Istri Liar Kaisar Jahat

Menciptakan Keributan Di Kota Batu Hitam (3)



Menciptakan Keributan Di Kota Batu Hitam (3)

0BAM!     

Kekuatan bagaikan bola penghancur yang berat menghantam dada pria berkumis samping tersebut. Kekuatan itu menghempaskan tubuh kekarnya dan jatuh di antara kerumunan.     

Pria berkumis samping itu tertegun dan geng para perampok juga sangat terkejut. Seluruh pegunungan menjadi hening sehingga mereka bisa mendengar nafas satu sama lain dengan jelas.     

Meski seorang Martial Honor tingkat rendah, Komando Kedua, benar-benar… tidak bisa membalas wanita itu?     

Apa orang ini tidak normal?     

Wajah pria berkumis samping menjadi sangat suram dan mengepalkan tinjunya dengan erat hingga berguncang. Dikalahkan dengan satu serangan di depan begitu banyak orang, ini adalah yang pertama kali bagiku!     

Ini sungguh memalukan!     

"Tahan." Saat menyadari si pria berkumis samping akan melakukan penyerangan, pria terpelajar menaikkan tangannya dan mengerutkan kening. Dia menangkap secercah cahaya yang melintas di mata Gu Ruoyun, "Nona Muda, Perampok Taring Serigala tak akan pernah melayani siapapun. Karena kamu ingin menantang kami, aku tak punya pilihan selain membunuhmu!"     

Wush!     

Saat dia bicara, dia mengangkat tangannya yang bersinar terang dan mengarahkan angin kencang pada Gu Ruoyun. Angin tersebut membawa kekuatan tajam yang menyapu ke depan bagaikan pisau panas yang menembus mentega.     

Gu Ruoyun memiringkan tubuhnya dan menghindari serangan. Detik berikutnya, si pria terpelajar sudah berada tepat di hadapannya. Kipas di tangan pria itu bersinar dengan cahaya abu-abu dan ditujukan ke leher Gu Ruoyun. Kemudian Gu Ruoyun dengan cepat menarik pedang ke depan wajahnya dan dengan suara yang keras, nyala api meletus keluar. Gu Ruoyun mengerutkan kening sambil mengamati si pria terpelajar yang masih berdiri sangat dekat dengannya.     

Kipas di tangan pria terpelajar ini bukanlah kipas biasa. Itu tampak sekuat logam dan tidak bisa dihancurkan dengan senjata biasa.     

Namun…     

Kedua pihak mengumpulkan energi spiritual dalam telapak tangan mereka dan berangsur-angsur mengalirkan dalam senjata mereka. Terdengar suara yang keras dan gelombang menyambar ke empat penjuru di area itu sebelum berhamburan ke udara. Segera setelah itu, tenaga yang berat jatuh di dada pria terpelajar dan kehilangan keseimbangan, terhempas dengan jarak jauh. Seketika, kipas di tangannya robek bagaikan kain tua yang compang-camping dan jatuh ke tanah.     

"Pemimpin!"     

Wajah para anggota Perampok Taring Serigala sangat berubah. Kipas itu adalah benda milik Pemimpin mereka yang paling berharga dan mereka semua mengetahuinya. Selain itu, kipas ini adalah senjata spiritual dan hanya takut pada senjata spiritual yang mengandung roh senjata.     

Sekarang, wanita ini sanggup menghancurkan kipas itu?     

Sebuah senjata spiritual!     

Tidak salah lagi, senjata yang dimiliki wanita itu juga adalah senjata spiritual!     

Tak peduli seberapa tajam mata pisaunya, tak ada senjata yang bisa menghancurkan kipas Pemimpin kecuali senjata itu adalah senjata spiritual!     

"Hehe, aku tak pernah menyangka senjata milikmu juga adalah senjata spiritual. Aku tak bisa menyadarinya tanpa melihat dari dekat!" Pria terpelajar itu memegangi sobekan kain kipasnya dengan erat dan ekspresinya sangat mengerikan untuk dilihat. Tangannya bergetar tanpa henti saat niat membunuh meluap dari hatinya. "Namun, kipas milikku jauh lebih penting daripada hidupmu. Karena kamu sudah menghancurkan kipas milikku, kamu harus membayarnya dengan nyawamu!"     

Sebenarnya, bukan kesalahan si pria terpelajar karena keliru mengenali senjata Gu Ruoyun sebagai senjata spiritual. Saat roh senjata mendiami senjata spiritual, pemiliknya bisa mengaturnya sesuka hati. Kecuali Gu Ruoyun memilih untuk mengungkapkan senjata spiritual tersebut, siapapun akan menganggap bahwa itu hanyalah senjata biasa.     

Tentu saja, saat roh senjata memasuki senjata spiritual, akan membutuhkan beberapa waktu tertentu untuk menyesuaikan diri. Sekarang, naga putih yang tinggal dalam pedang itu telah berhasil mendapatkan kuasa penuh terhadap senjata spiritual tersebut.     

"Itu tergantung pada apakah kamu akan dapat memiliki kesempatan."     

Gu Ruoyun tersenyum. Kemudian, raungan naga yang begitu besar terdengar dari pedang di tangannya. Sebelum pria terpelajar itu menyadari situasinya, naga putih sudah menyerang dari mata pisau, menyemburkan nafas naga yang kuat dari mulutnya. Nafas naga itu menghempaskan pria terpelajar sebelum dia bisa mengelak.     

BUG!     

Pria terpelajar itu menyambar pohon di belakangnya. Dia mengangkat kepala dengan takjub dan wajahnya dipenuhi keterkejutan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.