Maharaja Perang Menguasai Langit

Awan Keberuntungan Berwarna-warni



Awan Keberuntungan Berwarna-warni

3Wuzz!     

Kobaran api emas itu melonjak ke langit dengan disaksikan oleh semua orang.     

Ketika api emas itu mencapai jarak tertentu dari pusat Awan Petir Surgawi, ia berubah menjadi seekor burung raksasa yang menyala.     

Kerumunan baru saja tersadar kembali ketika burung itu membentangkan sayapnya dan terbang ke arah Awan Petir Surgawi tanpa menimbulkan riak.     

"Api emas apa itu?"     

"Aku tidak tahu. Aku tidak bisa menjelaskan!"     

"Aku belum pernah mendengar hal seperti ini terjadi dalam Sambaran Petir Kenaikan Kayangan..."     

"Api emas itu pada akhirnya berubah menjadi seekor burung. Aku tidak mengenali burung itu. Ada yang tahu burung apa itu?"     

"Aku juga belum pernah melihatnya."     

"Tidak, aku tidak tahu."     

Kekuatan Matahari yang telah berubah menjadi api emas sebelum melonjak keluar dari tubuh Duan Ling Tian itu membuat bingung semua orang. Ketika berubah menjadi seekor burung, tidak ada juga yang tahu jenis burung apa itu. Bahkan Shi Nan Feng, Ketua Istana Roh Agung, dan para pejabat tinggi Tiga Istana Enam Lembaga tidak dapat mengidentifikasinya.     

Yuwen Hao Chen yang hanya fokus pada persiapannya juga sedikit terganggu oleh nyala api emas itu. Tentu saja, dia juga tidak tahu apa sebenarnya burung yang menyala itu. Namun, dia tidak membiarkannya mengalihkan perhatiannya terlalu lama ketika ia menyadari tidak ada yang berubah bahkan setelah burung yang menyala itu terbang ke Awan Petir Surgawi. Karena itu, dia mengalihkan perhatiannya kembali untuk bisa melewati Sambaran Petir Kenaikan Kayangan! Sebagai Ketua Istana Malaikat Pengembara, tidak diragukan lagi dia akan bisa melewati sambaran petir surgawi itu. Namun, dia hanya bisa menggunakan teknik yang dia warisi itu dalam paruh kedua Sambaran Petir Surgawi itu. Dia tetap harus menghadapi bagian yang lebih lemah dari Sambaran Petir Surgawi itu dengan kekuatannya sendiri.     

'Gagak Emas Berkaki Tiga?' Tidak seorang pun, kecuali Duan Ling Tian, ​​​​yang tahu burung apa yang menyala itu. Dia terkejut ketika melihatnya. Setelah beberapa saat, dia merasa lega ketika memikirkan sesuatu, 'Aku hampir lupa ... Kekuatan Matahari sebenarnya adalah kekuatan Tetua Huo yang dianugerahkan kepadaku melalui teknik pencerahan. Tidak aneh bila kekuatan itu mengambil bentuk Gagak Emas Berkaki Tiga. Lagipula, Tetua Huo sendiri adalah Gagak Emas Berkaki Tiga, dan Kekuatan Matahari adalah kekuatan eksklusif Gagak Emas Berkaki Tiga.'     

"Bu, itu burung itu lagi!" Duan Si Ling berteriak.     

Duan Ling Tian terkejut ketika mendengar kata-kata putrinya. Dia tidak tahu putrinya pernah melihat burung itu sebelumnya.     

"Si Ling, kau pernah melihat burung itu sebelumnya?" Duan Ling Tian bertanya sambil menatap putrinya.     

"Ayah, ayah sangat konyol … Sebelumnya ketika ayah berkultivasi, bukankah burung itu yang melindungimu? Karena burung itu, bibi tidak bisa membangunkanmu sama sekali," jawab Duan Si Ling.     

"Melindungiku?" Duan Ling Tian mengalihkan pandangannya ke arah Gan Ru Yan.     

Duan Ling Tian akhirnya mengerti apa yang terjadi setelah Gan Ru Yan dan Peng Lai menceritakan apa yang terjadi padanya.     

Menurut mereka, burung itu muncul setahun yang lalu ... Pada saat itu, basis kultivasi ku telah menembus ke Bentuk Kedelapan tahap Malaikat Kayangan. Gagak Emas Berkaki Tiga melindungi ku saat aku berkultivasi? Berdasarkan penjelasan dan deskripsi mereka, Gagak Emas Berkaki Tiga itu seharusnya sama dengan yang terbentuk oleh Kekuatan Matahari. Sebelumnya, Tetua Huo tidak menyebutkan apa pun tentang hal ini sama sekali ...' Duan Ling Tian merasa kesal lagi ketika teringat akan Tetua Huo. Ini karena dia mengira Tetua Huo telah tewas ketika dia menggunakan Pagoda Tujuh Pusaka untuk menyelamatkan hidupnya.     

"Api emas itu datang dari Duan Ling Tian!"     

Terlepas dari orang-orang yang berada di pihak Duan Ling Tian, ​​​​Shi Nan Feng, Ketua Istana Roh Agung, juga memperhatikannya meskipun dia melihat Awan Petir Surgawi yang menandakan dimulainya Sambaran Petir Kenaikan Kayangan. Lagi pula, setengah dari perhatiannya selalu tertuju pada Duan Ling Tian. Karena itu, dia melihat api emas itu saat keluar dari tubuh Duan Ling Tian sebelum menembak ke arah Awan Petir Surgawi.     

