Maharaja Perang Menguasai Langit

Chen Tong, Tetua Istana Malaikat Pengembara 



Chen Tong, Tetua Istana Malaikat Pengembara 

2Pria paruh baya dari Istana Malaikat Pengembara itu menatap Duan Ling Tian dengan ketakutan. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Kekuatan pemuda berbaju ungu itu telah menimbulkan rasa takut di dalam hatinya. Saat itu, hatinya juga dipenuhi dengan rasa tidak percaya karena dia merasa tidak mungkin pemuda ini berani membunuh seorang murid Istana Malaikat Pengembara di wilayah mereka. Meskipun hal ini pernah terjadi juga di masa lalu, orang-orang itu telah dibunuh tanpa ampun oleh para tokoh digdaya di istana itu.     

Chen An pasti telah mengucapkan kata-kata kasar kepada pemuda berpakaian ungu itu melalui Pesan Suara. Berdasarkan kata-kata pemuda itu, itu pasti ada hubungannya dengan para gadis kembar yang ada di sampingnya! Gadis kembar itu pasti istri-istrinya!' Seorang pemuda lain yang juga merupakan murid Istana Malaikat Pengembara yang sedang berpatroli berhasil mengetahui apa yang terjadi. Lagi pula, dia dekat dengan Chen An yang baru saja terbunuh. Karena itu, dia tahu betapa bejatnya Chen An.     

Ketika Chen An melihat wanita cantik, dia akan bertindak sembrono dan menjadi semakin tidak terkendali jika wanita itu berasal dari latar belakang yang lebih rendah. Murid yang berpatroli itu menghela nafas lagi ketika berpikir, 'Chen An pasti mengira orang-orang ini adalah siluman manusia biasa yang datang ke sini untuk mencari perlindungan dari Istana Malaikat Pengembara... Dia mungkin bahkan tidak tahu apa yang menimpanya ketika dia terbunuh! ' Pria muda itu diam-diam mengucapkan doa untuk Chen An setelah itu.     

Mata pria muda itu dipenuhi rasa takut saat melihat pria muda berpakaian ungu itu. Dia menemukan bahwa lelaki itu sangat menakutkan. Lagipula, dia bahkan tidak melihat kapan pemuda berbaju ungu itu bergerak, tetapi dia mampu dengan mudah membunuh seorang pendekar di bentuk Kedua Tahap Malaikat Kayangan hanya dengan energinya saja seolah-olah dia sedang menyembelih seekor ayam.     

Bahkan Kakak Hong tidak dapat bereaksi tepat waktu ketika pemuda berpakaian ungu itu diserang. Kakak Hong berada di bentuk Ketiga Tahap Malaikat Kayangan jadi pemuda ini setidaknya pasti berada di Bentuk Keempat Tahap Malaikat Kayangan! Namun, kemungkinan besar dia berada di Bentuk Kelima atau Keenam dari Tahap Malaikat Kayangan …' Pemuda itu terus berpikir di dalam hatinya, 'Namun, bahkan jika dia seorang pendekar di Bentuk Keenam Tahap Malaikat Kayangan, dia tetap akan mati atas sikap nekadnya membunuh seorang murid Istana Malaikat Pengembara!' Pemuda itu merasa yakin ketika memikirkan hal ini. Sebersit rasa kasihan terlihat di matanya ketika menatap Duan Ling Tian saat ​​​​memikirkan apa yang akan terjadi pada pemuda berbaju ungu itu.     

Secara umum, jika seorang manusia berada pada Bentuk Kelima tahap Malaikat Kayangan atau di atasnya, ia dapat dengan bebas bergabung dengan Istana Malaikat Pengembara. Karena para tokoh digdaya seperti itu dianggap cukup kuat, maka ada pengecualian dibuat untuk mereka. Namun, aksi pemuda berbaju ungu ini telah menginjak-injak harga diri Istana Malaikat Pengembara. Jika Istana Malaikat Pengembara tidak membunuhnya, reputasi mereka akan sangat rusak. Untuk alasan ini, murid muda dari Istana Malaikat Pengembara itu tidak berpikir Duan Ling Tian akan bisa bertahan hari ini.     

