Maharaja Perang Menguasai Langit

Duan Ling Tian Mengakhiri Kultivasi Tertutupnya!  



Duan Ling Tian Mengakhiri Kultivasi Tertutupnya!  

1Waktu berlalu dengan tenang dan berbulan-bulan telah berlalu hanya dalam sekejap mata.     

Suasana tenang menyelubungi kediaman Istana Malaikat Pengembara.     

Namun, orang-orang yang datang bersama Shi Nan Feng, Ketua Istana Roh Agung, yang berjaga di luar rumah Duan Ling Tian tahu bahwa itu hanya sebuah ketenangan sebelum badai.     

Duan Ling Tian bukan satu-satunya orang yang menjadi tawanan di rumahnya. Ke'er, Duan Si Ling, Gan Ru Yan, dan Peng Lai juga telah menjadi tawanan di rumah Duan Ling Tian. Mereka sangat menyadari situasi di luar dan tahu peluang mereka untuk bertahan hidup sangat tipis.     

Awalnya, mereka merasa cemas. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka telah berdamai dengan nasib mereka. Mereka tahu tidak ada yang bisa mereka lakukan.     

"Ketika Ketua Istana Yuwen Hao Chen keluar dari kultivasi tertutupnya, hari itu akan menjadi akhir dari perjalanan kita ... Ke'er, apakah kau menyesal?" Gan Ru Yan bertanya pada Ke'er sambil menghela nafas.     

"Penyesalan? Apa maksudmu, kakak?" Ke'er bertanya dengan bingung.     

"Aku bertanya apakah kau menyesal bertemu dengannya? Jika kau tidak bertemu dengannya, kau tidak akan bernasib semalang ini. Kau pasti tidak harus menghadapi bahaya hari ini jika tidak mengenalnya! Gan Ru Yan menjawab.     

Begitu Gan Ru Yan selesai berbicara, Ke'er menggelengkan kepalanya dan berkata dengan keras, "Tentu saja tidak!" Dia berhenti sejenak sebelum berkata dengan seulas senyum cerah di wajahnya, "Bertemu dengan Kakak Tian adalah salah satu hal terbaik yang pernah terjadi pada ku dalam hidupku. Bagi ku, bisa bertemu dengan Kakak Tian ibarat hadiah dari Tuhan… Aku merasa senang bisa bersamanya untuk waktu yang lama. Bahkan jika aku mati sekarang, aku tidak menyesal." Terlihat dari senyumnya yang cerah bahwa dia bersungguh-sungguh dengan apa yang dia katakan dari lubuk hatinya.     

Meskipun Gan Ru Yan telah menduga jawaban seperti itu dari Ke'er, dia tetap merasa tersentuh ketika mendengar saudara perempuannya berbicara tentang perasaannya terhadap Duan Ling Tian. Dia merasa penasaran apakah Duan Ling Tian benar-benar seorang pria yang baik. Tanpa sadar, pikirannya mengembara ke tempat lain saat matanya mulai keruh berkaca-kaca…     

Tiba-tiba, suara Duan Si Ling terdengar di udara seolah-olah dia telah membuat penemuan besar. "Ibu! Bibi! Burung itu bergerak! Ia sudah bergerak!"     

"Itu…" Peng Lai juga datang menghampiri, karena teriakan Duan Si Ling. Dia langsung melihat burung yang terbentuk dari api emas itu.     

Ke'er dan Gan Ru Yan juga sedang melihat burung itu.     

Di kejauhan, tempat Duan Ling Tian berkultivasi tertutup, Gagak Emas berkaki tiga yang berukuran sebuah bukit kecil itu telah membentangkan sayapnya yang besar. Sebelumnya ia berjaga-jaga tanpa bergerak. Saat ini, ia mengepakkan sayapnya. Ia mengepakkan sayapnya semakin cepat dan semakin cepat setiap detiknya. Api merah terang telah muncul di matanya.     

Wuzz! Wuzz! Wuzz! Wuzz! Wuzz!     

Angin mulai menderu saat Gagak Emas Berkaki Tiga itu mengepakkan sayapnya, pasir dan debu naik ke udara, menciptakan badai pasir.     

