Maharaja Perang Menguasai Langit

Burung Pelindung



Burung Pelindung

0Di Istana Malaikat Pengembara.     

Ketika Tetua Peng Lai, yang telah bersumpah setia kepada Duan Ling Tian dengan sumpah sambaran petir, mendengar berita itu, dia terkejut. "Tuan bukan ... seorang Pendekar Iblis? Dia seorang manusia biasa?"     

Tentu saja, Peng Lai tidak menyadari bahwa Duan Ling Tian adalah seorang manusia dari Tanah malaikat dan Tuan Muda Istana Awan Biru ketika ia mengangkat sumpah sambaran petir.     

"Aku ... aku benar-benar tidak mengira hal ini ..." Peng Lai tersenyum pahit ketika memastikan kebenaran masalah ini. Dia tahu dia tidak punya pilihan lain sekarang selain melanjutkan jalan yang telah dia pilih karena ia telah mengangkat sumpah sambaran petir. Dia hanya bisa setia kepada Duan Ling Tian apa pun yang terjadi.     

Karena itu, segera setelah Peng Lai mendengar berita itu, dia langsung bergegas ke rumah besar tempat tuannya, Duan Ling Tian, ​​​​tinggal untuk memanggilnya keluar dari kultivasi tertutup sehingga Duan Ling Tian dapat melarikan diri dari Istana Malaikat Pengembara. pada waktunya. Dia berteriak, "Tuan!"     

Meskipun Peng Lai tahu tuannya sangat kuat, dia tidak berpikir tuannya sepadan dengan Ketua Istana Malaikat Pengembara. Tuannya pasti akan mati jika Ketua Istana menyerangnya. Dia, tentu saja, merasa khawatir pada Duan Ling Tian karena sumpah sambaran petir yang telah ia ucapkan.     

Peng Lai berhasil membangunkan Ke'er, Duan Si Ling, dan Gan Ru Yan kecuali Duan Ling Tian.     

Gan Ru Yan menatap Peng Lai dengan cemberut saat berkata dengan kesal, "Apa yang terjadi?" Bagaimana pun orang ini baru saja mengganggu kultivasinya. Namun, dia menjadi khawatir ketika Peng Lai memberitahunya bahwa identitas Duan Ling Tian telah terungkap!     

Ke'er juga terkejut dengan kata-kata Peng Lai. Dia bertanya dengan cemas, "Identitas Kakak Tian telah terungkap?" Dia tahu betul bahwa bukan hanya suaminya akan menjadi musuh Istana Malaikat Pengembara, tetapi klan Manusia-Siluman juga begitu identitasnya sebagai Tuan Muda Istana Awan Biru terungkap. Meskipun suaminya kuat, dia tahu dia mungkin tidak akan mampu menghadapi Ketua Istana Malaikata Pengembara, apalagi seluruh klan Manusia-Siluman.     

'Aku ingat Kakak Tian memberi tahu ku bahwa tidak mungkin dia bisa mengalahkan Ketua Istana tanpa menggunakan Senjata Malaikat Super, Lempeng Belenggu Iblis! Bahkan jika dia menggunakannya, dia tidak yakin akan bisa mengalahkannya! Bagaimanapun, Lempeng Belenggu Iblis itu tidak utuh. Dia tidak akan bisa menggunakan kekuatan penuh dari Lempeng Belenggu Iblis itu.' Karena Ke'er adalah istrinya, Duan Ling Tian tidak repot-repot menyembunyikan sesuatu darinya, wanita itu mengetahui banyak hal. Karena dia tahu banyak, bagaimana mungkin dia tidak merasa khawatir dan cemas?     

Gan Ru Yan memandang Peng Lai dan bertanya dengan mendesak, "Di mana dia?"     

"Aku sudah memanggil tuan sebelumnya, tetapi sepertinya dia telah memasuki kondisi kultivasi yang dalam. Sepertinya aku tidak bisa membangunkannya," kata Peng Lai kecut.     