"Jika kau akan meminta bantuan, tolong lakukan dengan cepat. Kau sudah telah memegang Token Giok Pesan Suara itu cukup lama sekarang, " kata Duan Ling Tian dengan tenang seolah-olah sedang berbicara tentang sesuatu yang tidak penting ketika dia melihat pria paruh baya itu.     

Karena hampir tidak ada Pendekar Dao di Klan Iblis, wajar saja jika mereka tidak memiliki Jimat Keramat. Namun, mereka memiliki Token Giok Pesan Suara. Itu dapat dengan mudah diperoleh dari orang-orang yang telah mereka bantai di Provinsi Bawah Tanah Malaikat. Bagaimanapun, Token Giok Pesan Suara ini tidak jarang beredar.     

"Kau ..." Mata pria paruh baya itu terbelalak terkejut ketika menyadari Duan Ling Tian telah lama mengetahui bahwa dia telah mengeluarkan Token Giok Pesan Suara. Dia tidak memecahkan Token Giok Pesan Suara di tangannya karena dia takut Duan Ling Tian akan membunuhnya jika mengetahuinya. Berdasarkan kekuatan pemuda berpakaian ungu itu dan bagaimana dia dengan mudah membunuh Chen An, dia dapat dengan mudah menghentikannya untuk memperingatkan yang lain.     

Faktanya, pria setengah baya itu berencana untuk menggunakan murid muda lainnya sebagai pengalih perhatian sebelum memecahkan Token Giok Pesan Suara itu. Di luar dugaannya, pemuda berbaju ungu itu telah mengetahui rencananya.     

"Jika kau akan meminta bala bantuan, tolong lakukan dengan cepat…' Kata-kata Duan Ling Tian terus-menerus terngiang di benak pria paruh baya itu. Meski begitu, dia tidak berani bertindak sembarangan. Siapa yang tahu jika pemuda itu akan menghentikan pesannya sebelum membunuhnya?     

"Ding Jianhong? Kenapa hanya ada kalian berdua? Hmm? Siapa orang-orang ini?!" Pria paruh baya itu, Ding Jian Hong, sedang mengalami pergumulan pikiran di benaknya ketika sebuah suara tua terdengar dari jauh. Ketika mendengar suara ini, dia langsung merasa lega.     

Sepertinya murid dari Istana Malaikat Pengembara lainnya yang sedang patroli juga mengetahui tentang situasi di sini.     

Wuss! Wuss! Wuss!     

Tiga suara desingan ini menandai kedatangan tiga orang pria. Ada satu pria tua, satu pria paruh baya, dan seorang pria muda. Orang tua itu jelas adalah pemimpin di antara ketiganya, dan dia jualah yang sudah berbicara.     

Krekk!     

Pada saat perhatian Duan Ling Tian terfokus pada tiga murid patroli yang baru saja tiba itu, Ding Jian Hong dengan cepat memecahkan Token Giok Pesan Suara sebelum seberkas cahaya terang terbang ke sebuah lokasi yang tidak diketahui di Istana Malaikat Pengembara.     

Wusss! Wusss! Wusss!     

Hal ini menyebabkan keributan besar dan membuat khawatir ketiga orang yang baru saja tiba. Ekspresi mereka langsung berubah suram.     

Mereka tahu bahwa Ding Jian Hong pasti menghadapi situasi yang sulit baginya untuk menggunakan Token Giok Pesan Suara pada saat itu.     

Di Istana Malaikat Pengembara, setiap kelompok patroli terdiri dari tiga orang. Sekarang ketiga orang yang baru datang itu melihat Ding Jian Hong berdiri hanya dengan satu orang di sebelahnya, perasaan tidak menyenangkan segera muncul di hati mereka.     

