Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Orang-Orang dari Istana Kerajaan (2)



Orang-Orang dari Istana Kerajaan (2)

1Brak!     

Pada saat Jiang Mengyao memasuki bagian luar ruang tidur kerajaan dia mendengar suara barang-barang dibanting ke lantai. Tidak lama kemudian, sebuah suara teriakan wanita yang mengamuk terdengar.     

Jiang Mengyao sedikit terkejut saat dia mendorong pintu terbuka dan berjalan dengan langkah lambat. Apa yang Jiang Mengyao lihat adalah kekacauan yang menyeluruh dan seorang wanita cantik mengenakan pakaian kerajaan dengan tangan di pinggul sembari dengan ganasnya memaki pelayan istana yang sedang berlutut di hadapan wanita itu.     

Para pelayan istana itu benar-benar terkejut saat mereka gemetar tak terkendali.     

"Sekelompok sampah! Enyahlah segera dari hadapanku! Putri ini ingin mencari belahan jiwanya, dan siapa yang mengizinkan kalian untuk membatasi kebebasanku?"     

Para pelayan istana menundukkan kepalanya dan gemetar, "Putri Agung, ini adalah perintah Kaisar dan pelayanmu tidak ada pilihan."     

Putri Agung menjadi semakin mengamuk dan menendang pelayan istana itu hingga terlempar dengan menggunakan kakinya. Mata putri agung menembakkan api kemarahan ketika dia dengan marah berkata, "Putri ini tidak peduli perintah siapa itu, dan kalian harus membiarkanku keluar! Jika kalian terus menghalangi jalanku, aku akan langsung membantai sembilan generasi keluargamu!"     

Walaupun putri agung disayang dan dimanjakan semenjak kecil, kekuatannya tidaklah lemah. Dengan tendangannya, pelayan istana itu sangat kesakitan hingga menjadi pucat dan butiran-butiran keringat jatuh dari dahinya.     

Saat itu sebuah tangan seputih bunga bakung terulur dan menopang tubuh pelayan istana itu. Pelayan istana itu tertegun dan berbalik, dia melihat wajah menawan yang mampu menyebabkan keruntuhan sebuah kota.     

"Putri Keenam."     

Pelayan istana itu pulih ke kesadarannya dan buru-buru berlutut di hadapan Jiang Mengyao dan berbicara gemetar karena ketakutan. "Pelayanmu tidak mengetahui kedatangan Putri Keenam dan tidak menyambut kedatangan putri dari jauh. Mohon maafkan aku."     

Jiang Mengyao melambaikan tangannya dengan tak acuh dan memerintah, "Kau bisa pergi."     

"Baiklah."     

Pelayan istana itu berdiri sambil berkeluh-kesah di dalam hatinya.     

Mereka berdua sebagai Putri Kerajaan, putri agung adalah orang yang liar dan keras kepala, angkuh dan tidak bijaksana, namun temperamen putri keenam lembut dan bahkan ketika menghadapi pelayannya, dia tidak keras kepala sedikit pun.     

"Bibi Kerajaan," Jiang Mengyao tersenyum tipis dan berjalan ke arah putri agung "Apa yang menyebabkanmu menjadi marah dan tidak ragu untuk memukul pelayan istana yang tidak bersalah itu?"     

Putri Agung menggertakkan giginya dengan keengganan tertulis di wajahnya. "Bukankah karena Kakak Ye telah kembali dan aku ingin mencarinya? Namun, Kakak Bangsawan melarangku untuk meninggalkan tempat tinggalku, jadi aku hanya bisa menggunakan mereka untuk melampiaskan kemarahanku."     

Walaupun putri agung ini telah merawat dirinya sendiri, dia tidak bisa menutupi kerutan di sudut luar matanya.     

Seseorang bisa membayangkan sejenis perasaan yang memualkan ketika seorang wanita yang hampir berusia empat puluh tahun menggunakan nada suara yang begitu halus untuk menyebut Kakak Ye.     

Jiang Mengyao juga mengerutkan alisnya. "Aku mengetahui hal ini dan ditambah lagi, aku dengar sebuah berita. Anak haram yang dimiliki Jun Fengling di luar adalah putra kandung Ye Jingchen."     

"Apa?"     

Kata-kata Jiang Mengyao benar-benar membuat kesal putri agung dan dia langsung mengamuk. "Si pelacur itu benar-benar memiliki putra dari Kakak Ye? Hak apa yang dia miliki untuk memiliki seorang putra dari Kakak Ye? Dibandingkan dengan latar belakang dan kecantikan kita, bagaimana dia bisa dibandingkan denganku?"     

Melihat ke putri agung yang tenggelam ke dalam kondisi gila, Putri Jiang Mengyao menggelengkan kepalanya.     

Kemarin ketika Jiang Mengyao bertemu dengan Ye Jingchen dan istrinya di luar gerbang kota, dia sewajarnya bertemu dengan Jun Fengling. Jiang Mengyao harus mengatakan bahwa, waktu tidak meninggalkan jejak di wajah Jun Fengling dan dia masih secantik sebelumnya, sementara bibi kerajaannya tidak bisa dibandingkan dengan Jun Fengling.     

Satu-satunya hal yang bisa melampaui Jun Fengling adalah status yang ia miliki sebagai Putri Agung Keluarga Kerajaan.     

"Bibi Kerajaan," Jiang Mengyao terdiam sejenak sebelum dia berbicara, "Dalam dua hari lagi, Upacara Identifikasi Darah dari putra Jun Fengling akan diadakan. Pada saat itu, aku akan membawamu ke Keluarga Ye, namun kau harus berjanji padaku bahwa terlepas dari apa pun yang terjadi, kau tidak boleh bertindak membabi buta tanpa berpikir!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.