Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Ji Jiutian yang Liar dan Dominan (5)



Ji Jiutian yang Liar dan Dominan (5)

2Yun Luofeng dengan lembut membelai dagunya. Apakah dia benar-benar terlihat seperti orang yang akan membuang seseorang setelah bersenang-senang? Sepertinya dia perlu untuk segera mengatur pernikahan dengan Yun Xiao.     

Namun, apa yang membuat Yun Luofeng tidak berdaya adalah dia tidak tahu di mana Yun Xiao saat ini ….     

"Tuan Putri, kau telah memakan Yun Xiao sampai bersih, kau tidak boleh menjadi monster yang seperti Kakek bicarakan, yang melupakan seseorang begitu dia menarik celananya!"     

Jika Yun Luofeng bertemu dengan pria lain, Xiao Mo tidak akan begitu khawatir. Namun pria di hadapan mereka terlalu kuat, hingga di titik Xiao Mo tidak bisa membaca kekuatan pria itu dengan jelas ….     

Jadi bagaimana Xiao Mo tidak khawatir dengan Yun Xiao? Bagaimana jika pria ini merebut Tuan Putri ketika Yun Xiao tidak berada di sisi Tuan Putri? Sebagai pendukung setia Yun Xiao, Xiao Mo harus siap mengingatkan Tuan Putri untuk tidak tergoda oleh si pria penggoda itu.     

Bagaimanapun juga, seorang pria yang baik seperti Yun Xiao benar-benar sudah punah ….     

Yun Luofeng tidak memperhatikan Xiao Mo dan merenungkan bagaimana dia akan mengatur pernikahan mereka ketika dia bertemu Yun Xiao berikutnya! Ini akan mencegah semua orang berpikir bahwa dia adalah seorang monster yang lupa mengenai seseorang sesaat dia menarik celananya ….     

Mengingat wajah Yun Xiao yang dingin dan sempurna, sudut bibir Yun Luofeng tidak bisa menahan untuk sedikit naik.     

Sudah beberapa bulan semenjak Yun Luofeng melihat Yun Xiao … Dia benar-benar merindukan Yun Xiao.     

Aku ingin tahu bagaimana keadaan Yun Xiao ….     

…     

Di benua lain, di dalam sebuah lembah yang tidak diketahui, seorang pria terlihat merasakan kerinduan dari kejauhan dan menatap ke langit biru. Wajahnya yang dingin perlahan meleleh, dan senyum tak terlihat merayap di bibirnya.     

"Sudah lebih dari sebulan. Dengan kecepatannya, Qin Yuan seharusnya sudah tiba di Tanah Tanpa Kembali."     

…     

Di dalam sebuah kediaman yang mewah, sekelompok pelayan yang berpakaian rapi bergegas keluar ketika melihat Ji Jiutian kembali. Seketika, mereka menyerahkan teh pada Ji Jiutian dan memijat bahunya dengan sekali gerakan, masing-masing pelayan memiliki tugas yang jelas.     

Ji Jiutian menerima teh dari seorang pelayan dan menyeruputnya. Alisnya berkerut, dan dia dengan kasar membanting cangkir teh itu ke lantai, meludahkan teh di mulutnya juga.     

"Siapa yang merebus teh itu hari ini! Terlalu sedikit daun tehnya, tidak cukup pahit ataupun harum, proses persiapan teh kurang satu langkah. Dan juga, siapa yang mengizinkan kalian untuk menggunakan daun teh kemarin? Tuan ini hanya meminum daun teh yang segar!"     

Semua pelayan itu berlutut ke lantai dengan serempak, gemetar. "Tuanku, sesuatu terjadi pada tukang yang bertanggung jawab atas pembuatan teh itu dan dia pulang ke rumah. Tukang yang ini baru direkrut, jadi dia berbuat kesalahan. Mohon maafkan kami, tuanku!"     

"Lupakanlah. Suasana hati tuan ini sedang baik hari ini, jadi tuan ini akan melepaskannya." Alis Ji Jiutian melembut. "Kepala pelayan, kirim seseorang untuk membersihkan kamar tidur di sebelah kamar tuan ini dan tempatkan Nona Yun di sana."     

Mendengar ini, semua pelayan menyeka keringat dingin dari keningnya.     

Tuan mereka suka minum teh, dan hal pertama yang ia lakukan setiap hari ketika dia kembali ke kediamannya adalah mencicipi teh. Namun, tuan mereka sangat cerewet, dan jika sedikit saja tidak puas, itu tidak akan sesederhana hukuman belaka.     

Namun mengapa tuan mereka dengan mudah melepaskan tukang pembuat teh itu hari ini? Mungkinkah karena gadis yang tuan mereka bawa pulang?     

Semua pelayan melirik pada Yun Luofeng dari sudut mata mereka, tertegun. Mereka tidak pernah melihat seorang wanita secantik Yun Luofeng. Dan berdiri di samping tuan mereka, mereka terlihat seperti pasangan yang ideal, tiada tara di dunia!     

Yun Luofeng tersenyum dengan jahat. "Ji Jiutian, kau suka minum teh?"     

"Teh, alkohol, tuan ini tidak bisa hidup tanpa keduanya." Ji Jiutian tanpa ragu menyatakan.     

Yun Luofeng tersenyum namun tidak mengatakan apa pun dan mengikuti arahan kepala pelayan. Qingyan dan yang lainnya juga buru-buru mengikuti dan berjalan menuju ke halaman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.