Tidak butuh waktu lama sebelum Gagak Emas Berkaki Tiga itu mulai membubung ke udara.     

Ketika Duan Si Ling melihatnya, dia berteriak, "Ter…terbang! Ia terbang!"     

Meskipun hanya terbang setinggi sepuluh meter, hal itu mengejutkan semua orang. Bagaimanapun, burung itu tetap tidak bernyawa dan tidak memiliki perasaan sebelumnya.     

"Apakah ayah baik-baik saja?"     

Ketika Gagak Emas Berkaki Tiga itu terbang, Duan Si ling mengira dia akan dapat melihat ayahnya. Namun, bahkan setelah Gagak Emas Berkaki Tiga itu terbang, ayahnya tidak muncul dari reruntuhan itu.     

Ruangan tempat Duan Ling Tian berada tetap sama setelah ia meledak. Terlepas dari dinding yang hancur dan batu bata yang berserakan di tanah, sebuah tempat tidur kayu masih tetap berdiri. Namun, sosok seseorang yang mengenakan jubah ungu tidak terlihat sama sekali.     

Tidak seperti Ke'er, Duan Si Ling, dan Gan Ru Yan, Peng Lai dapat dengan jelas merasakan aura Duan Ling Tian. Dia berkata, "Tuan ada di dalam tubuh burung itu! Sepertinya auranya lebih kuat dari sebelumnya. Faktanya, sepertinya dia telah membuat terobosan! " Setelah beberapa saat, dia berhenti ketika tenggelam dalam pikirannya. 'Namun, bukankah basis kultivasi tuan sudah berada di Bentuk Kesembilan tahap Malaikat Kayangan?' Dia bingung, tidak dapat mengetahui apa yang terjadi.     

Jelas Peng Lai tidak menyadari bahwa basis kultivasi Duan Ling Tian hanya berada di Bentuk Ketujuh tahap Malaikat Kayangan. Dia berasumsi bahwa Duan Ling Tian berada di Bentuk Kesembilan tahap Malaikat Kayangan. Itu wajar karena kekuatan yang ditunjukkan oleh Duan Ling Tian telah menyaingi seorang tokoh digdaya di Bentuk Kesembilan tahap Malaikat Kayangan. Jika Duan Ling Tian tidak berada di Bentuk Kesembilan tahap Malaikat Kayangan, bagaimana dia bisa membunuh Lin Yuan, seorang tetua Istana Malaikat Pengembara yang berada di Bentuk kedelapan tahap Malaikat Kayangan, hanya dengan dua serangan?     

Saat ini, ketika Duan Ling Tian yang berada di dalam tubuh burung besar yang terbentuk dari api emas itu menyebabkan keributan di rumah besarnya, kerumunan orang di luar rumah besar itu mulai memperhatikan pergerakan di dalam rumah itu juga.     

"Itu…"     

"Apa itu?'     

Tentu saja, Shi Nan Feng, Ketua Istana Roh Agung, adalah orang pertama yang memperhatikan Gagak Emas Berkaki Tiga yang telah terbang ke langit karena perhatiannya hanya terfokus pada rumah besar itu. Ada kerutan dan sedikit rasa bingung terlihat di wajahnya. Dia tidak yakin apa yang terjadi. Namun, satu hal yang pasti; dia tidak sabar ingin membunuh Tuan Muda Istana Awan Biru yang bersembunyi di dalam rumah besar itu.     

Setelah beberapa saat, Shi Nan Feng menjadi bingung. "Auranya… tampaknya jauh lebih kuat dari sebelumnya! Auranya serupa dengan tokoh digdaya di Bentuk Kesembilan tahap Malaikat Kayangan! " Berdasarkan apa yang dia ketahui, Tuan Muda Istana Awan Biru sudah berada di Bentuk Kesembilan tahap Malaikat Kayangan. Dia berpikir dalam hati, 'Apa mungkinkah dia menahan diri ketika berkultivasi sebelumnya?'     

Bumm! Bumm! Bumm!     

Peng Lai dan Shi Nan Feng masih bingung ketika suara petir menggelegar memekakkan telinga dari sisi lain kediaman Istana Malaikat Pengembara itu mengejutkan semua orang di dalam kediaman.     

