Maharaja Perang Menguasai Langit

Putus Asa



Putus Asa

2"Dia datang lagi!" Ketika Yuwen Hao Chen mendengar gemeretak guntur yang menghancurkan bumi, matanya langsung menjadi cerah. Sumber Malaikat-nya mulai bergolak di bawah permukaan kulitnya saat dia mengeluarkan teknik warisan yang diturunkan dari generasi ke generasi kepada para Ketua Istana Malaikat Pengembara untuk mengatasi Sambaran Petir Kenaikan Kayangan. Serangan petir ke-81 milik Sambaran Petir Kenaikan Kayangan, yang juga merupakan petir terakhir, telah tiba! Ini berarti dia akan menjadi seorang Celestial Terkemuka! Dengan teknik warisan itu, dia sama sekali tidak takut dirinya akan gagal dalam mengatasi Sambaran Petir Kenaikan Kayangan. Dia mungkin merasakan tekanan atau mengalami luka-luka, tetapi dia tidak berpikir dirinya akan gagal mengatasi sambaran petir terakhir. Dia merasa sangat percaya diri.     

Sebaliknya, Duan Ling Tian merasa berbeda meskipun dia juga bersiap untuk menghadapi serangan ke-81 ini.     

'Aku, Duan Ling Tian, ​​​​telah mengatasi banyak masalah besar dalam hidup ku ... Namun, aku tidak berharap akan mati di sini hari ini!' Duan Ling Tian sangat tidak mau menerima nasibnya. Namun, apa yang bisa dia lakukan ketika hal-hal berjalan di luar kendalinya?     

Begitu guntur terdengar di angkasa, dua sambaran petir seperti naga menyerang dari Awan Petir Surgawi seperti dua buah meteorit yang jatuh dari luar angkasa.     

Bila diteliti lebih dekat, sambaran petir ungu yang berpijar pada Awan Petir Surgawi itu tidak lagi terlihat saat dua sambaran petir seperti naga itu jatuh. Selanjutnya, guntur yang telah menggelegar di udara itu juga telah berhenti.     

Namun, kebanyakan orang tidak menyadari hal ini karena perhatian mereka terfokus pada dua sambaran petir yang akan menyerang.     

Kekuatan dari dua sambaran petir itu membuat banyak orang dengan basis kultivasi rendah menggigil ketakutan. Mereka bisa dengan jelas merasakan kekuatan hebat dari dua petir ini.     

"Bagus! kalian akhirnya datang ke sini! " Yuwen Hao Chen tertawa dan menyerang tanpa rasa takut untuk menghadapi sambaran petir terakhir dari Sambaran Petir Kenaikan Kayangan. Bagaimanapun, dia memiliki teknik warisan dari Istana Malaikat Pengembara. Selain itu, tidak ada Ketua Istana Malaikat Pengembara yang pernah gagal dalam Sambaran Petir Kenaikan Kayangan!     

Bagaimanapun, perhatian kebanyakan orang, termasuk Sang Ketua Klan Manusia-Siluman, berada pada Duan Ling Tian. Tidak ada yang bisa dilihat di pihak Yuwen Hao Chen, keberhasilannya sudah dijamin.     

"Duan Ling Tian ini pasti akan mati oleh Sambaran Petir Surgawi itu!"     

"Manusia jenius itu sebaiknya tidak memusuhi Klan Manusia-Siluman kita lagi jika ada kehidupan selanjutnya!"     

Banyak orang memandang Duan Ling Tian, ​​​​mengantisipasi adegan di mana dia akan mati oleh serangan terakhir dari Sambaran Petir Kenaikan Kayangan.     

'Meskipun ini mungkin akhir dari jalan bagi ku, aku tetap ingin saat terakhir ku menjadi momen kemuliaan!' Mata Duan Ling Tian berkilat tegas. Sumber Malaikat-nya beredar melalui 99 pembuluh darah malaikatnya sebelum melonjak keluar dari tubuhnya dengan sepenuh kekuatan. Saat ini, dia menemukan Kekuatan Matahari-nya yang baru saja kembali kepadanya tetapi belum menyatu dengan Sumber Malaikat-nya, juga melonjak dengan Sumber Malaikat-nya. Serupa dengan sebelumnya, kekuatan itu telah berubah menjadi Gagak Emas Berkaki Tiga dan menyelimutinya.     

Ketika orang-orang melihat burung emas yang menyala itu lagi, mata mereka melebar.     

"Burung itu lagi!"     

Beberapa pejabat tinggi Tiga Istana Enam Lembaga dengan cepat menyadari sesuatu. "Memang. Burung itu tampak lebih lemah dibandingkan sebelumnya ketika petir ke-80 menyambar. Kekuatannya tampaknya telah berkurang setengah! "     

"Tidak mungkin bagi burung ini untuk menahan serangan terakhir dari Sambaran Petir Kenaikan Kayangan!" Shi Nan Feng, Ketua Istana Roh Agung, memastikan hal ini setelah menggunakan Pengawasan Dewanya untuk memeriksa kebenaran kata-kata Sang Ketua Klan Manusia-Siluman.     

Sebelumnya, Sang Ketua Klan Manusia-Siluman dengan blak-blakan mengatakan bahwa kekuatan yang sebanding dengan Sumber Energi Langit itu tidak cukup untuk mengatasi serangan terakhir Sambaran Petir Kenaikan Kayangan.     

