Maharaja Perang Menguasai Langit

Tekad Ke’er



Tekad Ke’er

0Meskipun Yuwen Hao Chen, ketua Istana Malaikat Pengembara, memiliki teknik warisan dari Istana Malaikat Pengembara, dia tidak lagi berani lengah saat serangan petir itu menjadi semakin kuat.     

Bumm! Bumm! Bumm!     

Ketika Yuwen Hao Chen berdiri di udara, sekitar sepuluh meter darinya, energi petir tersebar ke segala arah oleh sebuah penghalang yang tak terlihat.     

Bumm! Bumm! Bumm!     

Namun demikian, sejumlah besar energi dari petir itu masih berhasil menembus penghalang yang tak terlihat itu dan menyapu Yuwen Hao Chen seperti banteng yang sedang mengamuk. Dia masih harus menggunakan kekuatannya sendiri untuk menghadapi sisa energi dari sambaran petir itu. Meskipun sambaran petir ini tidak melukainya seperti Duan Ling Tian, ​​​​dia tetap terluka parah. Jubahnya robek dan tubuhnya juga mengucurkan darah. Namun, auranya masih tetap megah.     

Yuwen Hao Chen terengah-engah kelelahan setelah menghadapi serangan petir ke-79. Dia berkeringat deras seolah-olah baru saja melalui sebuah pertarungan yang sulit.     

Banyak orang yang hadir hanya bisa menghela nafas ketika melihat kondisi Yuwen Hao Chen.     

"Meskipun Ketua Istana Yuwen Hao Chen terlihat agak menyedihkan sekarang, dia masih dalam kondisi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan Duan Ling Tian. Berdasarkan kondisinya saat ini, ku pikir itu akan menjadi seperti sebuah permainan baginya untuk menghadapi dua serangan petir terakhir!     

"Nasib mereka terlalu berbeda... Duan Ling Tian akan mati ketika petir berikutnya menyambar sementara Yuwen Hao Chen akan melewati Sambaran Petir Kenaikan Kayangan dan menjadi seorang Celestial Terkemuka!"     

"Bagaimanapun, itu tetap merupakan sebuah kabar baik bagi klan Manusia Siluman… Ketua Istana Yuwen, bagaimanapun juga, adalah Ketua Istana Malaikat Pengembara. Itu adalah salah satu kekuatan Tiga Istana Enam Lembaga. Dia bagian dari kalangan kita sendiri. Di sisi lain, Duan Ling Tian hanyalah seseorang dari luar!"     

"Kau benar!"     

Hampir semua orang yang ada disitu yakin Duan Ling Tian akan terbunuh oleh sambaran petir ke-80. Berdasarkan situasi itu, mereka tidak salah untuk berpikir begitu. Bahkan Duan Ling Tian sendiri berpikir begitu.     

…     

Ketika Ke'er melihat suaminya terlihat sangat menyedihkan, wajahnya yang lembut dan cantik sudah dibasahi oleh air mata. Hatinya sakit dan dia membenci dirinya sendiri karena tidak membantu suaminya menanggung sambaran petir berikutnya. Dia bergumam pada dirinya sendiri, "Kakak Tian!"     

"Ayah!" Duan Si Ling yang berdiri di sebelah Ke'er berteriak sambil menangis. Ada beberapa kali kejadian ketika ia ingin bergegas ke ayahnya tetapi dihentikan oleh Gan Ru Yan.     

Mata Gan Ru Yan memerah saat menatap Duan Ling Tian. Ekspresinya tegang dan cemas, itu adalah penampilan dirinya yang jarang terlihat.     

"Tuan..." Peng Lai menatap sesosok berpakaian ungu di kejauhan dan menghela nafas. Dia merasa seolah-olah harapannya telah pupus. Berdasarkan situasi saat ini, dia tidak berpikir keajaiban mungkin terjadi. Tuannya cedera parah. Jangankan sambaran petir ke-80, jika sambaran petir ke-79 menyambar lagi, tuannya mungkin tidak akan mampu menghadapinya. 'Aku juga akan mati jika tuan mati ... Istana Malaikat Pengembara pasti tidak akan membiarkan pengkhianat tetap hidup!' Dia menyadari hal itu. Setelah beberapa saat, sepertinya dia telah menerima takdirnya sambil bergumam pelan, "Namun, bahkan jika aku mati, aku tidak berpikir aku akan menyesal… Bagaimanapun, aku memiliki Akar Spiritual Bawaan Indigo!" Terlepas dari kata-katanya, jelas bahwa dia merasa putus asa.     

