Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Kasih Sayang yang Tiada Batasnya (3)



Kasih Sayang yang Tiada Batasnya (3)

1Mendengar kata-kata Huohuo, Pohon Kecil berbalik pada orang-orang yang pergi, dan suara lembutnya berkata, "Bunuh!"     

Iya! Siapa pun yang menindas orang tuanya pantas mati!     

Brak!     

Sejumlah tanaman rambat yang tak terhitung dari bawah tanah naik ke atas lagi. Tanpa menunggu orang-orang itu lolos, tanaman rambat itu telah melilit mereka, membuat mereka menjadi tidak bisa bergerak.     

"Pohon Kecil, cambuk mereka hingga mati untukku. Oh iya, jangan bunuh wanita yang memainkan seruling itu. Ayahmu berkata untuk menjualnya pada sebuah rumah pelacuran. Bukankah dia suka mendapatkan perhatian pria? Maka kita akan memenuhi hasratnya," perintah Huohuo dengan tangannya di pinggul.     

Bayi gemuk itu melambaikan tangannya, dan sejumlah cambuk tanaman rambat muncul di hadapan orang-orang itu. Di bawah tatapan ketakutan mereka, cambuk itu tanpa ampun memecut mereka.     

Pyak, pyak, pyak!     

Hanya suara cambuk yang memotong udara terdengar di gunung itu, bersama dengan jeritan yang menyayat hati.     

"Tunggu saja! Banyak orang yang ingin membunuh Kaisar Hantu, dia akhirnya akan mati di tangan pembela keadilan itu suatu hari! Hahaha!" Penatua Sekte Tak Terhingga tertawa terbahak-bahak, dan sebuah cahaya merah bersinar di matanya. Sudah jelas penatua itu telah terjatuh dalam keadaan gila.     

Semakin kejam kutukan kakek tua itu, semakin cepat cambuknya, hingga kakek tua itu tidak bisa berbicara sepatah kata lagi.     

"Oh, aku hampir lupa." Huohuo menyipitkan matanya, mengalihkan tatapan berbahayanya terhadap Duan Yichen. "Kau adalah teman-teman mereka, kau datang ke sini untuk mengalahkan Tuan Yun Xiao."     

Keringat menetes dari kening Duan Yichen, sementara dia membela dirinya dengan tersenyum malu-malu. "Aku hanya datang untuk kehebohan ini. Ini semua tidak ada hubungannya denganku, kau bisa terus lanjut."     

Huohuo membelai dagunya dan memiringkan kepalanya. "Melihat bagaimana kau tidak menyiratkan niat jahat, aku akan melepaskanmu. Namun, kau tidak diperbolehkan untuk membicarakan masalah hari ini."     

"Baiklah, aku berjanji tidak akan mengatakan apa pun." Duan Yichen buru-buru mengangguk dan bersumpah.     

"Itu tidak mungkin." Huohuo menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa memercayaimu. Jika kau mengatakan pada orang lain mengenai Pohon Kecil dan identitasku, Tuan Putri dan Tuan Yun Xiao akan diburu oleh lebih banyak orang, jadi kau harus memakan pil ini."     

Duan Yichen tertegun dan menatap pada pil yang Huohuo serahkan padanya dengan mengerutkan keningnya sedikit. "Apa ini?"     

"Pil ini akan membuatmu lupa apa yang terjadi pada beberapa hari terakhir ini."     

Melupakan semua yang terjadi beberapa hari ini? Bukankah itu juga berarti Duan Yichen akan … melupakan Yun Luofeng?     

Duan Yichen tidak tahu mengapa hatinya terasa seperti diremas dengan kejam ketika dia mendengar kata-kata Huohuo. Dia mengangkat tangannya namun tidak sanggup menerima pil itu.     

"Apakah tidak cukup dengan aku berjanji tidak memberi tahu orang lain?" tanya Duan Yichen sambil menatap pada Huohuo.     

Huohuo berkedip. "Kita belum mengenal satu sama lain selama itu. Aku tidak tahu identitas ataupun kepribadianmu, jadi mengapa aku harus memercayaimu?"     

Duan Yichen tertawa pahit. Dia menerima pil itu dan menutup matanya.     

Karena seperti ini, Duan Yichen akan berpura-pura interaksi beberapa hari terakhir ini semuanya adalah sebuah mimpi. Duan Yichen akan bangun, kemudian dia akan lupa ….     

Duan Yichen menelan pil itu dengan mata tertutup. Seketika, dia merasa tubuhnya berkedut dan kesadarannya berubah menjadi kabur. Duan Yichen perlahan terjatuh ke lantai.     

Mulut Huohuo mengerucut dengan erat ketika dia menatap tubuh Duan Yichen yang terjatuh dan bertanya, "Pohon Kecil, apakah aku terlalu kejam?"     

Pohon Kecil memiringkan kepalanya dan dengan penasaran berkedip, seolah-olah dia tidak mengerti kata-kata Huohuo.     

"Sebenarnya, Duan Yichen adalah orang yang cukup baik. Meskipun dia juga datang untuk menghabisi Tuan Yun Xiao, dia telah menjaga kita dengan baik dalam perjalanan ini. Dia juga telah menjagaku dengan baik ketika Tuan Putri tidak sadar selama tiga hari … Namun, di dalam benakku, Tuan Putri adalah orang yang paling penting. Demi Tuan Putri, aku bersedia melakukan hal yang kejam."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.