"Terlepas dari apa kondisi dia sekarang, dia akan mati jika tidak melarikan diri sekarang!" Gan Ru Yan menjawab dengan tidak sabar. Dia dengan cepat bergegas ke kamar Duan Ling Tian untuk membangunkannya. Sayangnya, tidak peduli berapa kali atau seberapa keras dia memanggil, dia tidak menerima jawaban sama sekali.     

Blarr!     

Gan Ru Yan tidak bisa menahan ketidaksabarannya dan mendobrak pintu sebelum Ke'er bisa menghentikannya. Dia memasuki ruangan itu secepat kilat. Dengan gusar, dia mulai meninggikan suaranya dan berkata, "Berhentilah berkultivasi! Apakah kau tahu identitas mu telah terungkap? Jangan melibatkan Ke'er dan Si Ling bahkan jika kau punya keinginan untuk mati!     

Bumm!     

Begitu Gan Ru Yan selesai berbicara, suara gemuruh terdengar di udara dan dia terlempar keluar dengan kecepatan kilat. Dia segera memuntahkan darah dan terlihat sangat menyedihkan.     

Namun, begitu Gan Ru Yan menyelesaikan kata-katanya.     

Bumm! Bumm! Bumm! Bumm! Bumm!     

Ketika Gan Ru Yan terlempar keluar dari ruangan, sebuah suara ledakan terdengar lagi di udara sebelum kamar Duan Ling Tian runtuh dan debu beterbangan.     

Ketika Gan Ru Yan berhasil menstabilkan tubuhnya, dia memuntahkan darah lagi. Tentu saja ia tampak menyedihkan.     

"Bibi!" Duan Si Ling yang menggemaskan menatap Gan Ru Yan dengan cemas. Dia jelas khawatir. Selain orang tuanya, bibinya adalah orang terpenting dalam hidupnya.     

"Apakah kau baik-baik saja, kakak?" Ke'er juga menatap Gan Ru Yan dengan ekspresi khawatir di wajahnya. Dia tidak menunggu saudara perempuannya menjawab ketika ia berbalik untuk melihat ke kamar yang runtuh itu. Kekhawatirannya meningkat ketika memikirkan suaminya yang terperangkap di dalam kamar yang runtuh itu.     

Gan Ru Yan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku baik-baik saja." Dia menatap membelalak ke arah kamar yang runtuh itu dengan marah, berpikir bahwa Duan Ling Tian telah menyerangnya.     

Duan Si Ling yang berada di sebelah Ke'er tersadar kembali dan dengan cepat mengingatkan ibunya dengan tidak sabar saat dia menunjuk ke kamar yang runtuh itu. "Bu, ayah masih di dalam!"     

"Aku tahu." Keer mengangguk. Wajahnya dipenuhi kecemasan.     

"Itu ..." Peng Lai tiba-tiba berseru terkejut.     

Saat debu mereda, sebuah sosok sebesar ukuran sebuah gunung kecil bisa terlihat. Sosok itu seakan terbentuk dari api emas dan bentuknya menyerupai burung. Sosoknya yang besar menghalangi pintu, sehingga sulit bagi orang lain untuk melihat ke dalam ruangan itu.     

Peng Lai tercengang. "Burung apa ini?" Dia tidak akrab dengan burung yang terbentuk dari api emas ini.     

Ke'er dan Gan Ru Yan juga merasa bingung. Mereka tidak tahu burung apa itu.     

Perhatian Duan Si Ling terfokus pada burung itu ketika ia bertanya kepada ibunya, "Bu, burung apa ini?"     

"Aku tidak tahu." Keer menggelengkan kepalanya. Ini juga pertama kalinya dia melihat burung seperti itu.     

"Bibi ... apakah kau tahu apa itu?" Duan Si Ling mengalihkan fokusnya ke Gan Ru Yan, tapi Gan Ru Yan juga menggeleng.     

