Maharaja Perang Menguasai Langit

Kompetisi Bela diri Kabut Tersembunyi Segera Dimulai!



Kompetisi Bela diri Kabut Tersembunyi Segera Dimulai!

3Membunuh tiga ekor burung laut dengan sebuah sambaran petir!     

Duan Ling Tian baru saja mempraktikkan pepatah "membunuh tiga ekor burung dengan sebatang panah!"     

Jika ada orang yang ahli dalam menggunakan busur panah besar melihat keterampilan memanah seperti itu, ia pasti akan terkejut.     

Sekelompok burung laut yang terbang melintasi langit awalnya bergerak dengan sangat cepat. Seseorang harus memiliki keterampilan memanah yang mumpuni untuk membunuh salah satu dari mereka hanya dengan menggunakan sebuah busur dan sebatang anak panah.     

Jika seseorang ingin membunuh dua ekor burung sekaligus dengan satu anak panah, selain harus memiliki keterampilan memanah yang mumpuni, orang itu juga harus memiliki keterampilan pengamatan dan penilaian yang kuat juga.     

Hanya dengan begitu baru orang itu bisa membunuh dua ekor burung laut sekaligus dengan satu anak panah.     

Persyaratannya akan lebih tinggi dalam hal untuk membunuh tiga ekor burung dengan sebatang anak panah.     

Peluang ketiga burung laut yang bergerak cepat itu membentuk garis lurus akan terjadi dalam sekejap mata.     

Membunuh ketiganya sekaligus dalam satu tembakan hanya dalam sekejap mata pasti akan lebih sulit. Itu akan jauh lebih sulit daripada tantangan membunuh dua ekor burung sekaligus dengan satu anak panah.     

Naga Membubung Sembilan Langit!     

Entah bagaimana, tubuh Duan Ling Tian menyerbu dan sepertinya telah berubah menjadi seekor naga langit yang melonjak menembus sembilan langit.     

Saat ia tiba-tiba berhenti, tubuh ketiga ekor burung laut itu muncul di depannya dan melayang di udara saat mereka terangkat oleh suatu energi tak terlihat yang membuatnya bisa mempelajarinya.     

"Sial, aku sedikit meleset." Setelah menatap sekilas ketiga burung laut yang sudah mati itu, Duan Ling Tian sepertinya telah mendapatkan sesuatu. Dengan menggelengkan kepalanya, ia menghela nafas dengan menyesal.     

Alasan ia menghela nafas adalah bagaimana ketiga burung itu mati.     

Dua ekor burung tertembus mata kirinya sedangkan yang terakhir tertembus di tenggorokannya.     

Yang membuatnya mengeluh sedikit meleset dari sasarannya karena burung laut yang terakhir mati dengan cara berbeda dari dua burung yang pertama.     

Ketika Duan Ling Tian pertama kali melaksanakan niatnya, dia awalnya ingin menembus mata kiri ketiga burung laut itu dan membunuh mereka dengan satu anak panah.     

Saat ini, meski sudah mati, penyebab kematian salah satu burung laut itu sangat berbeda dari yang ia bayangkan sebelumnya.     

Karena alasan ini, ia merasa sangat tidak puas.     

Jika ada orang lain yang ada di sana, orang itu tidak akan bisa berkata-kata setelah mengetahui apa yang ada dalam pikiran Duan Ling Tian saat itu.     

Kemampuan mengasah keterampilan memanahnya hingga tingkat seperti itu hanya dalam kurun waktu sehari bisa dianggap sangat mengejutkan.     

Namun, ia masih tetap belum puas!     

Bukankah itu terlalu berlebihan?     

Tentu saja, hal ini juga karena tidak ada yang tahu tentang masa lalu Duan Ling Tian. Seandainya mereka mengetahui tentang kehidupan reinkarnasi masa lalu Duan Ling Tian di Bumi sebagai Ahli Senjata, mereka tidak akan memiliki pemikiran seperti itu sama sekali.     

Dalam reinkarnasi masa lalunya, keahlian menembaknya adalah yang terbaik di seluruh planet Bumi.     

Sebutan lima kata yang disematkan padanya sebagai "Ahli Senjata Terkuat di Bumi" sama sekali bukan sebuah lelucon.     

