Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Penyesalan dan Keputusasaan Liu Chenyi (4)



Penyesalan dan Keputusasaan Liu Chenyi (4)

2Kata-kata Qiu Feihua menyebabkan orang-orang di sekitarnya menjadi bingung untuk berkata-kata dan jejak rasa malu melintas di wajah mereka.     

Qiu Feihua tidak menyaksikan Turnamen Tabib dan malahan, bersenang-senang sendiri tanpa menahan diri di rumah bordil hari ini. Setelah mendengar tentang Yun Luofeng melukai Liu Chenyi ketika dia kembali, kemarahan Qiu Feihua langsung meluap dan menghampiri. Dengan demikian, Qiu Feihua masih tidak mengetahui situasi mengenai turnamen ….     

"Yang Mulia, Kerajaan Tianyun …. " Seorang pengawal takut bahwa Qiu Feihua akan terus mempermalukan diri. Namun, ketika pengawal itu mencoba untuk memberi tahu Qiu Feihua mengenai hasil turnamen, dia disela oleh Qiu Feihua yang tidak sabar.     

"Ada apa dengan Kerajaan Tianyun? Setelah menyinggung Kerajaan Lanxiang kami, tidak mungkin terus hidup! Aku kira Liu Chenyi pasti telah mengalahkan Yun Luofeng selama turnamen, menyebabkan Yun Luofeng mengamuk karena malu dan ingin membunuh! Jika kau adalah seorang pecundang yang sakit hati, kau seharusnya tidak datang ke Turnamen Antar-Kerajaan untuk mempermalukan diri!"     

Para pengawal yang awalnya agresif menjadi malu setelah mendengar kata-kata Qiu Feihua dan berharap mereka bisa menemukan sebuah lubang untuk bersembunyi. Hanya para pengawal yang menemani Qiu Feihua ke rumah bordil tidak mengetahui situasinya. Mereka menegakkan kepala mereka tinggi-tinggi dan membusungkan dadanya sementara dengan sombongnya berdiri di samping Qiu Feihua.     

Ye Ximo terperangah. Dia mengedipkan matanya saat wajahnya memperlihatkan tatapan bingung.     

Apakah Qiu Feihua ini seorang idiot? Untuk sebenarnya menyatakan bahwa adik iparnya kalah dari Liu Chenyi dan melukainya setelah mengamuk karena rasa malu?     

"Liu Chenyi memintamu untuk membalaskan dendamnya, namun mungkinkah, dia tidak memberitahumu hasil kompetisinya?"     

Qiu Feihua tidak menahan dirinya dan bertanya pertanyaan yang ada di hatinya.     

"Hasil apa?" dengus Qiu Feihua. "Aku sudah jelas mengenai itu bahkan tanpa penjelasan darinya! Yun Luofeng, jika kau adalah pecundang yang sakit hati, kau seharusnya kembali pada ibumu dan meminta susu. Berhentilah memamerkan dirimu di sini. Haha!"     

Qiu Feihua tertawa dengan gila.     

Namun, dari semua pengawal Kerajaan Lanxiang, hanya beberapa yang tertawa bersama sementara yang lainnya sangat canggung hingga mereka berharap mereka bisa mati. Di situasi seperti ini, bagaimana mereka bisa tertawa?     

Memamerkan diri sendiri?     

Aku khawatir orang yang memamerkan diri sendiri adalah dirimu, bukan?     

Namun, Qiu Feihua masihlah Tuan mereka, jadi mereka tidak berani memperlihatkan ketidaksenangan mereka.     

Secara perlahan, muncul beberapa orang di sekeliling halaman Yun Luofeng, dan beberapa dari mereka telah berpartisipasi di Turnamen Tabib. Setelah mendengar kata-kata Qiu Feihua, mereka tidak bisa menahan tawa mereka.     

"Apa yang kau tertawakan?" Qiu Feihua mengerutkan keningnya dan dengan dingin menatap ke arah mereka yang tertawa sambil dengan ganas berbicara, "Jangan katakan padaku apa yang aku katakan salah? Yun Luofeng adalah pecundang yang sakit hati dan Kerajaan Tianyun adalah keberadaan yang telah berperingkat bawah selama seribu tahun!"     

Tiba-tiba, sebuah embusan angin menyerang dan setelah Qiu Feihua sadar kembali, dia melihat sebuah kaki menghampirinya ….     

Mata Qiu Feihua tiba-tiba terbuka lebar, dan ketika dia akan mengutuk karena marah, kaki itu telah menendangnya terlempar dengan kecepatan cahaya. Tubuh Qiu Feihua terjatuh di lantai dengan kekacauan yang menyedihkan dan secara kebetulan mendarat di hadapan sepasang kaki.     

"Ck ck, anak muda jaman sekarang memang ganas!"     

Qiu Feihua, yang memiliki kemarahan yang penuh, tiba-tiba kesal dan marah setelah mendengar suara tuanya jadi dia menghujani kutukan tanpa menahan diri. "Seorang kakek tua entah dari mana, enyahlah! Kalau tidak, hati-hati atau aku akan …. "     

Qiu Feihua buru-buru berdiri dan berbalik, ingin lanjut mengutuk kakek tua di hadapannya. Namun, sebuah wajah yang dikenal memasuki pandangannya dan menyebabkan matanya membelalak dengan kaget.     

"Kalau tidak apa?" Ge Yang tersenyum tipis dan bertanya dengan ramah.     

Senyum ramah kakek tua itu membuat hati Qiu Feihua bergetar, mengejutkan dia hingga dia hampir menangis.     

"Guru Besar Ge Yang, mengapa kau di sini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.