Istri Liar Kaisar Jahat

Kepergian (1)



Kepergian (1)

2Oleh karena itu, ekspresi terkejut gubernur dari Kota Bulu Surgawi segera berubah menjadi kebahagiaan. Namun, dia masih merasakan banyak keraguan.     

"Gubernur dari Kota Bulu Surgawi, sekarang kamu tahu mengapa cangkir tehnya berukuran sangat kecil. Teh kami sangat mahal jadi kami hanya bisa memberikan satu ceret kecil pada kalian. Kami memakainya untuk melayani semua tamu dan jika kamu ingin beberapa cangkir lagi, orang lain tidak akan punya kesempatan meminumnya. Jadi katakan, dengan memberikan kalian semua cangkir yang kecil ini, apa kami masih memperlakukan kalian dengan tidak adil?"     

Tuan Murong tersenyum licik karena hanya dia yang tahu bahwa teh itu telah ditambahkan dengan Pil Pengumpul Qi. Dengan beberapa Pil Pengumpul Qi yang tersebar di antara banyak orang, pengaruhnya tidak akan terlalu jelas.     

Meskipun begitu, itu cukup untuk membuat siapapun yang menyesap teh tersebut kebingungan di tempat. Mata linglung mereka berkata tentang betapa situasi ini sangat tak terbayangkan.     

Beberapa dari mereka bahkan menjilat bibir mereka sendiri, jelas ingin mencicipi rasa teh ini. Tetapi seperti yang dikatakan, teh ini untuk tamu penting dan mereka hanya punya satu ceret. Bagaimana mungkin mereka meminta lagi dengan begitu tak tahu malu?     

"Itu bukan kerugian, itu sama sekali bukan kerugian!"     

Gubernur dari Kota Bulu Surgawi menekan getaran dalam hatinya dan berkata dengan tulus, "Ini sungguh keramahan terbaik yang pernah ku terima. Aku sudah salah paham pada rumahmu yang terhormat dan aku meminta maaf. Ah benar, jam berapa gubernur akan tiba?"     

"Mohon tenang dan tunggu sebentar, beliau akan segera tiba."     

Tuan Murong menyeringai lebar. Lagipula, dia pernah memegang posisi rendah sampai menengah di Kota Batu Hitam tetapi sekarang, ada begitu banyak gubernur yang memperlakukannya dengan sopan.     

Sungguh perasaan yang sangat luar biasa!     

"Ngomong-ngomong, saat gubernur kalian tiba, dia harus bertanggung jawab atas kejadian mengenai putri dari istana gubernur Kota Jauh Surgawi."     

Ketika Murong Yan akan menjawab pertanyaan kerumunan dengan senyuman di wajahnya, tiba-tiba suara marah menimpali.     

Tuan Murong mengerutkan kening sedikit dan menyapukan pandangan pada gubernur dari Kota Jauh Surgawi dan seorang wanita muda yang berpakaian merah. Dia menjawab tak peduli, "Bisakah saya tahu urusan apa yang memerlukan tanggung jawab gubernur?"     

"Hmm!"     

Gubernur dari Kota Jauh Surgawi tidak menjawab tetapi wanita muda berpakaian merah di sebelahnya bangkit dan mencemooh, "Apa lagi? Itu karena dua peliharaan dari Kota Batu Hitam kalian! Mereka berani memperlakukan tamu terhormat kalian dengan kasar. Anjing yang berani menggigit tuannya sendiri harus dimusnahkan. Kehidupan mereka bukanlah apa-apa selain menyia-nyiakan sumber makanan."     

Wajah Tuan Murong menjadi suram dan senyuman dingin terpampang di wajahnya, "Nona Besar, aku tak tahu apa yang kamu bicarakan dan juga aku tak tahu situasinya. Tetapi yang aku tahu orang luar tidak berhak menghina penduduk Kota Batu Hitam! Dan lagi, kamu hanyalah tamu, bukannya tuan!"     

"Tamu dari tuan juga dianggap sebagai tuan. Dua anjing itu telah mengganggu atasan mereka dan menggigit tuan mereka sendiri. Apa mereka tidak pantas mati? Kamu pun hanyalah anjing peliharaan gubernur Kota Batu Hitam. Aku tidak ingin berbicara denganmu. Bawa gubernur Kota Batu Hitam untuk berbicara denganku secara langsung!"     

Pada saat itu, wajah Tuan Murong menjadi sangat buruk. Bahkan para gubernur lain menghela nafas tanpa henti. Niat mereka mengunjungi Kota Batu Hitam adalah untuk memamerkan kehebatan mereka pada gubernur, tetapi berdasarkan situasi saat ini, gubernur Kota Batu Hitam tampaknya adalah orang yang agak sulit dipahami. Lebih baik menghindar dari memprovokasi orang seperti itu untuk saat ini.     

Akan tetapi, nona dari Kota Jauh Surgawi yang kuat dan tak bisa diatur ini, secara langsung menghina orang dari istana gubernur dan memanggilnya anjing. Ini sikap yang sangat arogan.     

Kemudian, terdengar suara yang jernih dan tenang, dengan sedikit senyuman, dari luar aula perjamuan.     

"Apa kamu mencariku?"     

Suara itu bagaikan hembusan angin segar di hari yang cerah, seketika menarik perhatian semua orang dalam ruangan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.