Selain memiliki kemampuan bertarung secara personal yang mengerikan, keahlian menembak Duan Ling Tian juga sekarang berada pada level yang akan membuat siapa pun dilanda panik jika mendengarnya.     

Karena alasan ini, Duan Ling Tian meletakkan harapan yang sangat tinggi terhadap dirinya sendiri.     

"Perangkat memanah ini masih sedikit tertinggal dari senjata api… Jika ini adalah senjata api yang ku gunakan di Bumi, aku akan memiliki keyakinan untuk menembus mata kiri mereka dalam satu tembakan selama kekuatannya cukup kuat," pikir Duan Ling Tian pada dirinya sendiri saat detak jantungnya menjadi semakin cepat.     

Namun, ia tidak menjadi kesal karena itu. Dengan cepat, dia menenggelamkan dirinya dalam mengembangkan keterampilan memanahnya lagi sampai ia lupa waktu.     

Sehari lagi berlalu.     

Sekali lagi, ia mencoba menembak tiga ekor burung dengan satu anak panah.     

Namun, kali ini, ia justru dapat menembak ketiga mata kiri burung laut tersebut dengan sebatang anak panah dan menyelesaikan misi yang telah ia tetapkan untuk dirinya sendiri.     

Sejak saat itu, Duan Ling Tian benar-benar menguasai keterampilan memanahnya.     

"Saat ini, ini adalah kesempakatanku secara resmi mengembangkan Panah Aerolit Kolosal." Saat ia memikirkan tentang hal ini, perasaannya langsung berubah menjadi campur aduk.     

Namun, sebelum hal itu berlanjut, tiba-tiba ia teringat sesuatu.     

"Bangsat, apakah ada hal khusus yang perlu ku perhatikan ketika aku mengembangkan Taktik Bela Diri Tingkat Malaikat?" Tiba-tiba dengan membuka mulutnya, Duan Ling Tian bertanya kepada Wang Ba - atau lebih tepatnya, jiwa Wang Ba - yang telah bersemayam di dalam tubuhnya.     

Wang Ba berkata bahwa ia dulunya adalah seorang tokoh digdaya Tingkat Malaikat di Tanah Malaikat.     

Oleh karena itu, ia memiliki banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan kepada Wang Ba karena ini adalah pertama kalinya ia mengembangkan Taktik Bela Diri Tingkat Malaikat.     

Namun, Wang Ba tidak menanggapi.     

"Oh ya… aku hampir lupa." Tiba-tiba, saat sebuah cahaya terang meledak di benak Duan Ling Tian, tiba-tiba ia seperti teringat sesuatu.     

Pada saat yang sama, dengan sebuah sentakan, Energi Spiritual yang besar, yang terkumpul dengan tenang jauh di dalam pikirannya tiba-tiba menjadi gelisah.     

"Nak, apakah kau ingin menggencetku hingga mati?" Saat Energi Spiritualnya menyebar sesuai dengan kendali Duan Ling Tian, sebuah suara jengkel segera masuk ke telinganya.     

Itu adalah suara Wang Ba.     

"Aku akan memintamu keluar sekarang, bukan?" Duan Ling Tian menjawab dengan acuh tak acuh.     

"Nak, bukankah menurutmu kau berhutang penjelasan padaku? Di mana rasa hormatmu atas martabat ku di sini hingga kau mengurungku menggunakan Energi Spiritual mu tanpa alasan apa pun?" Wang Ba mendengus dengan suara yang dalam.     

"Martabat?" Ekspresi Duan Ling Tian tetap tidak berubah saat ia bertanya dengan tenang, "Apakah kau masih memilikinya sekarang? Ngomong-ngomong… Jangan bilang padaku bahwa kau tidak tahu mengapa aku menggunakan Energi Spiritual ku untuk mengurungmu sebelumnya."     

"Hmph!" Wang Ba mendengus dingin, "Nak, kau terlalu meremehkanku! Aku sudah hidup selama bertahun-tahun dan wanita seperti apa yang belum pernah aku lihat sebelumnya? Apa menurutmu aku akan mengintipmu dan kedua gadis itu berhubungan seks?"     

Wang Ba masih ingat dengan jelas saat terakhir kali ia dikurung oleh Duan Ling Tian menggunakan Energi Spiritualnya, di rumah kayu yang dia bangun bersama dengan dua gadis di sampingnya itu. Mengenai alasan mengapa ia melakukannya, tentu ia telah melalui banyak hal dalam hidupnya sehingga ia dapat dengan mudah menebak alasannya.     

