Maharaja Perang Menguasai Langit

Satu Tebasan, Ruang Terbelah!



Satu Tebasan, Ruang Terbelah!

0Wuss!     

Bola yang diselimuti nyala api abu-abu itu memancarkan aura yang menghancurkan. Sepertinya sebuah meteorit sedang jatuh menghunjam dari luar angkasa. Ia menembak ke arah Duan Ling Tian dengan mendominasi, dan ruang hampa beriak dan terdistorsi karena kedatangan bola api yang seperti meteor itu!     

'Pada saat ketika ia menyatu dengan bola api itu, kekuatan serangannya telah naik ke tingkatan yang lebih tinggi!' Duan Ling Tian berpikir dalam hati ketika melihat bola api seperti meteor itu melesat ke arahnya. Sebuah ide muncul di benaknya secara tiba-tiba. 'Ini tampaknya serupa dengan tahap keempat dari Pedang Hati Penguasa, Pedang Hati Penerang!' Dia merasa ini adalah kesempatan baginya untuk menerobos ke tahap keempat dari Metode Kultivasi Mental Seni Pedang Tertinggi Pedang Hati Penguasa. Perasaan ini sepuluh kali lebih kuat dari apa yang dia rasakan sebelumnya. Karena itu, dia tenggelam dalam pikirannya cukup lama.     

Sementara itu, bola api seperti meteor penghancur yang diselimuti api abu-abu itu semakin dekat kepada Duan Ling Tian. Dia dengan cepat tersadar kembali, jantungnya berdebar kencang, ketika ia mendeteksi aura bola api itu sangat menakutkan. Ketika dia merasakan aura itu, hatinya merasa tertekan. Hal itu membuatnya merasa seolah-olah dirinya adalah sebuah perahu sebatang kara yang mengambang di tengah laut yang luas. Rasanya seolah-olah nasibnya berada di bawah kekuasaan ombak dan bisa terbalik kapan saja.     

'Itu dia! Aku sudah menemukannya!' Pada saat kritis itu, ketika bola api itu menembak ke arah Duan Ling Tian, ​​​​dia memiliki pencerahan yang akan membantunya menerobos ke tahap keempat dari Metode Kultivasi Mental Seni Pedang Tertinggi Pedang Hati Penguasa. Dia merasa seolah-olah semua pertanyaan yang menghalangi terobosannya dari tahap ketiga hingga keempat Metode Kultivasi Mental Seni Pedang Tertinggi Pedang Hati Penguasa itu telah dijawab. Penghalang telah menghilang!     

Ketika bola penghancur itu hanya berjarak sehelai rambut, Duan Ling Tian tidak lagi merasa cemas. Sebaliknya, dia anehnya menjadi tenang. Dia bisa mendengar detak jantungnya sendiri di dadanya saat itu.     

Saat ini, Duan Ling Tian tampak seolah-olah dia tidak memiliki keinginan duniawi dan tidak lagi takut mati. 'Pedang Hati Penerang!'     

Waktu sepertinya berhenti bergerak pada saat ini.     

Tanpa peringatan apapun, Duan Ling Tian mulai memancarkan cahaya terang yang menyilaukan.     

Sumber Energi Langit yang agung milik Duan Ling Tian beredar melalui 99 Pembuluh darah malaikat-nya sebelum melonjak keluar dari tubuhnya dan berubah menjadi berkas-berkas sinar pedang yang tampak sangat cepat dan ganas dan tak terhitung jumlahnya. Pada saat itu, dia sepertinya telah menjadi bagian dari sinar-sinar pedang itu juga. Sepenuh jiwa dan raganya memancarkan cahaya. Cahaya dari tubuhnya menyatu dengan sinar-sinar pedang itu dan membuatnya terlihat misterius dan agung.     

Yang Zhen Xing, Sang Ketua dari klan Manusia Siluman, dan Yuwen Hao Chen, Ketua Istana Malaikat Pengembara, melebarkan mata karena terkejut. Sepertinya mereka telah melihat sesuatu yang sangat menakutkan. "Itu…"     

Apa yang mereka lihat adalah Duan Ling Tian menghilang sebelum berubah menjadi seberkas sinar pedang juga. Tidak butuh waktu lama sebelum sinar pedang yang tak terhitung jumlahnya itu berkumpul dan berubah menjadi sebilang pedang putih sepanjang tiga kaki yang melayang di udara.     

Wuss!     

Ketika bola penghancur itu hendak mendarat, pedang sepanjang tiga kaki yang melayang di udara itu akhirnya bergerak…     

Ketika bergerak, ia tampak seperti seberkas cahaya putih ...     

Ripppp!     

Suatu suara yang merobek terdengar keras di udara. Suara itu terdengar setelah tampaknya pedang itu berubah menjadi seberkas cahaya dan melesat jauh karena cahaya lebih cepat daripada suara.     

Pedang itu menebas ruang dan menyebabkan suatu suara yang merobek terdengar di belakangnya.     

Sepertinya kecepatan pedang itu tidak terlalu cepat karena dua Celestial Terkemuka, Yang Zhen Xing dan Yuwen Hao Chen, bisa menangkap gerakannya. Mereka terkejut ketika melihat apa yang ditinggalkann dari tebasan pedang di belakangnya.     

