Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Tercengang! Terguncang! (5)



Tercengang! Terguncang! (5)

2Qing Mu melirik pada Yun Luofeng. "Tuan Menara, aku merasa masih ada mata-mata di antara para tabib yang bergabung di Menara Medis. Haruskah kita mencari cara untuk memancing mereka keluar?"     

"Memancing mereka keluar?" Sudut bibir Yun Luofeng terangkat. "Apakah menurutmu itu tidak terlalu merepotkan?"     

"Um …. " Qing Mu tertegun. "Akan berbahaya bagi Menara Medis jika kita tidak memancing mereka keluar."     

Yun Luofeng dengan malas bersandar di belakang kursinya sambil tersenyum jahat. "Tidak perlu begitu repot! Masih ada cara yang lebih mudah untuk menghilangkan niat mereka untuk merusak Menara Medis."     

"Bagaimana?"     

"Metode ini sangat sederhana, dan itu adalah … membuat Keluarga Wu dan Keluarga Ou berhenti untuk hidup! Atau mengubah mereka menjadi alat kita."     

Qing Mu benar-benar tercengang.     

Memancing keluar mata-mata itu merepotkan? Jadi Yun Luofeng akan memusnahkan sumber dari mata-mata itu? Siapa lagi selain Yun Luofeng yang akan mengatakan sesuatu begitu dominan di dunia ini?     

Qing Mu tanpa sadar menyeka keringat dingin di keningnya. "Tuan Menara, bukankah cara ini lebih merepotkan?"     

"Qing Mu," Yun Luofeng mendongak dan menatap pada Qing Mu, "Kau harus mengerti bahwa jika kau membunuh seorang mata-mata, mata-mata lain akan datang. Solusi terbaik adalah menjadi kuat! Di benua yang memuja kekuatan ini, selama kau memiliki kekuatan yang cukup kuat, siapa yang berani bersekongkol untuk melawanmu?"     

Qing Mu menjadi diam.     

Yun Luofeng benar. Satu-satunya solusi yang permanen adalah untuk menjadi tangguh! Mata-mata tidak akan pernah sepenuhnya bersih. Hanya ketika Menara Medis sangat kuat sehingga orang-orang tidak akan berkomplot melawan Menara Medis dan mata-mata akan berhenti muncul!     

"Aku lelah." Yun Luofeng dengan malas merenggang. "Kau boleh pergi."     

Qing Mu tertawa masam dengan pasrah. Mungkin Qing Mu benar-benar sudah tua, dia tidak bisa melihat masalah itu sebaik seperti anak muda.     

Memberikan lirikan terakhir pada Yun Luofeng yang lelah, Qing Mu berbalik dan berjalan keluar, dengan hati-hati menutup pintu.     

Setelah Qing Mu pergi, Yun Luofeng tiba-tiba membuka matanya. Melalui tirai yang menutupi jendela, Yun Luofeng menatap pada langit biru yang cerah. "Yun Xiao, tunggu aku. Aku pasti akan menggunakan kecepatan yang tercepat untuk menjadi lebih kuat dan melacak langkahmu!"     

…     

Di benua lain, daun maple menari-nari dengan liar di udara. Darah mewarnai seluruh hutan menjadi merah dan berkilau yang menonjol di tengah hujan dedaunan yang rintik-rintik.     

Beberapa orang yang tak terhitung jumlahnya berdiri di hutan, mengelilingi seorang pria.     

Pria itu tampan dengan wajahnya seperti dipahat. Jubah hitamnya berkibar di angin liar, membuatnya terlihat asing dan dominan. Matanya yang gelap dan dalam perlahan menyapu ke orang-orang di sekitarnya, dan hasrat membunuh yang mengesankan keluar.     

Angin kencang tiba-tiba melonjak naik lagi, menarik dedaunan yang telah jatuh. Daun-daun itu berubah menjadi pedang panjang dan tajam yang tak terhitung jumlahnya kemudian menusuk ke tenggorokan musuhnya dalam sekejap, menghirup nyawa mereka keluar.     

Ekspresi dari semua pemimpin kakek tua itu berubah secara drastis, dan tatapan mereka ke arah pria itu dipenuhi dengan kehati-hatian dan ketakutan. Meskipun begitu, para kakek tua itu tidak mundur atau takut oleh aura kuat pria itu.     

"Kaisar Hantu! Kau seharusnya dihukum mati karena kau telah membunuh begitu banyak orang!" Kakek tua itu menekan rasa panik yang membara di dalam hatinya dan berkata, "Namun, aku akan menoleransi umurmu yang muda dan kebodohanmu di dalam benakku dan bersedia untuk membiarkanmu hidup. Serahkan Cermin Kosong itu, dan aku akan melepaskanmu!"     

"Uhuk, Uhuk!"     

Qin Yuan terbatuk dan berdiri dari tanah, wajahnya memperlihatkan kelemahannya. Setelah mendengar kata-kata tidak tahu malu dari kakek tua itu, Qin Yuan tidak bisa menahan untuk mendengus dan mencibir, "Orang-orang itu mati di tangan tuanku karena mereka mencoba untuk mencuri Cermin Kosong itu. Mengapa Tuanku tidak boleh membunuh mereka? Bukankah kau di sini juga untuk mencuri harta karun itu? Jadi bagaimana bisa kau memiliki keberanian untuk mengatakan kata-kata sesombong itu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.