Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Kemarahan Orang Banyak (1)



Kemarahan Orang Banyak (1)

1"Kakak Zihao, ayo pergi." Loli kecil mengerutkan bibirnya dan matanya yang cerah dan besar sekali lagi menatap ke arah Yun Luofeng. "Aku akan mengingat kata-katamu dan di masa depan aku tidak akan tetap begini lemah."     

Melirik untuk terakhir kalinya pada Yun Luofeng, loli kecil berbalik dan menopang An Zihao untuk pergi, perlahan menghilang dari pandangan Yun Luofeng.     

"Apakah kau butuh bantuan?" Mu Ran menatap pada Yun Luofeng dan tersenyum pahit.     

"Tidak perlu." Yun Luofeng membelai dagunya dengan ringan. Sebuah cahaya berbahaya muncul di matanya yang menyipit. "Aku bisa menyelesaikan ini sendiri."     

Para penatua di akademi dibagi menjadi dua kelompok dan kantor mereka juga dibagi menjadi sisi timur dan sisi barat. Kantor milik Xu Kong dan yang lainnya berada di sisi timur dari akademi.     

Saat ini, sesosok orang yang bingung muncul di luar kantor penatua. Melihat orang yang menjaga pintu, sosok itu bergegas maju dan berbicara sambil terengah-engah. "Cepat beri tahu para penatua bahwa sesuatu telah terjadi!"     

"Manajer Jin, para penatua saat ini sedang sibuk dan mereka telah menyampaikan sebuah perintah bahwa mereka tidak akan bertemu siapa pun!" Pengawal yang menjaga pintu mengerutkan keningnya dan menolak permintaan kakek tua itu.     

Kakek tua itu menyeka keringat dingin di keningnya. "Kau lebih baik beri tahu para penatua tanpa ditunda, atau kalau tidak, itu akan terlambat. Sampaikan saja pesan pada para penatua bahwa sesuatu telah terjadi pada Nona Yun!"     

Melihat penampilan kakek tua yang bingung itu, pengawal itu terdiam sejenak dan berbicara. "Aku akan memberi tahu para penatua, namun aku tidak bisa memutuskan apakah mereka bersedia untuk menemuimu atau tidak …. "     

Suasana di kantor penatua sangat suram dan beberapa penatua duduk dengan tegak. Ekspresi mereka dipenuhi dengan ketidakberdayaan dan kekhawatiran.     

"Sebelumnya, orang-orang dari Kediaman Provinsi telah menyampaikan sebuah perintah agar seluruh pengolah tingkatan sage mengepung dan memusnahkan Kaisar Hantu!" Xu Kong meremas dahinya, "Dilaporkan, mereka yang sebelumnya telah pergi benar-benar dimusnahkan oleh Kaisar Hantu."     

Ekspresi Ling Hai menjadi tidak sedap dipandang. "Kita ditekan dengan keras karena masalah itu baru terjadi akhir-akhir ini namun seseorang merasa kita terlalu santai. Di samping itu, kita bahkan tidak tahu kekuatan Kaisar Hantu. Bukankah itu cari mati jika kita mengirim diri kita sendiri padanya?"     

"Para penatua dari kelompok barat telah menyetujuinya dan hanya kita yang tersisa, yang belum mengambil keputusan. Xue Ying, kurasa kita lebih baik tidak bercampur dengan air keruh ini." Alis Xue Ying berkerut sementara jari-jarinya dengan ringan mengetuk meja. "Bagaimanapun juga, Kaisar Hantu bisa lolos setelah diburu oleh begitu banyak orang dan bahkan berkembang hingga di tingkat seperti itu. Kekuatannya pasti di luar imajinasi kita!"     

"Akan lebih baik jika dekan sudah kembali. Sayangnya, dia telah pergi begitu lama dan keberadaannya masih tidak diketahui!"     

Semua ekspresi penatua menjadi semakin khawatir. Selama kurun waktu di mana dekan pergi, tidak ada seorang pun yang bisa mengambil keputusan.     

"Penatua."     

Tiba-tiba, sebuah suara bisa terdengar di luar pintu, menyebabkan Xu Kong dan yang lainnya mengerutkan kening.     

"Bukankah aku sudah bilang kau tidak diizinkan untuk mengganggu kami jika tidak ada yang penting? Siapa yang mengizinkanmu masuk?" Ekspresi Xu Kong tenggelam sembari dia dengan tegas memarahi.     

Sebuah lapisan keringat dingin muncul di kening pengawal itu. "Penatua, Manajer Jin-lah yang ingin bertemu. Dia berkata … bahwa Nona Yun berada dalam bahaya."     

"Apa?"     

Dengan suara keras, tinju Ling Hai menghantam meja dengan ganas dan dia berdiri dalam kemarahan. "Anak didik kesayanganku berada dalam bahaya? Siapa yang memiliki keberanian untuk menyerang anak didikku? Segera bawa masuk manajer Jin."     

"Baik!"     

Setelah menjawab, pengawal itu mundur dan tak lama kemudian, seorang kakek tua bergegas masuk melalui pintu. Dalam sekejap, tatapan kelima penatua itu terjatuh pada kakek tua itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.