Itu tidak lain adalah kekhawatiran pemuda itu bahwa ia akan mengintip kehidupan seksual mereka.     

"Siapa tahu?" Duan Ling Tian menjawab dengan acuh tak acuh, "Kau sendiri yang mengatakannya sebelumnya… Kau adalah seorang Pendekar Iblis. Hanya nama 'Pendekar Iblis' saja sudah tidak terdengar menyenangkan. "     

"Kau…!" Setelah mendengar hal itu, Wang Ba langsung menjadi gusar.     

"Lebih baik kau bersiap secara mental… Di masa depan, aku masih akan menggunakan Energi Spiritual ku untuk mengurung jiwa mu jika dibutuhkan," lanjut Duan Ling Tian.     

Dia tidak ingin Wang Ba menonton keasyikan saat sedang bercinta dengan kedua gadis itu.     

Mungkin, Wang Ba memang pernah menjadi seorang tokoh digdaya Tingkat Malaikat, tapi saat itu, jiwanya yang tinggal di dalam tubuhnya sangat lemah. Duan Ling Tian dapat dengan mudah menggunakan Energi Spiritualnya yang telah mencapai Tahap Maharaja Bela diri untuk menekannya.     

"Nak, kau akan menyesalinya… Beraninya kau memperlakukan tokoh digdaya Tingkat Malaikat seperti itu !?" Nada bicara Wang Ba penuh dengan rasa tidak puas.     

"Kau bisa terus bicara dan aku akan mengurungmu sekarang!" Duan Ling Tian mengancam Wang Ba, dan membuatnya tidak berani mengatakan sepatah kata pun lagi. Seperti kata pepatah, "seseorang harus tunduk pada keadaan". Ia tidak punya pilihan selain menelan penghinaan dalam diam.     

Dengan segera, Duan Ling Tian mengingat tujuan utamanya dan bertanya, "Oh ya, alasan ku membiarkan kau keluar adalah untuk menanyakan apakah ada sesuatu yang harus ku perhatikan ketika aku mengembangkan Taktik Bela Diri Tingkat Malaikat."     

Begitulah, dengan bantuan Wang Ba, ia secara resmi mulai mengembangkan Taktik Bela diri Tingkat Malaikat Panah Aerolit Kolosal dan bersiap untuk bisa ikut serta dalam Kompetisi Bela Diri Kabut Tersembunyi yang akan datang.     

Tentu saja, dalam kurun waktu selama ini, ia telah melakukan beberapa hal lain seperti meracik beberapa pil.     

Atau lebih tepatnya, menggunakan Inti Jiwa Maharaja Siluman untuk meracik pil-pil itu.     

Selain Inti Jiwa Beruang Sisik Sungai Neraka yang dia dapatkan terakhir kali, dia juga dengan sengaja pergi untuk mencari beberapa sasaran makhluk hidup di laut sambil mengembangkan Panah Aerolit Kolosal. Karena itu, ia telah memperoleh beberapa Inti Jiwa Maharaja Siluman lainnya.     

Baginya, tidak banyak kesulitan dalam meracik pil dengan menggunakan Inti Jiwa Maharaja Siluman. Selain itu, tingkat keberhasilan peracikan pilnya juga cukup tinggi.     

Namun, karena Maharaja Siluman yang ia bunuh berada pada level yang lebih rendah, pil yang dibuat dari Inti Jiwa mereka tidak memberinya banyak peningkatan dalam basis kultivasinya.     

Namun, meski begitu, pil-pil itu memang membawa peningkatan besar bagi Li Fei dan Ke'er.     

Inti Jiwa Maharaja Siluman sejatinya adalah kristalisasi dari seluruh Sumber Energi Maharaja Siluman.     

Setelah Duan Ling Tian meraciknya menjadi pil, khasiat obatnya menjadi mudah diserap.     

Oleh karena itu, basis kultivasi kedua gadis itu melaju pesat dan mereka meningkat dengan kecepatan luar biasa sebelum Kompetisi Bela Diri Kabut Tersembunyi berlangsung.     

Saat Kompetisi Bela Diri Kabut Tersembunyi semakin dekat, atmosfer di Pulau Kabut Tersembunyi itu juga mulai berubah.     