Rrr!     

Suara jernih dari sesuatu yang robek terus bergema di udara.     

Setelah diperiksa lebih dekat, kedua Celestial Terkemuka itu melihat ada sebuah sobekan di ruang hampa di belakang pedang putih sepanjang tiga kaki itu.     

Sobekan ruang itu mulai berkembang semakin besar dan terus membesar dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan bergerak menuju bola api yang seperti meteor itu. Sepertinya ia akan menelan bola itu!     

"Pedangmu merobek dan membuat lubang di ruang hampa? Mustahil! Bagaimana kau cukup kuat untuk membuat lubang di ruang hampa?" Sebuah suara yang sarat dengan rasa terkejut dan tidak percaya terdengar dari bola api yang melaju menuju Duan Ling Tian itu. Terlepas dari rasa terkejut dan tidak percaya itu, sebersit rasa takut juga bisa terdengar di dalam suaranya. Kedengarannya seolah-olah dia telah menemukan sesuatu yang mengerikan! Suara itu tidak lain milik Liao Nai Jiang, Celestial Nirraga Tiga Sambaran!     

Rrrpp!     

Sobekan ruang terus meluas ke arah bola api itu. Ketika mencapai bola api itu, sepertinya Sobekan itu telah berpindah ke bola api itu dan meretakkannya juga! Sepertinya pedang putih sepanjang tiga kaki itu telah menebas bola itu dan membelahnya menjadi dua.     

Ruang hampa mulai beriak dan semakin terdistorsi pada saat ini. Bola api yang telah terbelah menjadi dua itu tiba-tiba tersedot ke dalam Sobekan di ruang hampa itu. Ia telah menghilang tanpa jejak! Sobekan ruang itu benar-benar gelap, tidak ada yang bisa terlihat sama sekali. Itulah terakhir kali seseorang melihat Liao Nai Jiang, Celestial Nirraga Tiga Sambaran!     

Wuss!     

Sementara itu, pedang putih sepanjang tiga kaki itu berkelebat sesaat sebelum berubah menjadi sosok seorang pria. Setelah debu mereda, semua orang bisa dengan jelas melihat sebuah sosok pria berjubah ungu. Ia tidak lain adalah Duan Ling Tian. Yang lebih mengejutkan adalah dia sama sekali tidak terluka.     

'A.. apakah itu Pedang Hati Penerang?' Duan Ling Tian tenggelam dalam pikirannya sendiri saat ini. Sepertinya dia tidak menyadari tatapan semua orang. Dia berpikir tentang bagaimana dia berubah menjadi sebilah pedang dan menggunakannya dengan sangat presisi. Ini adalah Tahap keempat dari Metode Kultivasi Mental Seni Pedang Tertinggi Pedang Hati Penguasa, Pedang Hati Penerang! Dia telah menyatu dengan sinar pedang itu sebelum berubah menjadi sebilah pedang! Hanya dengan sebuah tebasan, dia telah merobek lubang di ruang hampa!     

Saat ini, selain Duan Ling Tian, ​​​​orang-orang yang berada di situ juga melihat sebuah celah panjang dan sempit di ruang hampa di dekatnya. Ini adalah pemandangan yang mengejutkan bagi mereka! Lubang di ruang hampa itu menyebabkan ruang itu beriak dan terdistorsi terus menerus. Tidak ada yang bisa terlihat melalui celah itu, ia gelap gulita. Seperti sebuah jurang gelap yang akan menelan segala sesuatu yang mendekatinya.     

Adegan seorang pria yang berdiri di samping celah panjang dan sempit di ruang hampa itu adalah sebuah pemandangan yang tak terlupakan bagi semua orang yang ada disitu. Adegan ini sangat terukir di benak mereka.     

Kebanyakan orang masih dalam keadaan terguncang ketika sebuah ratapan sedih terdengar di udara.     

"Guru!" Itu adalah Yang Zhen Xing, Sang Ketua Klan Manusia Siluman.     

Suara Yang Zhen Xing membuat semua orang menjadi linglung, dan mereka menoleh untuk menatapnya.     

Yang Zhen Xing menunjukkan ekspresi penuh derita di wajahnya saat dia melihat Mutiara Jiwa yang hancur di telapak tangannya yang telah muncul entah kapan dan sebuah celah ruang hampa di dekat Duan Ling Tian. Rasa sakit dan kesedihan karena kehilangan seseorang yang penting terlihat jelas di wajahnya.     

"Itu ... Mutiara Jiwa milik guru Sang Ketua, Liao Nai Jiang, Celestial Nirraga Tiga Sambaran, kan?" Seseorang bertanya dengan suara rendah.     

Kata-kata orang itu langsung menimbulkan keributan.     

" Senior Liao sudah mati?"     

"Bagaimana… Bagaimana ini mungkin? Dia adalah Celestial Nirraga Tiga Sambaran, dan dia jauh lebih kuat dari seorang Celestial Terkemuka? Bagaimana dia bisa dibunuh oleh seorang Celestial Terkemuka?"     

"Mustahil! Kurasa ada kesalahan!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.