Maharaja Perang Menguasai Langit

Membunuh dengan Dominasi!



Membunuh dengan Dominasi!

3Meskipun Gan Ru Yan lahir di sebuah klan, dia tidak dekat dengan anggota klan mana pun. Dia lahir di Sekte Pemuja Api bersama adik perempuannya. Pada saat itu, saudara perempuannya dinyatakan sebagai Gadis Suci Sekte Pemuja Api sementara dia diterima sebagai murid oleh gurunya. Selama bertahun-tahun ini, selain gurunya, dunianya hanya diisi dengan kultivasi. Dia hampir tidak berinteraksi dengan murid Sekte Pemuja Api mana pun. Dia baru merasakan cinta keluarga ketika pergi ke Provinsi Bawah dan menemukan adik perempuannya. Ketika adik perempuannya melahirkan seorang anak, cintanya merambat kepada anak itu juga dan dia mencintai keponakannya itu seperti anak perempuannya sendiri.     

"Si Ling ..." Meskipun Gan Ru Yan tahu dia tidak bisa menyaingi ikatan antara ayah dan anak perempuannya itu, dia tidak bisa menahan perasaan kesalnya. Rasanya Si Ling tidak lagi membutuhkannya sekarang.     

Saat ini, Ke'er memandang Duan Si Ling dan berkata, "Si Ling, pergilah bermain dengan bibimu sebentar... Ada sesuatu yang perlu ku bicarakan dengan ayahmu."     

Duan Si Ling dengan enggan meninggalkan pelukan Duan Ling Tian dan melihat ayah dan ibunya memasuki sebuah ruangan.     

Pikiran seorang anak sederhana. Tidak butuh waktu lama sebelum perhatian Duan Si Ling kembali kepada Gan Ru Yan setelah orang tuanya menghilang dari pandangannya. "Bibi…"     

Duan Ling Tian merasa bingung. Dia memandang Ke'er dan bertanya, "Ke'er, apakah kau baik-baik saja?"     

"Kakak Tian, ​​aku baik-baik saja." Ke'Er menggelengkan kepalanya dan menghela nafas. "Aku tahu kakakku merasa sedikit sedih, jadi aku ingin dia memiliki waktu berduaan dengan Si Ling… Sejak Si Ling lahir, dia telah memperlakukan Si Ling dengan sangat baik. Dia memperlakukan Si Ling seperti anaknya sendiri."     

"Aku bisa melihat nya… Dia peduli pada Si Ling lebih dari dia peduli pada dirinya sendiri."     

"Sebelumnya ketika Si Ling berlari ke pelukanmu begitu dia keluar, aku bisa melihat kakakku merasa kesal." Sebagai seorang wanita, Ke'er sangat menyadari emosi orang-orang. Dalam hal ini, Duan Ling Tian bukan tandingannya.     

"Aku mengerti." Duan Ling Tian akhirnya mengerti situasinya. Kemudian, dia mulai merasa tidak enak. "Aku benar-benar tidak tahu dia memperlakukan Si Ling dengan sangat baik... Jika aku tahu, aku tidak akan menyiksanya seperti itu." Dia berprasangka buruk terhadap Gan Ru Yan karena dialah yang membawa Ke'er pergi jauh darinya saat itu. Sekarang mengetahui Gan Ru Yan telah memperlakukan putrinya dengan sangat baik, prasangkanya terhadapnya menghilang dan tergantikan oleh rasa bersalah. Lagipula, tidak sopan baginya untuk memperlakukan seorang gadis seperti itu.     

"Kakak Tian, ​​kakak kembarku benar-benar orang yang baik ... Dia membawa ku pergi saat itu karena dia khawatir orang lain dari Sekte Pemuja Api akan menyakiti ku jika mereka menemukan ku. Dia tidak bermaksud jahat. Jika dia memiliki niat buruk, dia sudah mengirim ku ke embaga Displin segera," kata Ke'er.     

"Aku tahu itu." Duan Ling Tian mengangguk. "Jangan khawatir… aku tidak akan berprasangka buruk padanya di masa depan."     

"Baik." Ke'er mengangguk sambil tersenyum. Jelas sekali dia dalam suasana hati yang baik. Bagaimanapun, Duan Ling Tian dan Gan Ru Yan adalah anggota keluarga terdekatnya. Dia tidak ingin ada konflik di antara mereka.     

Duan Ling Tian dan Ke'er tinggal di kamar cukup lama sebelum akhirnya pergi.     