…     

"Kakak Ling Tian ..." gumam Huang Qi Ling sambil menatap Duan Ling Tian dengan putus asa. Tidak ada yang bisa dia lakukan kecuali menonton saat ini.     

"Kau seharusnya tidak datang tiga tahun yang lalu …" Wanita tercantik di klan Manusia Siluman itu mengirimkan pesan suaranya sambil menghela nafas.     

Huang Wen Jing tidak marah meskipun Duan Ling Tian tidak menanggapinya. Sebaliknya, dia terus menanyainya melalui Pesan Suara. "Aku masih tidak mengerti mengapa kau tidak melarikan diri ketika aku dengan sengaja menyebarkan berita tentang identitasmu yang terungkap di Istana Malaikat Pengembara… Jika kau segera pergi, kau akan bisa menghindari guruku dan Ketua Istana Shi dari Istana Roh Agung. Apakah karena kau yakin dengan kekuatanmu?"     

Huang Wen Jing tidak mengharapkan balasan dari Duan Ling Tian, ​​​​oleh karena itu, dia terkejut ketika mendengar jawabannya.     

"Terima kasih." Duan Ling Tian menghargai bantuan Huang Wen Jing. Sebelumnya, Peng Lai telah menceritakan semua yang terjadi pada tahun lalu sebelum dia sampai di sini. Dia, tentu saja, tahu berita tentang identitas aslinya telah bocor di Istana Malaikat Pengembara lebih awal dari yang direncanakan. Rumor mengatakan bahwa seseorang dengan sengaja membocorkan berita tersebut, dan Wakil Kepala Istana Yun Fu Ye bahkan telah membunuh beberapa tersangka. Dia tidak menyangka orang yang membocorkan berita itu ternyata adalah Huang Wen Jing. Matanya berkilat dengan emosi yang rumit ketika mengetahui hal ini. Karena itu, dia dengan cepat mengungkapkan rasa terima kasihnya. Meskipun tidak banyak membantu, namun itu adalah pemikiran yang telah diperhitungkan.     

"Kau akhirnya mau menanggapiku?" Huang Wen Jing mengirimkan pesan suaranya. Sedikit rasa gembira juga bisa terdengar dalam suaranya.     

"Ku pikir aku akan terbunuh oleh serangan ke-80 Sambaran Petir Kenaikan kayangan!" Duan Ling Tian mengirimkan pesan suaranya lagi. "Aku ingin meminta bantuanmu…"     

Huang Wen Jing memotong ucapan Duan Ling Tian. Dia tahu apa yang ingin dikatakan pria itu. "Kau ingin aku melindungi ketiganya, kan?"     

"Ya." Duan Ling Tian menjawab melalui Pesan Suara. Menurut pendapatnya, Huang Wen Jing, murid langsung terakhir Yuwen Hao Chen, sangat disayang oleh gurunya. Karena itu, seharusnya tidak sulit jika dia dengan keras kepala bersikeras untuk menjaga Ke'er dan yang lainnya tetap aman. Meskipun pejabat tinggi Tiga Istana Enam Lembaga hadir, Yuwen Hao Chen akan menjadi seorang Celestial Terkemuka. Dia akan memiliki otoritas tertinggi di sini. Selama dia bisa membuat gurunya menyetujuinya, Ke'er dan kedua lainnya pasti akan selamat!     

"Mereka benar-benar beruntung. Kau masih memikirkannya bahkan dalam keadaan seperti ini," Huang Wen Jing menghela nafas pelan sebelum berkata, "Aku berjanji padamu." Matanya dipenuhi dengan tekad untuk memenuhi keinginan terakhir pria ini. Dia memutuskan untuk memohon gurunya untuk membiarkan keluarga pria ini tetap hidup bahkan jika dia harus menggunakan hidupnya untuk mengancam gurunya.     

