Maharaja Perang Menguasai Langit

Bertemu Musuh



Bertemu Musuh

3"Ini ... bagaimana ini mungkin !?"     

"Basis kultivasi Tetua Chen Tong berada di Bentuk Ketujuh Tahap Malaikat Kayangan ... Bagaimana dia begitu mudah terbunuh?"     

"Sebelum Tetua Chen Tong bergerak, dia berkata bahwa dia pasti akan membunuh pemuda berpakaian ungu itu hanya dengan satu gerakan. Siapa yang tahu pada akhirnya, pemuda itu hanya butuh dua gerakan untuk membunuh Tetua Chen Tong! "     

"Dia membunuh tokoh digdaya pada Bentuk Ketujuh Tahap Malaikat Kayangan seolah-olah hanya menyembelih seekor ayam ... Mungkin saja basis kultivasinya setidaknya berada pada Bentuk Kedelapan Tahap Malaikat Kayangan ..."     

Sekelompok murid yang sedang berpatroli itu merasa ngeri saat melihat Duan Ling Tian. Selain itu, ekspresi tidak percaya juga terlihat di mata mereka. Beberapa dari mereka bahkan mencubit pahanya sendiri atau menampar pipi sendiri untuk memastikan bahwa mereka tidak sedang bermimpi.     

'Dia ... Bagaimana dia bisa begitu kuat?' Ding Jian Hong, pria paruh baya dari Istana Malaikat Pengembara, mengira pria berpakaian ungu itu pasti akan mati. Dia yakin bahwa Chen Tong akan dapat membunuh pemuda itu hanya dengan satu gerakan dan mengubahnya menjadi debu. Namun, pemandangan di depannya seperti sebuah tamparan keras di wajahnya. Dia merasa sulit untuk percaya bahwa pemuda itu tidak mati. Sebaliknya, Chen Tong tokoh digdaya pada Bentuk Ketujuh Tahap Malaikat Kayangan telah terbunuh oleh pemuda itu. Bahkan dalam mimpi terliarnya pun dia tidak akan mengira pemuda berbaju ungu itu akan begitu kuat.     

Ding Jian Hong terus berpikir dalam hati, 'Dia tidak berada di Bentuk Kelima atau Keenam Tahap Malaikat Kayangan ... Dia setidaknya berada di Bentuk Kedelapan Tahap Malaikat Kayangan!'     

Ding Jian Hong bukan satu-satunya yang sampai pada kesimpulan ini. Orang tua yang menambahkan minyak ke api itu sebelumnya juga menyadari hal ini.     

Anggota Istana Malaikat Pengembara yang sudah tua itu gemetar ketakutan. Dia langsung berlutut dan bersujud pada Duan Ling Tian sambil memohon belas kasihan. "Ampuni aku, tuan yang baik! Kasihanilah, tuan yang baik!" Setelah menyaksikan kekuatan Duan Ling Tian, ​​​​semua pikiran untuk menimbulkan masalah dan memberontak telah lenyap dari benaknya. Sungguh lucu! Bahkan seorang tetua yang tangguh dari Istana Malaikat Pengembara seperti Chen Tong yang berada di Bentuk Ketujuh Tahap Malaikat Kayangan langsung terbunuh dalam dua gerakan, apalagi dia yang hanya berada di Bentuk Ketiga Tahap Malaikat Kayangan! Untuk alasan ini, dia telah membuang harga diri dan martabatnya untuk memohon belas kasihan dari pemuda berpakaian ungu itu.     

Berhadapan dengan murid tua dari Istana Malaikat Pengembara, Duan Ling Tian hanya mencibir.     

Tanggapan Duan Ling Tian semakin membuat orang tua itu ketakutan. Tubuhnya menegang ketakutan dan matanya dipenuhi dengan rasa putus asa.     

Bumm!     

Tidak ada yang hadir di tempat kejadian melihat kapan Duan Ling Tian bergerak. Namun, embusan angin tiba-tiba bertiup ke arah lelaki tua dari Istana Malaikat Pengembara yang berlutut itu sebelum sebuah suara ledakan terdengar di udara.     

Ketika debu mereda, murid tua dari Istana Malaikat Pengembara itu telah menghilang secara tiba-tiba. Satu-satunya yang tersisa adalah Cincin Ruangnya.     

Pada saat ini, seluruh tempat itu menjadi sunyi senyap.     

