Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Xiao Bai Bertemu dengan Bahaya (5)



Xiao Bai Bertemu dengan Bahaya (5)

3Setelah menyaksikan kekuatan Phoenix Hijau itu, Nangong Lan merasa sangat menyesal. Dia tidak akan pernah menyangka binatang buas spiritual itu adalah pengolah tingkatan dewa. Jika Nangong Lan mengetahuinya dari awal, dia tidak akan memberikannya pada Yun Luofeng!     

Itu benar! Di dalam hati Nangong Lan, binatang buas spiritual ini diberikan oleh Nangong Lan, itu mengapa Yun Luofeng memiliki kesempatan untuk mendapatkannya!     

Kepala Keluarga Ou menatap pada Nangong Qing yang berdiri di sampingnya dan berkata, "Ayo kita serang bersama-sama dan menaklukkan binatang buas spiritual ini!"     

Nangong Qing dengan pasrah menghela napas namun pada akhirnya bergabung di dalam pertarungan. Terlepas seberapa kuatnya binatang buas spiritual itu, tidak mungkin bagi binatang buas spiritual itu untuk menangani beberapa lawan dengan kekuatan yang sama. Oleh karena itu, binatang buas spiritual itu terjatuh ke posisi yang tidak menguntungkan tak lama kemudian.     

Lin Ruobai dengan erat memeluk pada pohon di lengannya sementara ekspresi waspadanya menatap pada orang-orang dari tiga keluarga besar itu. Lin Ruobai dengan hati-hati mundur namun ada sebuah dinding sedingin es di belakangnya yang menghalangi jalannya!     

"Benda di dalam pelukanmu apakah penting bagimu?" Nangong Lan melirik pada sikap Lin Ruobai yang hati-hati dan mencibir.     

Tubuh Lin Ruobai gemetar dan dia mengencangkan cengkeramannya pada pohon itu. Ini adalah hadiah yang ia ingin berikan pada gurunya dan pohon itu tidak boleh terjatuh ke tangan mereka!     

"Serang dan tangkap gadis busuk itu, pada saat yang sama, hancurkan benda di pelukannya itu!" Nangong Lan mengangkat tangannya dan memerintah dengan dingin.     

Dalam sekejap, semua orang dari Keluarga Nangong menghunuskan senjatanya dan dengan cepat menyerang Lin Ruobai.     

Melihat Lin Ruobai berada dalam situasi yang berbahaya, Phoenix Hijau tiba-tiba melepaskan teriakan yang ganas. Phoenix Hijau itu ingin melepaskan keterlibatan orang-orang ini dan menyelamatkan Lin Ruobai. Namun, mereka telah mengepung Lin Ruobai dari segala arah, dan Phoenix Hijau itu tidak bisa kembali ke sisi Lin Ruobai.     

"Tuan Putri, cepat lari untuk mencari Tuan Luofeng. Cepat pergi!" Ekspresi Phoenix Hijau itu dipenuhi dengan ketegangan dan suara nyaringnya dipenuhi dengan keputusasaan.     

Dan juga pada saat ini para pengawal itu tiba di hadapan Lin Ruobai ….     

Lin Ruobai dengan erat memeluk pohon kering itu dan tubuhnya bersandar di satu sisi, menghindari serangan mereka yang ganas. Ketika Lin Ruobai sedang memeluk pohon itu di tangannya, dia tidak bisa menyerang dan hanya bisa menghindari senjata mereka.     

Seorang pengawal memanfaatkan kesempatan ketika Lin Ruobai menghindar dan merampas pohon kering di tangannya itu, kemudian dengan ganas melemparnya ke lantai dan melambaikan pedangnya.     

"Tidak!" Suara menusuk Lin Ruobai bergema di seluruh jalan. Dia bergegas ke arah pengawal itu seperti orang gila, "Kembalikan benda itu padaku, kembalikan padaku!"     

Brak!     

Nangong Lan tanpa sadar muncul di sebelah Lin Ruobai dan menendang pinggangnya, mengirim Lin Ruobai terbang.     

Lin Ruobai memuntahkan seteguk darah segar sementara mata merahnya memelototi tanpa bergeming pada Nangong Lan. Jika itu di masa lalu, Nangong Lan tidak bisa menyakiti Lin Ruobai. Namun, pada saat ini, kemarahan telah menguasai pikiran Lin Ruobai, akibatnya dia tidak bisa melihat dengan jelas tindakan Nangong Lan ….     

"Karena kau menyukai pohon ini, maka aku akan menghancurkannya."     

Nangong Lan mencibir dan sebuah bola api perlahan muncul di telapak tangannya.     

Menghancurkan?     

Mendengar kata-kata ini, pupil mata Lin Ruobai tiba-tiba berkontraksi. Pada saat inilah bola api Nangong Lan telah berjalan menuju pohon kering itu.     

"Tidak!"     

Lin Ruobai tiba-tiba berdiri dari lantai dan bergegas ke arah pohon kering itu. Seketika bola api itu hendak akan menyerang pohon kering itu, tangan Lin Ruobai telah membawa pohon itu ke pelukannya.     

"Matilah kau!"     

Tidak ada seorang pun yang boleh menyentuh benda yang ia ingin hadiahkan pada gurunya!     

Nangong Lan agak kaget sementara ekspresinya terkejut sambil menatap pada Lin Ruobai. Nangong Lan sepertinya telah menemukan sesuatu yang tak terbayangkan saat matanya terbuka lebar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.