Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Penculikan Loli Kecil (8)



Penculikan Loli Kecil (8)

2Menggoda Nona? Kawin lari?     

An Zihao agak kaget. Tiba-tiba, dia mengangkat kepalanya dan tatapan marahnya ditembakkan ke arah Shan Min.     

"Apakah kau yang menyebarkan rumor seperti itu?"     

Mata Shan Min mengelak namun mengandung kecemasan. "Kepala Keluarga, dia benar-benar berani memfitnahku. Selain itu, Feifei juga mengakui hal ini namun An Zihao tidak berani mengakuinya!"     

Nona mengakui?     

Emosi An Zihao bahkan semakin bergejolak. "Di mana Nona? Kau pasti telah mengurungnya. Cepat biarkan dia keluar!"     

"Lancang!" Pria paruh baya itu sekali lagi berteriak dengan tegas. "Feifei adalah putri dari adikku dan memiliki status yang tidak tertandingi di Kediaman ini. Siapa yang akan mengurungnya? An Zihao, pertama-tama kau menggoda Feifei dan sekarang kau masih berani untuk membuat tuduhan palsu terhadap orang lain. Kau pantas dihukum mati!"     

An Zihao dengan erat mencengkeram kepalan tangannya sementara pembuluh darah di dahinya menonjol. "Shan Min, kau ingin menikahkan Nona dengan seorang kakek tua sebagai selirnya, karena itu aku membawa Nona pergi untuk melarikan diri. Namun, kau tidak rela membiarkan kami pergi dan mengejar kami selama beberapa bulan dengan niat membunuh kami! Sekarang, kau bahkan menculik nona. Cepat serahkan nona atau kalau tidak, aku tidak akan pernah melepaskanmu!"     

Kesedihan di ekspresi Shan Min meningkat dan dia menggigit bibirnya dengan erat. "Kepala Keluarga, jelas-jelas dia menggoda Feifei namun dia mencoba untuk menjebakku. Mengatakan sebenarnya aku ingin menikahkan Feifei dengan seorang kakek tua sebagai selirnya? Feifei adalah keponakanku jadi bagaimana mungkin aku membiarkannya untuk menjadi seorang selir ketika aku sangat menyayangi Feifei?"     

Pria paruh baya itu menenangkan emosi Shan Min dan garis pandangnya yang tajam dan tegas menyapu ke arah An Zihao.     

"An Zihao, kau cari mati!"     

Bum!     

Aura di tubuh pria paruh baya itu menyembur keluar dan menyerang An Zihao, mirip dengan angin yang menderu dan hujan lebat.     

Ekspresi An Zihao tiba-tiba berubah dan menjadi sangat pucat. Namun, dia bertahan dengan kuat meskipun sangat sakit dan tidak pingsan!     

Demi Nonanya, An Zihao tidak akan pernah menyerah!     

"Karena kau telah menggoda Feifei, aku akan membunuhmu di sini!"     

Dalam situasi normal, seorang nona yang kawin lari dengan pengawalnya akan menjadi skandal di keluarga dan tidak ada seorang pun yang akan mengungkapkannya ke hadapan umum. Namun, pria paruh baya itu sepertinya tidak bisa menahannya karena dia berkali-kali menyatakan bahwa An Zihao menggoda Ji Fei. Ketika masalah ini beredar, reputasi Ji Fei pasti akan mencapai titik terendah!     

Itu karena pria paruh baya itu bukanlah ayah Ji Fei dan jadi dia tidak benar-benar peduli pada Ji Fei. Oleh karena itu … pria paruh baya itu tidak mengendalikan dirinya!     

Tiba-tiba, sebuah kekuatan yang lebih kuat dari pria paruh baya itu menyerang dari depan, menyebabkannya mundur beberapa langkah dengan darah segar menyembuh keluar. Tatapan tertegunnya terjatuh pada seorang pria yang tampak muram dalam jubah hitam.     

"Bapak!" Pria paruh baya itu menarik napas dalam-dalam. Dia bisa merasakan kekuatan Yun Xiao yang kuat jadi dia tidak berani gegabah. "Masalah ini adalah urusan Keluarga Ji dan aku harus menghukum pengawal yang berani untuk menggoda keponakanku ini. Aku meminta Bapak untuk tidak mencampuri urusan kami."     

Yun Xiao sepertinya tidak mendengar kata-kata pria paruh baya itu sementara jari-jarinya yang ramping membantu merapikan rambut indah Yun Luofeng. Senyum samar berkerut di bibirnya.     

"Anginnya terlalu kuat dan rambutmu menjadi berantakan. Aku akan merapikannya untukmu."     

Yun Luofeng mengangkat alisnya, membiarkan pria itu merapikan rambutnya. Cahaya jahat melintasi sudut mata Yun Luofeng dan dia tertawa kecil.     

Melihat bahwa dia diabaikan oleh Yun Xiao, ekspresi pria paruh baya itu menjadi semakin tidak sedap dipandang. Dia mengepalkan tangannya dengan erat. "Bapak!"     

Yun Xiao mengerutkan alisnya dan berbicara dengan dingin. "Dia terlalu bertele-tele."     

"Dan?"     

"Bolehkah aku membunuhnya?"     

Kata-kata Yun Xiao sangat sederhana. Baginya, membunuh sama dengan makan dan minum, tanpa ada tantangan.     

"Terserah padamu."     

Yun Luofeng dengan malas meregang sementara mata jahatnya menyapu ke arah pria paruh baya itu. Kemudian Yun Luofeng melihat wajah pria paruh baya itu menjadi pucat, jelas sangat marah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.