya ditutupi dengan janggut keriting berwarna putih keabu-abuan sementara rambutnya yang juga putih keabu-abuannya tidak terikat dan tergerai ke belakang di bahunya.     

Saat angin bertiup, jubah panjang di tubuh lelaki tua itu berkibar. Hal itu terlihat seakan ia berubah menjadi sebuah nyala api, dan menyebabkan dirinya terlihat seperti seorang Dewa Api yang turun dari langit.     

Dengan sangat cepat, lelaki tua berjubah merah itu telah menghilang dari tempatnya muncul.     

Ketika ia muncul kembali, dirinya sudah berada di dalam Hutan Batu yang Hilang itu. Semua Formasi Ilusi dan Formasi Pembunuh yang ada di dalam Hutan Batu yang Hilang itu diabaikan saja olehnya. Memasuki Hutan Batu yang Hilang itu baginya hanya seperti berjalan-jalan santai baginya.     

"Siapa itu?" Saat lelaki tua berjubah merah itu muncul, banyak pengikut Maharaja Bela diri menjadi terkejut. Sekelompok pengikut Maharaja Bela diri itu muncul dan mengepung lelaki tua itu.     

Rasa takut tersirat di wajah para pengikut Maharaja Bela diri itu.     

Mereka sedikit merasa ngeri di hati mereka.     

Orang tua ini tidak akan seaneh pemuda berbaju ungu yang datang tiga hari lalu itu, kan?     

Keduanya tampak memiliki banyak kesamaan.     

Paling tidak, dari cara mereka memasuki Hutan Batu yang Hilang yang seolah-olah seperti sedang berjalan di area biasa dan mengabaikan semua Formasi Ilusi dan Formasi pembunuh, itu terlihat serupa.     

"Hah?" Lelaki tua berjubah merah itu mengerutkan kening dengan kemunculan kelompok para pengikut Maharaja Bela Diri di Hutan Batu yang Hilang ketika matanya tiba-tiba bersinar seolah-olah telah memperhatikan sesuatu.     

Raga Jiwa Api? Pada detik berikutnya, ia menghela nafas sebelum menghilang tiba-tiba dari depan kelompok pengikut Maharaja Bela diri itu.     

Wuss!     

Begitu lelaki tua berjubah merah itu menghilang, semua pengikut Maharaja Bela Diri merasakan sebuah terpaan angin kencang yang menyapu Hutan Batu yang Hilang.     

"Sial! Dia sudah masuk! " Rasa ngeri terbit dari wajah semua pengikut Maharaja Bela Diri itu.     

"Musuh telah menyusup! Musuh telah menyusup! "     

"Seorang tokoh digdaya telah menyusup masuk ke dalam Hutan Batu yang Hilang!"     

…     

Kelompok pengikut Maharaja Bela diri itu segera terbang dengan kecepatan penuh dan menyerbu ke dalam Hutan Batu yang Hilang.     

Mereka berteriak sekuat tenaga dengan panik, mencoba memperingatkan murid dan pengikut Maharaja Bela Diri yang berada jauh di dalam Hutan Batu yang Hilang itu, termasuk murid langsung dan Maharaja Bela Diri Shi Qi itu sendiri!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.