'Tetua Huo ... Di saat-saat terakhir hidupku, aku tidak akan mengalah tanpa perlawanan. Aku akan bertarung bersama Kekuatan Matahari yang telah kau berikan kepada ku! Sampai jumpa lagi di akhirat! Ku harap kau tidak akan terlalu kecewa ketika bertemu denganku. Apalagi kau mengorbankan hidupmu untuk menyelamatkanku!'     

Setelah beberapa saat, Duan Ling Tian tidak bisa lagi melanjutkan pemikirannya. Dia harus fokus pada serangan terakhir dari Sambaran Petir Kenaikan Kayangan yang dengan cepat mendekatinya. Dia dengan cepat mengeluarkan Pedang Malaikat Seribu Mantra dan menghadapi serangan itu.     

"Sayap Gagak Emas!"     

"Perisai Kura-kura Hitam!"     

"Surga Dunia Lain!"     

"Seni Mengayun Pedang!"     

Duan Ling Tian menggunakan semua teknik yang ia miliki tanpa menahan diri dan mengeluarkan semua kemampuannya.     

Wuss! Wuss! Wuss!     

Wujud Tiruan Duan Ling Tian membuat barisan untuk menyerang saat mereka menghunus Pedang Malaikat Seribu Mantra.     

Sementara itu, Gagak Emas Berkaki Tiga yang dibentuk oleh Kekuatan Matahari itu terus menyelimuti Duan Ling Tian saat ia menyerang ke arah serangan terakhir dari Sambaran Petir Kenaikan Kayangan.     

"Serang!" Duan Ling Tian berteriak saat mendekati sambaran petir terakhir itu. Suaranya sangat keras hingga bisa mengguncang bumi. Seolah-olah dia ingin suaranya yang menggelegar menjadi hal terakhir yang didengar oleh semua orang darinya!     

Saat ini, tempat itu benar-benar sunyi. Hanya suara Duan Ling Tian dan Yuwen Hao Chen yang menghadapi serangan terakhir dari Sambaran Petir Surgawi yang bisa terdengar.     

"Kekuatan petir itu sangat menakutkan!"     

"Kekuatannya hampir 100 kali lebih kuat dari serangan ke-80 Sambaran Petir Kenaikan Kayangan!"     

…     

Tidak butuh waktu lama sebelum Duan Ling Tian berjarak kurang dari 100 meter dari petir itu. 'Kekuatan yang sangat menakutkan! Jangankan Kekuatan Matahari yang setengah terkuras, bahkan jika aku memiliki seluruh Kekuatan Matahari itu dan mengerahkan semua teknik ku, aku khawatir hampir tidak mungkin bagi ku untuk menghadapi serangan terakhir ini!" Dia benar-benar bisa merasakan betapa menakutkan dan kuatnya Sambaran Petir Surgawi itu. Sambaran petir sebelumnya sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan yang ini.     

Wuss! Wuss! Wuss!     

Duan Ling Tian menggunakan Pedang Hati Penguasa dari Metode Kultivasi Mental Seni Pedang Tertinggi untuk mengayunkan Pedang Malaikat Seribu Mantranya dan Wujud Tiruannya mengikuti langkahnya. Mereka bergerak dalam barisan berturut-turut seperti bintang jatuh sebelum akhirnya menghantam Sambaran Petir Surgawi terakhir milik Sambaran Petir Kenaikan Kayangan.     

Bumm! Bumm! Bumm! Bumm! Bumm!     

Segera setelah bentrokan itu terjadi, suara-suara ledakan yang memekakkan telinga terdengar di udara, menyebabkan gelombang badai menyapu. Meski begitu, perlawanan Duan Ling Tian serupa dengan batu yang dijatuhkan ke laut. Dia hanya berhasil menetralkan sepuluh persen dari kekuatan serangan petir terakhir.     

'Jika aku berada di puncak kekuatan ku, kekuatan pedang ini akan lebih kuat ...' Duan Ling Tian tidak mau menyerah. Dia telah terluka beberapa kali saat menghadapi Sambaran Petir Kenaikan Kayangan. Dia tidak akan gagal begitu parah jika dia berada di puncak kekuatannya. Dia pasti akan bisa memusnahkan lebih banyak kekuatan petir terakhir.     

Saat ini, Gagak Emas Berkaki Tiga yang terbentuk dari Kekuatan Matahari yang menyelimuti Duan Ling Tian itu mengepakkan sayapnya dan juga berbentrokan dengan serangan terakhir dari Sambaran Petir Kenaikan Kayangan itu.     

Api emas menghantam petir ungu.     

Bumm! Bumm! Bumm! Bumm! Bumm!     

Suara ledakan karena bentrokan ini jauh lebih keras dari sebelumnya. Lagi pula, bahkan meskipun Kekuatan Matahari itu telah habis setengahnya, kekuatannya masih lebih unggul dari Pedang Malaikat Seribu Mantra.     

Duan Ling Tian dapat dengan jelas merasakan Kekuatan Matahari nya berkurangdengan kecepatan yang sangat tinggi. Meskipun sambaran petir itu juga kehilangan kekuatan, namun tidak secepat dibandingkan dengan berkurangnya Kekuatan Matahari miliknya.     

'Berdasarkan situasinya, ketika Kekuatan Matahari benar-benar habis, sambaran petir itu masih memiliki sekitar 50 persen sisa kekuatannya! Saat itu, aku pasti akan mati oleh serangan itu!' Meskipun Duan Ling Tian telah mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian, dia tetap merasakan sebersit rasa putus asa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.