"Apa itu?" Shi Nan Feng, tentu saja, bingung karena ini adalah pertama kalinya dia menyaksikan sesuatu seperti itu. Dia belum pernah membaca tentang hal seperti itu sebelumnya. "Bahkan burung itu berubah menjadi tampak asing…" Dia merasa agak kesal karena dia tidak bisa mengidentifikasi burung yang berapi itu. Bagaimanapun, dia selalu menganggap dirinya berpengetahuan luas. Mungkin, dia tidak akan merasa begitu kesal jika tahu bahwa burung itu tidak ada di alam duniawi.     

Ketika Shi Nan Feng sadar kembali, dia menatap Duan Ling Tian dengan dingin. "Duan Ling Tian, ​​​​ketika Yuwen Hao Chen melewati sambaran petirnya dalam beberapa hari, aku penasaran bagaimana kau akan mati!" Jika tatapan bisa membunuh, Duan Ling Tian pasti sudah mati berkali-kali.     

Duan Ling Tian merasakan tatapan membunuh Shi Nan Feng dan hendak berbalik untuk menatapnya ketika ia tiba-tiba terpana. Pada saat itu, dia bisa dengan jelas merasakan Sumber Malaikat di tubuhnya mulai bergolak juga bersama dengan Kekuatan Matahari itu. Selain itu, ia menemukan kemampuannya untuk memahami langit dan bumi telah meningkat beberapa tingkat hanya dalam sekejap mata!     

Apakah ini karena Kekuatan Matahari yang keluar dari tubuhku? Apa yang sebenarnya terjadi?' Duan Ling Tian memikirkan tentang Kekuatan Matahari yang telah berubah menjadi kobaran api emas sebelum melesat ke arah Awan Petir Surgawi. Dia sangat yakin peningkatan mendadak dalam kemampuannya untuk memahami langit dan bumi itu ada hubungannya dengan Kekuatan Matahari.     

'Kekuatan ini masih meningkat ...' Duan Ling Tian menemukan bahwa kemampuannya untuk memahami langit dan bumi terus meningkat dan tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Setiap kali meningkat, dia merasakan langit dan bumi secara berbeda. Awalnya, dia merasakan hubungan yang aneh dan samar dengan langit dan bumi, tetapi sekarang, mereka terasa akrab dan dekat dengannya. Perubahannya sangat jelas.     

Sementara itu, tinggi di atas Awan Petir Surgawi. Dua sosok yang telah melayang di sana untuk sementara waktu juga terkejut dengan apa yang mereka lihat.     

"Itu…"     

Kedua sosok ini tidak lain adalah Sang Ketua klan Manusia-Siluman dan gurunya.     

"Guru ... A- apa itu?" Sang Ketua klan Manusia Siluman mau tak mau bertanya pada lelaki tua berpakaian abu-abu itu. Dia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi.     

"Aku tidak tahu." Pria tua berpakaian abu-abu itu menggelengkan kepalanya meskipun matanya bersinar terang seolah-olah ia bisa memahami semua hal.     

Saat ini, keduanya melihat awan berwarna-warni di atas Awan Petir Surgawi yang gelap itu menyebar sebelum menyatu lagi. Ini disebabkan oleh burung aneh yang terbang melewatinya!     

Demikian pula, Sang Ketua klan Manusia Siluman dan lelaki tua berpakaian abu-abu itu juga tidak mengenali burung itu. Mereka bahkan semakin terkejut ketika melihat burung itu terbang dengan riang di sekitar awan berwarna-warni setelah melewati Awan Petir Surgawi.     

Awan warna-warni itu bukan sembarang awan biasa. Mereka adalah Awan Keberuntungan Berwarna-warni yang akan muncul setelah Sambaran Petir Kenaikan Kayangan berakhir! Kabarnya bahwa kemunculan Awan Keberuntungan Berwarna-warni itu ada hubungannya dengan Alam Devata.     

"Burung itu terbentuk dari api emas. Kekuatannya tampaknya melampaui kekuatan Sumber Malaikat! Aku dapat merasakan bahwa tingkatannya setara dengan Sumber Energi Langit, " gumam lelaki tua berpakaian abu-abu itu pada dirinya sendiri.     

"Apa?" Sang Ketua klan Manusia Siluman itu terkejut ketika mendengar kata-kata gurunya. Wajar jika dia terkejut ketika mengetahui bahwa kekuatan burung itu setara dengan Sumber Energi Langit! Jika orang lain yang mengatakan nya, dia tidak akan mempercayainya. Karena gurunya sudah memiliki Sumber Energi Langit, dia tidak meragukan kata-kata gurunya sama sekali.     

"Api emas yang berubah menjadi burung itu tampaknya berasal dari ..." Kata Sang Ketua klan Manusia Siluman sambil mencoba mengintip melewati Awan Petir Surgawi itu ke arah Duan Ling Tian. Namun, sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya …     

Bumm!     

Suara guntur yang memekakkan telinga terdengar di udara. Awan Petir Surgawi itu terus berkembang saat sambaran petir ungu itu terus menyambar gelisah. Tiba-tiba, sebuah cahaya ungu dan putih yang menyilaukan berpijar menyambar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.