"Hei, pemuda berpakaian ungu ini baru saja membunuh Chen An… Saat dia menyerang, aku tidak bisa bereaksi tepat waktu. Ketika aku tersadar kembali, Chen An telah menghilang. Satu-satunya yang tersisa hanyalah Cincin Ruangnya! " Ding Jian Hong mengirimkan pesan suaranya kepada ketiga orang yang baru saja tiba dan mengejutkan mereka. "Dari awal hingga akhir, dia tidak bergerak sama sekali. Aku curiga dia setidaknya berada di Bentuk Kelima atau Keenam tahap Malaikat Kayangan! " Bagian terakhir dari kata-kata Ding Jian Hong bahkan semakin mengejutkan mereka.     

Seorang tokoh digdaya di Bentuk Kelima atau Keenam Tahap Malaikat Kayangan?     

Ketiga orang yang baru datang itu ketakutan setengah mati. Di antara mereka, yang terkuat hanya berada di Bentuk Ketiga tahap Malaikat Kayangan. Jangankan para tokoh digdaya di Bentuk Keenam tahap Malaikat Kayangan, bahkan para tokoh digdaya di Bentuk Kelima Tahap Malaikat Kayangan dapat dengan mudah membunuh mereka.     

Saat ini, Duan Ling Tian mengalihkan pandangannya kembali kepada Ding Jian Hong dan menyebabkan Ding Jian Hong berkeringat. Namun, dia menghela nafas lega ketika memikirkan pesan yang telah berhasil dikirimna.     

Ding Jian Hong tidak lagi merasa takut. Saat ini, dia telah pasrah jika harus mati. Namun, dia terkejut dengan kata-kata Duan Ling Tian.     

Duan Ling Tian menggerutu dengan malas, "Aku sudah menyuruhmu untuk menggunakan token giok sebelumnya, tetapi kau menunggu sampai saat ini untuk melakukannya. Apakah kau takut aku akan menghalangimu mengirim pesan?     

D-dia tidak takut bahwa aku akan mengirim pesan?' Ding Jian Hong merasa bingung. 'Apakah dia tidak takut mati? Dari mana dia mendapatkan kepercayaan dirinya?     

.. Tiba-tiba, sebuah suara gemuruh bergema di udara.     

"An'er!"     

"Bagaimana aku bisa melupakannya?' Ding Jian An akhirnya ingat ayah Cheng An adalah seorang tetua di Istana Malaikat Pengembara! Basis kultivasinya sudah berada di Bentuk Ketujuh tahap Malaikat Kayangan!     

"Tetua Chen Tong!"     

"Tetua Chen Tong!"     

Hanya dalam sekejap mata, seorang pria berukuran rata-rata dan seorang pria paruh baya juga telah tiba. Ding Jian Hong dan empat murid patroli lainnya memberi hormat kepada mereka. Pria paruh baya ini adalah Chen Tong, seorang Tetua Istana Malaikat Pengembara. Dia adalah ayah dari Chen An yang baru saja terbunuh oleh Duan Ling Tian.     

Chen Tong mengabaikan sapaan semua orang dan langsung menatap Ding Jian Hong dengan dingin sebelum bertanya, "Ding Jian Hong! Bukankah anakku berpatroli denganmu hari ini? Dimana dia?!"     

Ding Jian Hong merasa dingin telah menjalari tulang punggungnya tetapi sambil mengertakkan gigi ia menjawab, "Tetua Chen Tong ... Chen An telah terbunuh." Tatapan matanya bersirobok dengan tatapan mata Duan Ling Tian ketika ia berbicara.     

"Kau? Kaulah yang telah membunuh putraku?" Tatapan Chen Tong beralih meninggalkan Ding Jian Hong, membuatnya menghela nafas lega, dan dia menatap Duan Ling Tian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.