Maharaja Perang Menguasai Langit

Orang Bodoh Biasanya Tidak Takut



Orang Bodoh Biasanya Tidak Takut

0Duan Ling Tian melirik dengan tenang pria berjubah hijau yang datang berasama dua orang lain saat mereka turun dari langit. Dia bertanya dengan acuh tak acuh, "Apakah kedua orang tadi itu adikmu?"     

Setelah dia sampai di Puncak Ling Xuan, dia telah membunuh dua orang. Mereka adalah dua orang yang tadi.     

"Adikku adalah Lu Yi, murid Maharaja Bela Diri Puncak Ling Xuan!" Pria paruh baya itu menjawab dingin. Sepasang matanya berkilau dengan cahaya haus darah yang tajam. Gelombang niat membunuh yang mengerikan menyembur keluar dari tubuhnya dan membuat banyak orang di sana menggigil ketakutan.     

Murid Maharaja Bela Diri!     

Apakah Duan Ling Tian baru saja membunuh murid Maharaja Bela Diri?     

Saat ucapannya keluar dari mulut pria berjubah hijau itu, keributan langsung meledak.     

Segera, perhatian semua orang tertuju pada Duan Ling Tian bersamaan. Keterkejutan memenuhi wajah mereka seketika.     

"D-Dia membunuh murid Maharaja Bela Diri?" Raja Bela Diri Tingkat Ketiga yang datang dengan Duan Ling Tian bersama dengan Qiao Zhong tiga bulan lalu menatap Duan Ling Tian dengan keheranan sekali lagi.     

Dia masih ingat dengan jelas kejadian yang terjadi tiga bulan lalu.     

Pada saat itu, tidak diragukan lagi bahwa Duan Ling Tian memang menunjukkan basis kultivasi di Tingkat Pertama Tahap Pengenal Ruang.     

Pada hari ini, tiga bulan kemudian, kenyataan Duan Ling Tian telah membunuh Raja Bela Diri Tingkat Kedua dan Raja Bela Diri Tingkat Tiga sudah cukup untuk menimbulkan kejutan yang tidak dapat dijelaskan. Dia tidak mengerti mengapa Duan Ling Tian bisa mengalami kemajuan yang begitu berlebihan.     

Saat ini, seseorang dengan niat buruk mengatakan bahwa Duan Ling Tian telah membunuh adiknya, yang adalah murid Maharaja Bela Diri Puncak Ling Xuan.     

"Dia pasti salah mengira dia orang lain," pikirnya dalam hati.     

Banyak orang di tempat kejadian berbagi pemikiran yang sama dengannya, termasuk Qiao Zhong dan pria tua di sampingnya.     

"Lu Yi? Seorang murid Maharaja Bela Diri?" Duan Ling Tian mengangkat alis. Seketika, sesosok muncul di benaknya. "Oh, maksudmu pemimpin para perampok?"     

Pemimpin para perampok!     

Saat kata-kata Duan Ling Tian meninggalkan mulutnya, Qiao Zhong bertukar pandang dengan pria tua di sampingnya. Kebingungan tampak jelas di kedua mata mereka.     

Lu Yi adalah murid Maharaja Bela Diri Puncak Ling Xuan.     

Dia suka membawa beberapa pengikut Maharaja Bela Diri keluar dan bertindak sebagai perampok, menjarah di sekitar Puncak Ling Xuan.     

Sekarang Duan Ling Tian mengucapkan kata-kata "pemimpin perampok", mereka samar-samar menyadari bahwa dia mungkin benar-benar membunuh Lu Yi.     

"Itu memang kau!" Kilatan tajam di mata pria paruh baya berjubah hijau itu berbinar lebih terang. Mengambil langkah ke depan, Sumber Energi meroket dari tubuhnya dan tampaknya telah berubah menjadi api putih susu yang membumbung ke langit dengan mengancam.     

Bum!     

Dengan injakan kakinya, seluruh lantai panggung batu retak. Serangkaian retakan mengerikan menyebar ke segala arah, berubah menjadi jaring laba-laba besar.     

Orang bisa dengan mudah membayangkan betapa marahnya dia saat itu.     