Selama mereka pergi, Duan Si Ling sepertinya untuk sementara melupakan keberadaan Duan Ling Tian. Dia bermain dan mengobrol dengan Gan Ru Yan dengan senyum lebar di wajahnya.     

Begitulah betapa sederhananya dunia anak-anak.     

Ketika Duan Ling Tian keluar, dia segera menghampiri kea rah Gan Ru Yan. Dia merasa sedikit canggung ketika gadis itu memberinya respon yang dingin. Bahkan kemudian, dia berjuang saat berusaha menjelaskan padanya. "Jadi ... Alasan ku memutuskan untuk berhenti membantu Ke'er untuk meningkatkan Akar Spiritual bawaannya menjadi hitam untuk saat ini adalah karena Sambaran Petir Surgawi... Ketika Akar Spiritual bawaan ku menjadi hitam ..." Dia melanjutkan menjelaskan betapa berbahayanya Sambaran Petir Surgawi itu pada wanita itu dengan ekspresi serius di wajahnya. Akhirnya, dia menutup penjelasannya dengan kata-kata ini. "Untuk melewati Sambaran Petir Surgawi, seseorang harus memiliki basis kultivasi di Bentuk Kesembilan dari Tahap Malaikat Kayangan!"     

Gan Ru Yan menjadi begitu ngeri dengan penjelasan Duan Ling Tian sehingga tidak menyadari perubahan sikap Duan Ling Tian yang tiba-tiba terhadapnya atau mengapa lelaki itu tiba-tiba memutuskan untuk menjelaskan hal itu padanya. Pada saat itu, semua perhatiannya tertuju pada Akar Spiritual bawaan hitam yang akan menyebabkan Sambaran Petir Surgawi.     

Untuk melewati Sambaran Petir Surgawi itu, seseorang harus memiliki basis kultivasi di Bentuk Kesembilan Tahap Malaikat Kayangan. Kata-kata Duan Ling Tian muncul di benak Gan Ru Yan dan mengejutkannya.     

Ketika Gan Ru Yan tersadar kembali, dia menatap Duan Ling Tian dan bertanya dengan heran, "Kau ... Apakah kau sudah menerobos ke Bentuk Kesembilan Tahap Malaikat Kayangan?"     

"Kekuatan ku saat ini kira-kira setara dengan tokoh digdaya yang baru saja menembus ke Bentuk Kesembilan Tahap Malaikat Kayangan," jawab Duan Ling Tian.     

Gan Ru Yan benar-benar terkejut saat menatap Duan Ling Tian dengan perasaan campur aduk. Saat itu, ketika dia membawa adik perempuannya pergi dari Provinsi Bawah Tanah Malaikat, pria ini sama lemahnya dengan bayi baginya.     

Namun, saat ini, dia telah melampaui dirinya dengan pesat!     

Setelah beberapa saat, Duan Ling Tian memanggil gadis-gadis itu, "Ayo kita berangkat ke Istana Malaikat Pengembara."     

Duan Ling Tian dan para gadis itu meninggalkan penginapan dan berangkat ke wilayah Istana Malaikat Pengembara.     

Sebagai salah satu faksi terkuat di antara Tiga Istana dan Enam Lembaga klan Manusia-Iblis, Istana Saint Pengembara memiliki wilayah yang luas di Kota Suci Manusia-Iblis. Dari sudut pandang mata burung, ia tampak seperti istana kekaisaran di Benua Fana. Tak perlu dikatakan, wilayah Istana Malaikat Pengembara jauh lebih besar daripada istana kekaisaran di Benua Fana. Bahkan istana kekaisaran Dinasti Darkhan tidak dapat bersaing dengannya.     

Wilayah Istana Malaikat Pengembara terletak di timur laut Kota Suci Manusia-Iblis. Daerah itu cukup terpencil sehingga hanya ada sedikit Manusia-Iblis di sekelilingnya. Hanya beberapa murid Istana Saint Pengembara yang berpatroli yang bisa dilihat.     

Ketika Duan Ling Tian dan yang lainnya mendekati wilayah Istana Malaikat Pengembara, sebuah suara keras terdengar di kejauhan. "Ini adalah wilayah Istana Malaikat Pengembara. Sebutkan urusanmu!"     

Setelah beberapa saat, tiga sosok muncul untuk menghadang jalan Duan Ling Tian dan rombongannya.     