Empat murid yang berpatroli yang tersisa dan Ding Jian Hong bahkan tidak berani bernapas dengan keras dan mereka semua mengalihkan pandangan dari Duan Ling Tian. Mereka semua menundukkan kepala, menunggu langkah Duan Ling Tian selanjutnya,     

"Wow! Ayah sangat kuat! Ayah bahkan berhasil mengusir mereka…" Duan Si Ling bergerak dalam pelukan Duan Ling Tian. Rasa gembira terlihat jelas di wajahnya. Tentu saja, dia pikir ayahnya hanya mengusir orang jahat itu. Dia tidak menyadari bahwa ayahnya telah membunuh orang-orang itu sampai-sampai tidak ada sisa jasad mereka yang tersisa.     

"Mengusir mereka?" Keempat murid yang sedang berpatroli dari Istana Malaikat Pengembara itu hanya bisa tersenyum pahit ketika mendengar kata-kata Duan Si Ling. Apakah nona muda ini mengejek mereka? Apakah dia tidak memperhatikan Cincin Ruang yang tersisa setelah orang-orang itu menghilang.     

"Hah?" Tiba-tiba, Duan Ling Tian sepertinya merasakan sesuatu dan mengalihkan pandangannya ke arah kediaman Istana Malaikat Pengembara.     

Setelah beberapa saat…     

Wuzz!! Wuzz!!     

Dua buah sosok dengan cepat muncul di kejauhan saat mereka terbang menuju arah Duan Ling Tian. Salah satu dari mereka terbang dengan kecepatan yang sedikit lebih cepat dan tiba di depan Duan Ling Tian dan yang lainnya.     

"Siapa yang membunuh murid-murid Istana Malaikat Pengembara ini?" Orang yang baru datang itu bertanya dengan nada suara bariton yang dalam begitu dia tiba. "Tetua Lin Yuan!"     

"Tetua Lin Yuan!"     

Begitu tetua yang baru datang itu tiba, kegelisahan yang dirasakan Ding Jian Hong dan yang lainnya dengan cepat menghilang. Mereka dengan cepat menyapa tetua itu dengan hormat.     

Tetua yang baru datang itu adalah seorang pria tua dengan rambut beruban dan alis putih. Namun, kulitnya tetap awet muda. Dia mengenakan jubah panjang dan longgar yang membuatnya tampak seperti makhluk abadi.     

Alasan keempat murid yang berpatroli itu merasa lega ketika orang tua itu muncul adalah karena fakta bahwa orang ini adalah tokoh digdaya yang luar biasa di Istana Malaikat Pengembara. Basis kultivasinya berada di bentuk Kedelapan tahap Malaikat Kayangan.     

 Fwuh!     

Segera setelah Tetua Lin Yuan dari Istana Malaikat Pengembara muncul, orang lain yang terbang ke sini bersamanya juga muncul.     

"Tetua Peng Lai!"     

"Tetua Peng Lai!"     

Keempat murid yang berpatroli langsung menyapa pria ini dengan hormat juga.     

Pria ini adalah pria paruh baya dengan tubuh yang kuat dan juga kekar. Dia adalah Peng Lai, juga seorang tetua dari Istana Malaikat Pengembara. Dia lebih lemah dari Lin Yuan karena basis kultivasinya hanya berada pada Bentuk Ketujuh dari Tahap Malaikat Kayangan.     

Peng Lai memandang Ding Jian Hong dan bertanya dengan suara yang dalam tanpa berbelit-belit, "Ding Jian Hong, kau memecahkan token giok dan melaporkan bahwa seseorang telah membunuh Chen An?"     

Ketika Ding Jian Hong mendengar hal ini, matanya secara naluriah beralih kepada pemuda berpakaian ungu yang berdiri di dekatnya yang sedang menggendong seorang gadis kecil.     

Mata Lin Yuan dan Peng Lai mengikuti pandangan Ding Jian Hong dan mendarat pada Duan Ling Tian.     

Lin Yuan menyipitkan matanya saat dia tiba-tiba berteriak, "Duan Ling Tian!" Suaranya dipenuhi amarah, dan kebencian membara di matanya. Sepertinya itu tidak ada hubungannya dengan kematian murid dari Istana Malaikat Pengembara itu. Sepertinya sudah ada permusuhan di antara mereka sebelum ini.     

"Hah…"     

"Apa yang sedang terjadi!?"     

"Tetua Lin Yuan mengenal pemuda ini?"     

Ketika semua orang melihat reaksi Lin Yuan, Tetua Peng Lai dan para murid yang berpatroli dari Istana Malaikat Pengembara menjadi bingung.     

Berdasarkan ekspresi Lin Yuan, sepertinya dia sudah lama mengenal pemuda ini. Selain itu, tampaknya ada kebencian yang mendalam di antara mereka.     

Ketika Peng Lai tersadar kembali, dia juga menemukan Duan Ling Tian akrab di matanya. "Duan Ling Tian?" Setelah beberapa saat, matanya melebar seolah-olah telah mengingat sesuatu. "Aku ingat orang yang membunuh cucu Tetua Lin Yuan, Lin Qi Gang, bernama Duan Ling Tian kan?"     