Saat ucapan Duan Ling Tian keluar dari mulutnya, pria paruh baya berjubah hijau itu melangkah maju saat dia akan bergerak ke arahnya. Sosok seperti hantu tiba-tiba berdiri di depan jalan pria berjubah hijau itu.     

Kemunculan sosok ini mengejutkan semua orang.     

"Dia rupanya!" Hanya dalam satu pandangan, Duan Ling Tian langsung mengenali bayangan di depannya. Itu tidak lain adalah Qiao Zhong, murid Maharaja Bela Diri Puncak Ling Xuan yang telah membawanya ke sini sejak awal.     

"Qiao Zhong, apa maksudmu?" Wajah pria berjubah hijau itu berubah geram ketika dia menggeram keras, "Sebaiknya kau tidak ikut campur dengan masalah hari ini."     

"Lu Zhong." Qiao Zhong melirik pria paruh baya berjubah hijau dengan acuh tak acuh. "Aku tidak peduli apakah adikmu mati di tangannya atau tidak. Saat ini, dia ada di sini di tempatku, jadi dia dalam perlindunganku. Sebelum Pemilihan murid dan pengikut Maharaja Bela Diri terjadi, aku tidak akan membiarkan hal buruk apapun menimpanya."     

Ketika dia mencapai akhir kalimatnya, matanya berbinar cemerlang.     

"Qiao Zhong, jangan lupa kau hanyalah pecundang yang telah kalah!" Lu Zhong mendengus mengejek.     

Seperti kata pepatah, kalau ada keramaian, pasti ada tawuran.     

Hal yang sama berlaku untuk Puncak Ling Xuan juga.     

Di Puncak Ling Xuan, ada tiga murid istimewa Maharaja Bela Diri di bawah perintah Maharaja Bela Diri Ling Xuan.     

Murid istimewa tertua selalu berkultivasi bersama di samping Maharaja Bela Diri Ling Xuan. Sama seperti Maharaja Bela Diri Ling Xuan, keberadaannya selalu menjadi misteri.     

Para murid kedua dan ketiga biasanya mengendalikan seluruh Puncak Ling Xuan.     

Seiring berlalunya waktu, beberapa gesekan tak terhindarkan terjadi di antara mereka berdua, menyebabkan murid-murid Maharaja Bela Diri dan pengikut di bawah mereka saling bertarung untuk balas dendam saat mereka membentuk dua kelompok besar di puncak.     

Selain menjadi orang terkuat di antara tiga besar dari semua murid Maharaja Bela Diri di Puncak Ling Xuan, Lu Zhong juga anggota kelompok murid istimewa kedua Maharaja Bela Diri. Karena kekuatannya yang kuat, murid istimewa kedua Maharaja Bela Diri sangat mempercayainya.     

Sebaliknya, Qiao Zhong, berada di bawah murid istimewa ketiga Maharaja Bela Diri.     

Karena perbedaan kelompok tempat mereka berada, mereka berdua sama sekali sudah tidak rukun.     

Hari ini, setelah Lu Zhong ingin menyingkirkan Duan Ling Tian secara terang-terangan di hadapan Qiao Zhong, tentu saja, Qiao Zhong tidak akan membiarkannya melakukan apa yang dia inginkan.     

Wuss!     

Saat Lu Zhong tertawa terbahak-bahak, angin kencang bertiup melewati dan segera, sesosok muncul di samping Qiao Zhong. Sosok itu tidak lain pria tua yang berdiri di samping Qiao Zhong tadi. Dia juga murid Maharaja Bela Diri Puncak Ling Xuan yang bertanggung jawab untuk memantau orang-orang yang akan ikut serta dalam Pemilihan murid dan pengikut Maharaja Bela Diri.     

Murid Maharaja Bela Diri ini berada di kelompok yang sama dengan Qiao Zhong.     

"Lu Zhong, jika kau yakin bisa menang melawan persekutuan kami berdua, kau bisa menyerang kami," kata Qiao Zhong dengan acuh tak acuh. Nada suaranya mengandung sedikit provokasi.     

Wajah Lu Zhong langsung berubah muram.     