Orang yang berbicara itu adalah seorang pria paruh baya yang berdiri di tengah. Wajahnya tanpa ekspresi. Dia bahkan tidak berkedip dua kali ketika melihat sepasang kembar cantik yang mengapit Duan Ling Tian.     

Bertentangan dengan pria paruh baya itu, dua pria muda yang berdiri di sampingnya benar-benar terpikat oleh kecantikan Ke'er dan Gan Ru Yan. Mereka menatap kedua gadis itu dengan saksama sebelum berbalik untuk melihat Duan Ling Tian dengan iri.     

"Aku datang untuk bergabung dengan Istana Malaikat Pengembara," kata Duan Ling Tian dengan santai.     

Pria paruh baya yang tampaknya menjadi pemimpin ketiganya itu tetap diam ketika mendengar kata-kata Duan Ling Tian. Dia bertanya dengan datar, tidak ada nada nada yang terdengar dalam suaranya, "Kau memerlukan referensi untuk bergabung dengan Istana Malaikat Pengembara ... Apakah kau memiliki referensi?"     

Referensi? Wajah Duan Ling Tian sedikit menegang ketika dia mendengar kata-kata pria paruh baya itu. Dia jelas tidak menyadari bahwa seseorang membutuhkan referensi untuk bergabung dengan Istana Malaikat Pengembara.     

"Ku pikir siapa pun akan dapat bergabung selama mereka murni manusia?" Duan Ling Tian bertanya.     

Tidak diketahui apakah salah satu pemuda itu cemburu karena keberadaan dua wanita cantik yang menemani Duan Ling Tian itu tetapi dia langsung mencemooh. "Istana Malaikat Pengembara membuka pintu setahun sekali untuk menerima anggota manusia. Namun, kami sudah melakukannya tiga bulan lalu. Jika kau berniat untuk bergabung dengan kami, kau harus menunggu sembilan bulan lagi atau mendapatkan referensi dari seseorang di Istana Malaikat Pengembara…"     

Namun, begitu pemuda itu selesai berbicara, dia dengan cepat mengirim Pesan Suara kepada Duan Ling Tian. "Jika kau meminta gadis-gadis di sisimu untuk menghabiskan malam bersamaku, aku dapat mempertimbangkan untuk memberimu referensi untuk bergabung dengan Istana Malaikat Pengembara." Nada suaranya sangat arogan dan merendahkan. Keinginannya terlihat jelas di matanya.     

"Kau menjemput ajalmu!" Duan Ling Tian meludah dan dia memicingkan matanya begitu mendengar kata-kata pemuda itu. Auranya langsung menjadi dingin. Rasanya seolah-olah suhu di sekitarnya telah turun.     

Pada saat yang sama, Sumber Malaikat Matahari mengalir di tubuh Duan Ling Tian melalui ke Sembilan puluh Sembilan pembuluh darah malaikatnya dengan kecepatan kilat sebelum melonjak keluar dari tubuhnya dan menembak pemuda itu dengan kecepatan yang mengerikan.     

Syuuutt!     

Pada detik itu, pria paruh baya itu tidak bisa lagi bisa mempertahankan ketenangannya. Ekspresinya berubah drastis.     

"Hentikan!" Pria paruh baya itu berteriak. Namun, sudah terlambat. Duan Ling Tian telah membunuh pemuda itu hanya dalam sekejap mata.     

Tidak ada jejak pemuda itu sama sekali. Cincin Ruangnya yang melayang di udara adalah satu-satunya bukti keberadaannya.     

Ekspresi kedua pria itu segera berubah. Mereka menatap Duan Ling Tian seolah-olah sedang melihat monster.     

Setelah secara dominan membunuh murid yang sedang bertugas patroli dari Istana Malaikat Pengembara itu, Duan Ling Tian berkata dengan dingin, "Siapa pun yang tidak menghormati wanita-wanita yang sedang bersamaku harus mati!"     

Hal itu membangkitkan rasa ngeri di hati para murid Istana Malaikat Pengembara yang tersisa yang sedang melakukan patroli itu. Mereka mulai gemetar ketakutan.     

Pada saat itu, Ke'er dan Gan Ru Yan akhirnya mengerti mengapa Duan Ling Tian tiba-tiba menyerang.     

Setelah beberapa saat, pria paruh baya itu akhirnya mendapatkan kembali ketenangannya. Dia tergagap, "K-kau ... Kau berani membunuh murid Istana Malaikat Pengembara di wilayah kami sendiri?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.