Jantung Peng Lai berdetak kencang ketika melihat Duan Ling Tian.     

Di sisi lain, Duan Ling Tian memperlihatkan ekspresi terkejut di wajahnya saat bertanya, "Kau kenal aku?" Tetua Istana Malaikat Pengembara itu langsung mengenalinya segera saat ia tiba dan menatapnya dengan mata penuh kebencian seolah-olah dia telah melakukan beberapa dosa yang tak termaafkan. Namun, dia yakin ini adalah pertama kalinya bertemu dengan tetua Istana Malaikat Pengembara ini.     

"Tentu saja aku tahu siapa kau!" Lin Yuan sangat marah dan niat membunuh terlihat di matanya. "Setahun yang lalu, kau membunuh cucuku, Lin Qi Gang! Aku tidak mengira kau datang mengantarkan diri ke depan mataku satu tahun kemudian. Sepertinya Tuhan telah menjawab doaku!" Begitu selesai berbicara, niat membunuhnya telah bercampur dengan Qi Iblis yang melonjak ke langit.     

"Lin Qi Gang?" Duan Ling Tian menjadi sedikit bingung. Meskipun nama itu terdengar akrab, dia tidak tahu di mana pernah mendengarnya sebelumnya.     

Semua orang yang berada disitu terkejut karena hal yang baru terungkap ini kecuali Peng Lai yang tahu apa yang telah terjadi.     

"Duan Ling Tian ini adalah orang yang membunuh cucu Tetua Lin Yuan, Lin Qi Gang?"     

"Ada desas-desus bahwa cucu Tetua Lin Yuan terbunuh di luar, di reruntuhan yang diduga ditinggalkan oleh Ahli Mantra Malaikat tingkat Kayangan. Rupanya, dia terbunuh oleh seorang siluman manusia yang bahkan lebih kuat dari Nona Wen Jing! Bahkan tidak terpikir olehku bahwa pemuda berpakaian ungu ini adalah orang itu!"     

"Apakah orang ini sudah gila? Setelah membunuh cucu Tetua Lin Yuan, dia masih menyimpan harapan untuk bergabung dengan Istana Malaikat Pengembara?"     

"Huh! Jangan lupa, dia bisa menjadi tokoh digdaya di Bentuk Kedelapan tahap Malaikat Kayangan seperti Tetua Lin Yuan!     

"Bukan hanya itu… Rupanya, selain membunuh Lin Qi Gang, cucu Tetua Lin Yuan, dia juga membunuh putra Tetua He Qing, He Sen Jie, dan cucu Tetua Lu Wei, Situ Yu Ji!"     

"Dia berhasil menyinggung tiga tetua Istana Malaikat Pengembara yang berada di Bentuk Kedelapan Tahap Malaikat Kayangan dan masih berani datang ke Istana Malaikat Pengembara… Dia benar-benar berani."     

Para murid Istana Malaikat Pengembara yang berpatroli saling berbisik di antara mereka sendiri. Meskipun mereka berbicara dengan pelan, percakapan mereka tetap terdengar oleh Duan Ling Tian dan yang lainnya.     

Ketika Peng Lai mendengar percakapan bisik-bisik antara murid patroli, dia menggelengkan kepalanya. 'Tetua He Qing?.     

He Qing telah meninggal setahun yang lalu. Mutiara Jiwanya ditemukan hancur setahun yang lalu. Ketua Istana Malaikat Pengembara bahkan telah mengirim beberapa tetua untuk menyelidiki penyebab kematiannya. Namun, para tetua itu tidak dapat menemukan apa pun.     

Namun, karena He Qing adalah seorang Tetua yang berada pada Bentuk Kedelapan tahap Malaikat Kayangan dan salah satu tulang punggung Istana Malaikat Pengembara, kematiannya telah dirahasiakan oleh Istana Malaikat Pengembara. Karena itu, semua murid biasa di Istana Malaikat Pengembara tidak menyadari kematian He Qing.     

Sebuah pijar lampu melintas di benak Duan Ling Tian ketika mendengar percakapan para murid yang sedang berpatroli itu. Dia memandang Lin Yuan dan berkata, "Jadi, kau adalah kakek dari lelaki itu!"     

Adapun Tetua He Qing yang mereka sebutkan, pasti itu Tetua yang berada pada Bentuk Kedelapan tahap Malaikat Kayangan yang telah ku bunuh setahun yang lalu. Dia pasti ayah dari He Sen lie! Namun, sepertinya mereka tidak menyadari kematian He Qing,' pikir Duan Ling Tian dalam hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.