Dia benar-benar tidak memiliki banyak kepercayaan diri untuk menang jika seseorang memintanya untuk bertarung melawan dua orang sendirian, apalagi melawan dua murid Maharaja Bela Diri di depannya.     

Meskipun kekuatannya berada di peringkat tiga di antara kelompok murid Maharaja Bela Diri Puncak Ling Xuan, kekuatannya sebenarnya kurang lebih setara dengan dua orang di depan.     

Jika dia bertarung sendirian, dia bisa mengalahkan salah satu dari dua orang di depannya.     

Namun, jika keduanya memutuskan untuk menyerang bersama, dia tahu bahwa dia bukan tandingan mereka.     

Sedangkan dua orang yang ikut serta bersamanya, mereka hanyalah pengikut Maharaja Bela Diri. Mereka hanya bisa berfungsi sebagai umpan meriam yang bertarung melawan dua murid Maharaja Bela Diri; mereka sama sekali tidak membantunya sama sekali.     

"Qiao Zhong, apakah kau ingin bertarung dalam jumlah sekarang?" Mata Lu Zhong berbinar dingin, karena dia sudah siap untuk meminta anak buahnya agar menyuruh lebih banyak orang datang.     

"Bertarung dalam jumlah?" Qiao Zhong tampaknya telah menebak pikiran Lu Zhong. Memerhatikan Lu Zhong dengan baik, ia memperingatkan, "Lu Zhong, jika aku jadi kau, aku tidak akan sebodoh itu untuk menyuruh lebih banyak orang datang ke sini … Jangan lupa, Tuan Maharaja Bela Diri sendiri yang menetapkan aturan untuk Pemilihan murid dan pengikut Maharaja Bela Diri. Itu juga perintah Tuan Maharaja Bela Diri bagi kita untuk melindungi orang-orang yang ikut serata dalam Pemilihan murid dan pengikut Maharaja Bela Diri! Namun, aku benar-benar ingin melihat … Balasan macam apa yang akan kau dapatkan setelah mematuhi perintah Tuan Maharaja Bela Diri? Pada saat itu, aku hanya bisa berharap gurumu akan bersedia meminta belas kasihan atas namamu!"     

Saat Qiao Zhong mencapai akhir kalimatnya, seringai mengejek tampak jelas di wajahnya.     

"Kau!" Kata-kata Qiao Zhong membuat Lu Zhong sangat kesal sehingga dia langsung dipenuhi dengan api amarah. Namun, dia akhirnya menekannya.     

Dia juga menjadi tenang setelah mendengar peringatan Qiao Zhong.     

Kemudian, mengabaikan Qiao Zhong, Lu Zhong memelototi Duan Ling Tian dengan dingin dan mengancamnya dengan keras, "Baiklah kalau begitu! Aku akan membiarkanmu hidup selama tiga bulan lagi! Tiga bulan nanti, kuharap kau bisa melewati Pemilihan murid dan pengikut Maharaja Bela Diri dan pada saat itu, aku akan secara pribadi membunuhmu dan membalaskan dendam adikku!"     

Setelah dia selesai, sebelum menunggu Duan Ling Tian untuk menjawab, dia buru-buru pergi dengan dua pengikut Maharaja Bela Diri di belakangnya. Datang dan pergi seperti angin, seolah-olah dia didak pernah muncul sebelumnya.     

Dari awal sampai akhir, Duan Ling Tian tetap tenang dan terkendali.     

Emosinya bahkan tidak terpengaruh oleh ancaman Lu Zhong.     

Bahkan, dia tidak menatap Lu Zhong.     

"Duan Ling Tian, ​​apa kau benar-benar membunuh Lu Yi?" Segera, Qiao Zhong memandang Duan Ling Tian dan bertanya dengan tatapan rumit.     

"Kurasa begitu," Duan Ling Tian mengangkat bahu saat dia menjawab dengan tidak peduli.     

Dia tidak tahu apakah orang itu Lu Yi atau bukan, tetapi dia ingat bahwa setelah dia membunuh orang itu, orang di sampingnya sepertinya memanggilnya "kakak Senior Lu".     

Aku rasa begitu?     