"Akan lebih bagus jika ayah ada di sini… Dia pasti tahu apa itu," gumam Duan Si Ling pada dirinya sendiri. Wajahnya dipenuhi kekaguman pada ayahnya yang dia anggap mahakuasa dan mahatahu. Namun, dia tiba-tiba berteriak, "Oh tidak! Ayah masih di dalam!" Duan Si Ling menjadi semakin khawatir. Dia tidak berpikir saat dia bergerak menuju burung yang terbentuk dari api emas itu.     

"Hati-hati!" Gan Ru Yan terkejut dengan tindakan Duan Si Ling. Pada saat itu, dia menyadari bahwa bukan Duan Ling Tian yang menyerangnya, tetapi burung itu. Karena itu, bagaimana mungkin dia tidak merasa cemas ketika keponakannya bergegas merangsek ke arah burung itu?     

Gan Ru Yan masih terpana dan Ke'er tidak bereaksi ketika Peng Lai menerjang ke arah Duan Si Ling untuk mencegahnya mendekati burung itu. "Hati-hati, Nona!"     

Ketika Peng Lai mencapai Duan Si Ling, dia hanya beberapa meter dari burung itu.     

Bumm!     

Burung itu tampaknya telah memperhatikan Peng Lai Ketika sebuah kekuatan yang tak kenal lelah terpancar dari tubuhnya. Ia melepaskan gelombang kejut yang mengenai punggungnya dan membuatnya terlempar terbang. Meskipun wajahnya pucat, dia tetap melindungi Duan Si Ling dan menariknya keluar dari bahaya. Serupa dengan Gan Ru Yan, dia memuntahkan darah setelah menstabilkan tubuhnya. Ketika melihat burung itu, matanya bersinar ketakutan. "Apa-apaan ini? Metode kultivasi macam apa ini? Dia ternyata memiliki seekor hewan aneh yang melindunginya!"     

Peng Lai sampai pada kesimpulan bahwa burung yang terbentuk dari api emas itu adalah pelindung tuannya. Ia akan menyerang siapa saja yang mendekati tuannya.     

"Namun, sepertinya burung ini tidak hidup… Dan sepertinya energi tuan ada di dalam tubuh burung itu!" Sebagai tokoh digdaya di Bentuk Ketujuh tahap Malaikat Kayangan, Peng Lai lebih sensitif terhadap berbagai hal dibandingkan dengan Gan Ru Yan. Tak perlu disebut, Ke'er dan Duan Si Ling yang lebih lemah dari Gan Ru Yan tidak akan bisa merasakan hal ini sama sekali.     

"Jangan khawatir, nyonya dan nona. Aura Tuan stabil, dan dia seharusnya baik-baik saja... Adapun burung yang terbentuk dari api emas ini, ia harusnya merupakan teknik yang telah digunakan tuan untuk melindungi dirinya sendiri. Selama kita tidak mendekatinya, kita tidak akan diserang." Peng Lai menghibur Ke'er dan Duan Si Ling ketika melihat betapa khawatirnya mereka.     

Sementara itu, Gan Ru Yan menggunakan Sumber Malaikat untuk berbicara dengan Duan Ling Tian dalam upaya untuk melewati burung itu. "Duan Ling Tian!" Sayangnya, suaranya terhalang begitu tiba di dekat burung itu.     

"Tidak ada gunanya menggunakan Sumber Malaikat mu untuk berbicara. Aku sudah mencobanya sebelumnya ... " kata Peng Lai dengan senyum pahit.     

"Tidak bisakah kau mengalahkan burung ini?" Gan Ru Yan bertanya dengan mendesak. Dia merasa seolah-olah mereka kehabisan waktu.     

"Tidak. Burung itu sekuat seorang tokoh digdaya pada bentuk Delapan Tahap Malaikat kayangan! " Peng Lai menggelengkan kepalanya. Tentu saja, berdasarkan serangan burung itu, dia tahu burung itu lebih kuat darinya.     

"Teknik apa itu?" Gan Ru Yan memperlihatkan ekspresi cemas dan muram di wajahnya.     

Yang tidak diketahui semua orang adalah bahwa Duan Ling Tian sendiri tidak menyadari keberadaan burung itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.