Di pulau bagian selatan, seseorang muncul di atas sebuah rumah besar yang luas dan menatap tajam pada seorang wanita yang menunggu di sana sebelum bertanya dengan suara yang dalam, "Apakah kedua gadis itu masih belum kembali?"     

"Ya, mereka belum kembali." Wanita itu mengangguk. Ia tidak lain adalah Xu Rong, Kakak Senior pertama Lembah You Han.     

Sedangkan orang lain yang bertanya dengan suara yang dalam itu tidak lain adalah Maharaja Bela diri You Han.     

"Sepertinya kedua gadis itu telah melupakanku setelah mereka memiliki tunangan." Saat Maharaja Bela diri You Han mencapai akhir kalimatnya, suaranya langsung menjadi dingin.     

Di saat yang sama, seberkas sinar tajam terpancar dari matanya.     

"Kompetisi Bela Diri Kabut Tersembunyi akan dimulai sepuluh hari lagi… dan mereka ternyata belum kembali." Sambil mengerutkan kening, Xu Rong bertanya, "Guru, haruskah aku pergi mencari mereka?"     

"Pergilah." Maharaja Bela diri You Han mengangguk.     

Dengan segera, Xu Rong melesat pergi. Seolah-olah ia telah berubah menjadi sebuah sambaran petir, ia menghilang dari depan hidung Maharaja Bela diri You Han lalu menghilang di balik kabut yang tidak jauh dari sana.     

Tujuh hari kemudian, di sebuah rumah besar tempat orang-orang Puncak Ling Xuan tinggal.     

"Mengapa Adik Ling Tian belum kembali? Hanya ada tiga hari tersisa sebelum Kompetisi Bela Diri Kabut Tersembunyi dimulai secara resmi." Yang Hui, Maharaja Bela diri Ling Xuan, yang mengetahui bahwa Duan Ling Tian masih belum kembali menjadi sedikit mengernyit. "Aku ingin tahu kemana dia pergi. Seandainya aku tahu akan begini sebelumnya, aku seharusnya bertanya ke mana dia pergi setelah ia mengambil urat naga itu. Sekarang, bagus sekali! Aku tidak dapat menemukannya sama sekali." Yang Hui merasa tidak berdaya.     

"Guru, masih ada waktu tiga hari lagi... Paman Junior Duan pasti akan kembali," Zhou Di yang berdiri di belakang Yang Hui mencoba meyakinkannya.     

Setelah mengetahui bahwa Duan Ling Tian telah melukai dan mengalahkan Dong Hu dari Gunung Qiu Li dengan telak hanya dalam satu pukulan, Zhou Di, yang merupakan murid langsung pertama Maharaja Bela Yang Hui, telah memiliki perspektif baru yang lain tentang Duang Ling TIan.     

Pada saat yang sama, karena gurunya memanggil "adik" kepada Duan Ling Tian, maka ia memandang Duan Ling Tian sebagai Paman Juniornya.     

"Semoga." Setelah mendengar keyakinan Zhou Di, Yang Hui mengangguk.     

Satu hari.     

Dua hari.     

Dua hari telah berlalu.     

Besok akan menjadi saat dimulainya Kompetisi Bela Diri Kabut Tersembunyi di Pulau Kabut Tersembunyi.     

Wuss! Wuss! Wuss!     

Tiga buah sosok yang sangat cepat menyapu dari timur laut Pulau Kabut Tersembunyi dan tidak lama setelah itu, mereka tiba di pulau bagian selatan dan terus menuju ke arah tertentu dengan kecepatan yang sangat tinggi.     

Dengan segera, ketiga orang itu muncul di depan sebuah rumah yang luas.     

"Paman Junior Duan, kau akhirnya kembali!" Saat mereka bertiga baru saja menstabilkan diri, sebuah suara bergema tidak jauh dari sana. Itu adalah sebuah suara yang dipenuhi dengan perasaan senang yang tak bisa dijelaskan.     

"Paman Junior?" Seketika, di antara mereka bertiga, kedua wanita yang sangat cantik itu menoleh untuk menatap seorang pemuda tampan yang berdiri di tengah-tengah mereka dengan ekspresi bingung di wajah mereka.     

"Zhou Di?" Pemuda tampan yang berbaju ungu itu menatap pada orang yang sedang berjalan menuju ke arah mereka itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.