Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Konspirasi Terbongkar (5)



Konspirasi Terbongkar (5)

2"Dekan? Dekan telah pergi selama bertahun-tahun dan apakah kau pikir dia akan kembali?" Yao Shu perlahan mendongak dan niat membunuh di dalam matanya semakin pekat. "Terlebih lagi, peristiwa Yun Luofeng menyerang Mengqi diberitahukan padaku secara pribadi oleh anak didikku dan dia tidak pernah berbohong!"     

Ling Hai dengan ganas mengibaskan lengan bajunya. "Bahkan jika memang benar dilakukan oleh anak didikku, itu pasti karena anak didikmu yang telah melakukan sesuatu yang keterlaluan jadi jangan pernah berpikir untuk mengalihkan kesalahannya! Dengan keberadaanku di sini, tidak ada seorang pun yang bisa mengusir anak didikku!"     

Setelah berbicara, Ling Hai sekali lagi memelototi Yao Shu dengan ganas sementara dia berbalik dan pergi dengan kemarahan.     

Menatap pada punggung Ling Hai saat dia pergi, mata Yao Shu menjadi semakin suram. "Kelompok timur! Tampaknya kelompok timur tidak berhubungan dengan cedera Mengqi! Apakah kau pikir kau bisa melindungi Yun Luofeng? Betapa lucunya, siapa pun yang ingin aku bunuh tidak akan pernah hidup melewati hari esok"     

Keluarga Ji di Tanah Tanpa Kembali.     

Di tempat tidur mewah dan diukir secara dekoratif, tirai merah tempat tidur berkibar dengan ringan bersama angin dan pemandangan yang memikat bisa sama-sama terlihat dari tempat tidur.     

Ji Jiutian setengah berbaring di atas tempat tidur sementara jubah merahnya setengah terbuka dan memperlihatkan dadanya yang seperti batu giok. Penampilannya sangat tampan dengan tanda merah di antara alisnya. Alisnya berkerut dengan ringan, terlihat liar dan dominan. Dua pelayan yang sangat cantik berlutut di tempat tidur dan memijat kakinya dan sebuah suasana yang tidak biasanya mengelilingi seluruh ruangan.     

"Tuanku." Pada saat ini, sebuah suara pelayan bisa terdengar, "Seseorang telah datang dari Benua Tujuh Provinsi."     

Benua Tujuh Provinsi?     

Pria itu mengangkat alisnya. "Siapa?"     

"Penatua Feifan dari Akademi Provinsi Barat."     

Pelayan itu awalnya berasumsi bahwa dia akan dihukum karena dia telah mengganggu pria itu. Namun, siapa yang tahu bahwa tawa lembutnya yang sangat menggoda akan bergema dari ruangan.     

"Benua Tujuh Provinsi … sudah lama semenjak Yun Luofeng pergi ke sana. Biarkan dia masuk."     

"Baik, Tuanku."     

Setelah berbicara, suara langkah kaki pelayan tersebut secara bertahap mundur, dan tidak lama kemudian, pintu didorong terbuka oleh satu tangan yang tua.     

Feifan buru-buru berjalan masuk dari luar. Melihat pria yang memesona itu di tempat tidur, ekspresi Feifan langsung menunjukkan kesedihan.     

"Dekan, kapan kau akan kembali ke akademi? Akademi tidak boleh kehilangan seorang pemimpin dan lebih baik kau kembali denganku."     

Tawa pria itu seperti sebuah pedang tajam dan menusuk ke arah Lin Feifan.     

Jari pria itu memetik sebuah anggur dari samping, mencubit dan menghancurkannya dengan ringan. Sebuah cahaya dingin melesat melewati matanya yang menyipit.     

"Jika Akademi Provinsi Barat memerlukan tuan ini untuk kembali dan mengambil keputusan, untuk apa aku masih membutuhkan para penatua?"     

Suara Lin Feifan berhenti sejenak, "Saat ini, Akademi Provinsi Barat telah pecah menjadi dua kelompok, yang masing-masing adalah kelompok barat dan timur. Para penatua di kedua kelompok itu terus-menerus berdebat! Tidak hanya itu, masalah internal kita belum terselesaikan dan masalah external lainnya muncul! Dulu bahkan gubernur akan menunjukkan pertimbangan untuk Akademi Provinsi Barat kita, namun sekalinya kau menghilang gubernur telah mengabaikan akademi kita."     

Pria itu sekali lagi dengan tak acuh memetik anggur lagi. Kali ini, dia tidak memecahkan anggur itu seperti sebelumnya namun sebaliknya, dengan elegan meletakkannya ke dalam mulutnya.     

"Selama bertahun-tahun terakhir, tuan ini hanya menggantikan teman baikku untuk mengambil alih Akademi Provinsi Barat. Ini bukan berarti bahwa akademi bisa membatasiku!"     

"Dekan!"     

Lin Feifan terlihat seperti ia ingin mengatakan sesuatu yang lebih namun ekspresi pria itu perlahan menjadi tidak sabar.     

"Tuan ini telah menolongnya selama bertahun-tahun dan sudah cukup. Kau bisa kembali dan tidak perlu mencariku lagi di Keluarga Ji."     

Lin Feifan menghela napas dengan pasrah. Dia memberikan lirikan terakhir pada pria yang memesona itu dan tersenyum pahit sembari dia berjalan keluar.     

"Provinsi barat …. " Jari-jari Ji Jiutian dengan ringan menyentuh bibirnya dan senyumnya sangat memesona, "Aku memang harus melakukan perjalanan ke Provinsi Barat, namun tidak perlu kembali ke akademi itu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.