Istri Liar Kaisar Jahat

Menciptakan Keributan Di Kota Batu Hitam (1)



Menciptakan Keributan Di Kota Batu Hitam (1)

1Penjahat yang tampak lamban itu akhirnya tersadar. Dia terlihat seolah baru saja melihat monster dan matanya dipenuhi ketakutan. Kemudian, tanpa menunggu Gu Ruoyun mengatakan apapun, dia buru-buru lari ke pintu gunung dengan kecepatan cahaya.     

Gu Ruoyun melirik penjahat satunya yang terkapar di tanah. Sinar tak peduli melintas di matanya yang jernih dan dingin, tidak ada tanda-tanda emosi di wajahnya yang tenang.     

Ketika penjahat itu melihat ekspresi wajah Gu Ruoyun, penjahat yang memaki dan mengutuk rekannya langsung gemetar. Wajahnya memucat dan penuh dengan ketakutan sambil berkata, "Kamu… apa yang ingin kamu lakukan? Biar ku katakan padamu, tak ada yang bisa menjadikan anggota Perampok Taring Serigala sebagai korban! Jika kamu berani melakukan sesuatu padaku, Pemimpin kami pasti akan menghancurkan kepalamu menjadi jutaan keping."     

Gu Ruoyun tertawa tak peduli dan perlahan-lahan berbalik. Pandangan dinginnya yang jernih memandang ke depan sambil menatap dingin pada sosok yang datang secara perlahan.     

Pria itu mengayunkan kipas di tangannya saat senyuman orang terpelajar yang tenang tersungging di wajahnya. Tampang terpelajar di tambah dengan sosok yang terlihat lemah itu membuat orang sulit membayangkan bahwa pria yang tampak berbudi itu sebenarnya adalah pemimpin dari Perampok Taring Serigala, bahkan jika dia menampakkan dirinya pada dunia.     

Berbeda dengan pria itu, Komando Kedua di sebelahnya memiliki kumis sebelah dan janggut di seluruh wajahnya. Dia benar-benar memiliki penampilan seorang perampok.     

Pakaiannya menggantung di tubuhnya dan seluruh wajahnya kasar dan liar. Pedang besar menggantung di pundaknya dan pria ini tampak mengobarkan api dalam angin di setiap langkahnya. Penampilan fisiknya kuat dan besar.     

"Pemimpin, itu dia."     

Orang yang berlari ke dalam untuk memberitahu mereka berdua menunjuk Gu Ruoyun dan berkata penuh kebencian, "Dia tak hanya sudah melukai kami, dia bahkan merusak pintu masuk! Dia tidak menganggap hormat Perampok Taring Serigala."     

Klak!     

Pria terpelajar menutup kipasnya dan menghentikan langkah. Dia menatap Gu Ruoyun dengan senyuman di wajahnya sambil berkata, "Kamu masih hidup."     

Gu Ruoyun sudah jatuh ke dalam gua namun, dia berhasil bertahan hidup!     

Ini sungguh belum pernah terjadi.     

"Aku masih hidup. Apa kamu kecewa?" Gu Ruoyun tersenyum sambil mengamati pria terpelajar yang tak kenal takut tersebut, "Sudah satu tahun. Aku penasaran apakah Perampok Taring Serigala sudah siap mati?"     

Satu tahun!     

Aku berkultivasi dalam makam selama satu tahun penuh. Sekarang, saatnya membersihkan hutang dengan beberapa orang di Kota Batu Hitam.     

Dulu, jika bukan karena ketakutanku terhadap Pemimpin dari Perampok Taring Serigala, semua yang terjadi dulu tidak akan terjadi sama sekali! Karena itu, akan ku tagih hutang ini dari kepalanya.     

"Nona, kamu harus tahu akibat karena datang memprovokasi Perampok Taring Serigala." Senyum di wajah pria terpelajar tenang tapi tatapan matanya menjadi gelap dan tak dapat dimengerti.     

"Pemimpin, mengapa anda menyia-nyiakan waktu dengan berbicara dengan wanita ini?"     

Pria gemuk dengan kumis samping mengejek dan menyapukan tatapan penuh penghinaan pada Gu Ruoyun. Seringai terbentuk di sudut bibirnya, "Gadis kecil, jika aku adalah kamu, setelah keluar dari makam, aku akan menyembunyikan diriku jauh-jauh. Tapi kamu sungguh hebat, bukankah begitu? Kamu datang kesini dan menyerahkan diri karena kebodohanmu sendiri. Jika memang begitu, serahkan semua yang kamu temukan di makam pada kami."     

Saat dia berbicara, pria dengan kumis samping menarik pedang panjang yang digantungkan di pundaknya.     

Gelombang energi bangkit dari permukaan tanah dan menuju Gu Ruoyun saat aura kuat menyebar melalui tubuhnya. Kekuatan ini langsung menghancurkan pintu gunung yang sudah rusak!     

Gadis dengan jubah hijau itu berdiri tegak dan tenang bersama angin dingin saat rambut hitamnya yang lembut menari. Dia menatap dengan tenang gelombang energi dari tanah yang melaju kencang ke arahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.