"Itu adalah ... Sambaran Petir Surgawi !?"     

Dari kediaman Ketua Istana Malaikat Pengembara, Yun Fu Ye, sang Wakil Ketua Istana Malaikat Pengembara, segera terbang keluar dari kamarnya. Ketika melihat Awan Petir Surgawi yang muncul di langit, matanya berbinar memancarkan ekspresi bersemangat di wajahnya. Dia tahu gurunya akan menjalani Sambaran Petir Surgawi. Setelah gurunya berhasil melewati Sambaran Petir Surgawi, gurunya akan mampu membuat terobosan dan menjadi Celestial Terkemuka. Dia tidak ragu bahwa gurunya akan berhasil melewati Sambaran Petir Surgawi. Dalam sejarah Istana Malaikat Pengembara, tidak ada Ketua Istana yang gagal dalam melewati Sambaran Petir Surgawi.     

"Aku tidak mengira guru bisa menyebabkan Sambaran Petir Surgawi sebulan lebih awal dari yang diharapkan... Ini artinya, hanya dalam beberapa hari, guru akan menjadi seorang Celestial Terkemuka!'" Yun Fu Ye berpikir dalam hati.     

Awan Petir Surgawi adalah awan yang menandai Sambaran Petir Surgawi. Selain sambaran petir ungu, sambaran petir multi-warna juga terlihat berkedip di awan seperti naga. Cahaya dari sambaran petir warna-warni itu sangat menyilaukan!     

Bumm! Bumm! Bumm!     

Suara petir itu terus bergema di udara. Awalnya, Awan Petir Surgawi hanya berkumpul di suatu area yang kecil. Namun, seiring berjalannya waktu, area yang dicakupnya menjadi semakin luas.     

"Itu arah kediaman Ketua Istana, bukan?     

Di kediaman Istana Malaikat Pengembara, sekelompok tetua dan murid mengangkat kepala mereka untuk melihat ke langit. Mereka bisa melihat awan berkumpul di atas kediaman Ketua Istana.     

"Awan gelap dengan petir ungu dan warna-warni ini adalah tanda Sambaran Petir Surgawi, kan? " Seorang tetua Istana Malaikat Pengembara berseru dengan mata melebar seolah-olah telah membuat suatu penemuan besar.     

"Awan Petir Surgawi milik Sambaran Petir Surgawi?"     

Ketika para tetua dan murid lainnya dari Istana Malaikat Pengembara mendengar nya, mata mereka langsung berbinar.     

"Tuan Ketua Istana sedang mengalami Sambaran Petir Surgawi?"     

"Sepertinya tidak akan lama lagi Istana Saint Pengembara kita akan mendapatkan seorang Celestial Terkemuka!"     

"Mulai hari ini dan seterusnya, akan ada Celestial Terkemuka kedua di klan Manusia-Siluman… Apalagi, Celestial Terkemuka yang baru itu tidak lain adalah Tuan Ketua Istana kita!"     

Ada kehebohan di kediaman Istana Malaikat Pengembara. Semua orang senang ketika mengetahui tentang hal ini.     

Sementara itu, di luar rumah Duan LingTian…     

Orang-orang dari Dua Istana dan Enam Lembaga yang tersisa, termasuk Shi Nan Feng, Ketua Istana Roh Agung, juga melihat ke arah kediaman Yuwen Hao Chen.     

Saat mereka melihat Awan Petir Surgawi yang berkumpul di atas kediaman Yuwen Hao Chen, mereka gagal menyadari bahwa burung yang terbentuk dari api emas yang melayang di langit itu juga telah berubah. Nyala api tampaknya menghilang lalu mengungkapkan sosok seorang pemuda berpakaian ungu yang telah disembunyikan di dalam tubuh Gagak Emas Berkaki Tiga itu sebelumnya.     

"Ayah!" Duan Si Ling berteriak.     

Pemuda berbaju ungu yang melayang di udara itu langsung membuka matanya saat mendengar suara Duan Si Ling.     

Sepertinya Duan Ling Tian telah secara resmi mengakhiri kultivasi tertutupnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.