"Terima kasih," Duan Ling Tian berterima kasih padanya sebelum dia berkata dengan sungguh-sungguh, "Jika ada kehidupan berikutnya, aku, Duan Ling Tian, ​​​​akan membalas kebaikanmu sepuluh kali lipat!"     

"Jika ada kehidupan berikutnya, aku tidak membutuhkan pembayaran sepuluh kali lipatmu ... Aku ingin kau menjadi milikku sepenuhnya!" Huang Wen Jing menegaskan.     

Duan Ling Tian tidak bisa menahan senyum kecut ketika mendengar jawaban Huang Wen Jing. Dia menghela nafas dalam. 'Kebaikan atau kemampuan apa yang ku miliki yang membuatnya sangat menyukai ku?'     

Duan Ling Tian terus berpikir pada dirinya sendiri, 'Sungguh tak terduga aku akan mati di sini hari ini. Sebelum aku mati, aku harus berbicara dengan Ke'er. Kalau tidak, dia pasti akan mengorbankan nyawanya sendiri untuk mengikutiku.' Dia memahami sikap Ke'er dengan sangat baik. Dia harus berbicara dengannya. Bagaimanapun, dia sadar bahwa dia tidak akan mampu menghadapi serangan ke-80 meskipun dia telah mencoba yang terbaik untuk menyembuhkan dirinya sendiri.     

Duan Ling Tian menatap Ke'er dari jauh saat dia berkata melalui Pesan Suara, "Ke'er! Bisakah kau berjanji padaku?"     

"Kakak Tian, ​​ada apa?" tanya Keer.     

"Aku ingin memberi tahu padamu bahwa bahkan jika aku gagal dalam Sambaran Petir Kenaikan Kayangan ini dan mati, Istana Malaikat Pengembara mungkin akan membiarkanmu hidup," kata Duan Ling Tian. Dia cukup percaya diri pada Huang Wen Jing karena dia tahu Yuwen Hao Chen menyayanginya. Dia yakin dia akan dapat memastikan keselamatan mereka jika dia bersikeras. Terlebih lagi, Ke'er dan kedua orang lainnya bukanlah ancaman bagi Istana Malaikat Pengembara atau klan Manusia Siluman.     

"Kakak Tian, ​​aku tidak akan berjanji jika kau ingin aku hidup tanpa mu! Sebagai istrimu, kita harus bersama dalam hidup dan mati. Ke'er tidak akan pernah meninggalkan sisimu lagi!" Ke'er menolak Duan Ling Tian dengan tegas. Dia menduga suaminya untuk mengatakan hal semacam itu.     

Jawaban Ke'er menyebabkan Duan Ling Tian merasa sangat tersentuh dan tidak berdaya pada saat yang sama. Apa lagi yang dia butuhkan ketika memiliki istri seperti ini? Namun, dia tetap berencana untuk mencegahnya. "Ke'er, kau ..."     

Ke'er menyela Duan Ling Tian. "Jika kau berencana untuk mencegah ku menggunakan Si Ling, aku sudah memikirkannya ... aku tahu kakak ku pasti akan menjaga Si Ling dengan baik mewakili aku!"     

Terlepas dari bagaimana Duan Ling Tian mencoba menghalangi Ke'er, dia sangat bertekad untuk mengikuti Duan Ling Tian dalam kematian.     

Ketika Duan Ling Tian melihat tekad Ke'er untuk bersamanya dalam hidup dan mati, dia, yang telah menyerah, menjadi termotivasi. Matanya memicing dan dipenuhi dengan tekad. 'Tidak mungkin! Aku tidak bisa mati! Aku tidak boleh mati!'     

Di hati Ke'er, nyawa Duan Ling Tian lebih penting daripada nyawanya. Demikian pula, di hati Duan Ling Tian, ​​​​nyawa Ke'er juga lebih penting daripada nyawanya! Karena itu, meskipun dia tidak memiliki solusi, dia memutuskan untuk mencoba dengan sekuat tenaga untuk bertahan hidup. Bahkan jika tubuhnya berubah menjadi abu dan jiwanya sirna, dia tetap harus berjuang bahkan jika itu bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Ke'er!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.