Setelah mendengar ucapan Duan Ling Tian, ​​semua orang, termasuk Qiao Zhong dan pria tua di sampingnya, menjadi terdiam.     

"Aku membuat penilaian yang salah tiga bulan lalu … Kau sama sekali tidak pantas berada di sini. Namun, sekarang kau telah menyinggung Lu Zhong, teruslah tinggal di sini," kata Qiao Zhong dengan tatapan rumit.     

"Sedangkan paviliun itu … Tinggal-lah di sana," kata Qiao Zhong sambil melihat paviliun di panggung batu di belakang tangga dan dikelilingi dengan Sumber Energi Langit dan Bumi yang hampir kokoh.     

Segera, Qiao Zhong naik ke udara dan pergi ke depan paviliun. Mulutnya sedikit bergetar ketika tidak ada yang tahu apa yang sedang dia bicarakan.     

Detik berikutnya, seorang pria terbang keluar dari sana, seorang pria paruh baya yang tampak polos.     

"Tuan, aku pikir paviliun ini adalah milik si pemenang. Jika kau memenangkannya, haruskah aku menganggap kau telah menyalahgunakan kekuatanmu untuk keuntungan pribadimu?" Tidak seperti kata-kata lembut yang diucapkan Qiao Zhong, pria paruh baya itu sengaja berbicara dengan keras. Suaranya jelas memasuki telinga semua orang, termasuk Duan Ling Tian juga.     

Untuk sesaat, sebagian besar wajah orang berekspresi aneh.     

Menyalahgunakan kekuatanmu untuk keuntungan pribadimu?     

Pria ini benar-benar berani berbicara sembarangan.     

"Aku hanya menyarankan agar kau mengosongkan paviliun ini. Jika kau mau, semuanya akan berakhir dengan damai, tetapi jika kau tidak mau mendengarkan saranku, berduel dengannya dan perjuangkan kepemilikan paviliun ini." Qiao Zhong juga bersuara sambil berbalik untuk melihat Duan Ling Tian.     

Saat semua mata beralih ke arah Duan Ling Tian, ​​membuatnya menjadi pusat perhatian banyak orang, pria paruh baya dari paviliun juga langsung menatapnya.     

Pria paruh baya itu naik ke udara dan segera tiba di udara di atas Duan Ling Tian hanya dalam sekejap mata. Menatap Duan Ling Tian ke bawah, ​​dia berkata dengan suara yang dalam, "Meskipun aku tidak tahu hubungan apa yang kalian miliki dengan orang ini sampai-sampai dia benar-benar memintaku untuk meninggalkan paviliun ini … Jika kau benar-benar ingin tinggal di sini di paviliun ini, kau harus melawan dan membunuhku dulu!"     

Setelah mendengar ucapan pria paruh baya itu dan perilakunya, seketika semua orang di tempat itu menatapnya aneh.     

"Orang bodoh biasanya tidak takut!" Pikiran yang sama muncul di benak mereka seketika.     

Banyak orang bahkan memandang pria paruh baya itu dengan iba.     

Saat itu, mereka hampir yakin bahwa memang benar Duan Ling Tian membunuh murid Maharaja Bela Diri Puncak Ling Xuan dan kakaknya bahkan mengejarnya.     

Namun, pada saat ini, menghadapi Duan Ling Tian yang memiliki kemampuan membunuh seorang murid Maharaja Bela Diri, pria paruh baya yang keluar dari paviliun dan juga yang terkuat di antara semua Raja Bela Diri Tingkat Ketiga, kini secara terbuka menantangnya bertarung tanpa mengetahui kekuatannya, apalagi perbuatan yang telah dia lakukan sebelumnya.     

Meskipun ada banyak orang yang berada di sana, tidak ada dari mereka yang memperingatkan pria paruh baya itu.     

Mungkin, mereka juga merasa tidak senang padanya karena bisa tinggal di tempat yang begitu indah untuk waktu yang lama, jadi mereka ingin melihatnya membodohi dirinya sendiri.     

"Aku tidak suka orang berdiri di atas kepalaku." Tepat pada saat ini, Duan Ling Tian akhirnya membuka mulutnya. Dari awal sampai akhir, dia bahkan tidak berusaha mengangkat kepalanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.