Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Bertemu Yun Xiao Lagi (2)



Bertemu Yun Xiao Lagi (2)

0Yun Luofeng membuka tangannya dan sebuah cermin berwarna tembaga muncul di tangannya. Seketika, Yun Luofeng menutup matanya, ujung jarinya menunjuk langsung pada Cermin Kosong itu, dan energi spiritualnya keluar dari dirinya, berkumpul di jari-jarinya.     

Setetes darah segar perlahan dipaksa keluar dari celah jarinya oleh energi spiritual yang bergejolak dan mendarat di Cermin Kosong itu dengan suara celepuk.     

Wah!     

Dalam sekejap, cahaya putih yang menyilaukan menyelimuti seluruh Ruang Kode Dewa, membutakan Yun Luofeng.     

Yun Luofeng bisa dengan samar-samar melihat seorang pria berjalan ke arahnya dari tengah-tengah cahaya putih itu.     

Seluruh tubuh pria itu diselimuti oleh kabut putih, dan wajahnya tetap kabur. Hanya suara unik dan asing miliknya yang bisa terdengar.     

"Apakah kau melihat angin di sekitar kita?"     

Di dalam ruang putih itu, bilah angin yang tak terhitung jumlahnya berputar-putar dalam kekacauan. Kulit Yun Luofeng langsung teriris-iris terbuka, luka menyelimuti kulitnya dan darah surut keluar.     

"Kalahkan angin itu! Kau tidak bisa pergi dari sini hingga kau mengalahkannya! Jika kau tidak mengalahkan angin itu, kau akan dipenjara di sini selama sisa hidupmu."     

Ekspresi Yun Luofeng berubah drastis. "Senior Kosong, aku masih punya sesuatu untuk dikerjakan dan harus pergi dari sini. Bolehkah aku menunggu hingga aku selesai dengan masalah itu sebelum melawan angin di sini?"     

Diam adalah jawabannya.     

Pria berjubah putih itu telah lama hilang, dan Yun Luofeng dikelilingi hanya dengan kumpulan angin yang menggores pipinya, mengirim rasa sakit ke indranya.     

Melihat angin topan lain yang melesat ke arahnya, Yun Luofeng miring ke samping dan menghindarinya dengan tipis. Dia buru-buru mengeluarkan sebuah pedang panjang dan mulai bertarung dengan angin topan di hadapannya sambil berwajah cemas.     

Namun, semakin Yun Luofeng panik, semakin banyak kesalahan yang ia lakukan.     

Dalam beberapa saat, luka-luka menutupi seluruh tubuh Yun Luofeng, dan jubah seputih saljunya berubah menjadi warna merah darah. Bahkan Yun Luofeng tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu. Angin di sekitarnya menjadi semakin intens, dengan tanpa akhir yang terlihat.     

Menit dan detik telah berlalu, dan Yun Luofeng juga menjadi lebih cemas. Satu-satunya keinginannya adalah untuk mengalahkan angin-angin ini secepat mungkin.     

"Ini tidak akan berhasil. Aku tidak bisa terus seperti ini. Yun Xiao masih menungguku di luar sana. Aku harus membuat diriku tenang dan mencari celah dari angin-angin ini." Yun Luofeng menarik napas dalam-dalam dan menutup matanya.     

Karena melihat angin ini membuat Yun Luofeng pusing, mengapa tidak menggunakan telinganya untuk membedakan arah angin tersebut?     

Suara dari desingan angin yang melewati sangat renyah dan juga menenangkan emosi Yun Luofeng.     

Akhirnya, dia bisa merasakan sebuah untaian angin lebih lemah, yang diselimuti oleh angin kencang. Mata Yun Luofeng terbuka, dan dia mengirim tebasan ke arah lokasi itu.     

Brak!     

Tebasan menembus lapisan demi lapisan penghalang itu sebelum akhirnya mencapai targetnya. Pada saat itu juga angin di sekeliling menghilang, dan kedamaian kembali ke seluruh ruangan.     

Yun Luofeng menggunakan pedangnya sebagai penopang untuk tetap berdiri. Keringat dan darahnya bercampur jadi satu, membuat Yun Luofeng terlihat sangat babak belur.     

"Apakah itu cukup? Bisakah kau melepaskanku sekarang?" tanya Yun Luofeng, menyeka keringat dari keningnya.     

"Penilaian sebelumnya adalah untuk membuatmu memahami pentingnya pikiran yang jernih dalam sebuah pertarungan." Pria itu muncul di hadapan Yun Luofeng lagi, dan jarinya yang ramping menunjuk pada titik di belakang Yun Luofeng. "Prajurit di sana, kalahkan mereka!"     

Ekspresi Yun Luofeng berubah. "Aku berkata aku ingin pergi!"     

Keheningan menjawab Yun Luofeng sekali lagi.     

Yun Luofeng hanya bisa menerima nasibnya dan menoleh ke belakang, masuk ke pertempuran dengan prajurit itu.     

Bahkan di dalam Cermin Kosong itu, waktu masih berubah. Melihat langit yang terus berubah, hati Yun Luofeng menjadi mantap yang dari awalnya tidak sabar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.