Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Kasih Sayang yang Tiada Batasnya (8)



Kasih Sayang yang Tiada Batasnya (8)

1Hati Yun Luofeng tersentak. Dia berbalik, menatap pada pria yang berdiri di hadapannya.     

"Yun Xiao, haruskah kita menyewa beberapa pelayan dan koki?"     

"Tidak perlu." Yun Xiao menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis. "Aku sendiri sudah cukup. Kita tidak perlu orang-orang yang tidak penting di sini untuk mengganggu kehidupan kita."     

Mendengar ini, senyum Yun Luofeng melebar. "Aku telah meninggalkan akademi selama hampir setengah bulan. Aku perlu pergi ke sana sebentar lagi."     

"Tempat ini tidak terlalu jauh dari akademi." Yun Xiao berbicara setelah hening sejenak, "Jadi jika kau berada dalam bahaya, aku bisa bergegas ke sana untuk menyelamatkanmu."     

Yun Xiao memanjakan Yun Luofeng dalam segala hal. Namun bukan berarti Yun Xiao ingin membiarkan Yun Luofeng berada dalam bahaya. Bahaya apa pun yang Yun Luofeng hadapi, dia akan bergegas datang terlepas dari segalanya!     

"Huohuo, Pohon Kecil, Xiao Mo."     

Beberapa sosok langsung muncul.     

Yun Luofeng melanjutkan, "Aku akan memberikan kalian kebebasan selama kurun waktu ini dan tidak akan membuat kalian tetap berada di dalam Ruang Kode Dewa! Kalian bisa pulang dan pergi sesuka kalian."     

"Tuan Putri, aku sangat mencintaimu!" Mata Xiao Mo berbinar, dan dia dengan semangat menyerbu ke arah Yun Luofeng. Xiao Mo mengerutkan bibirnya, berencana untuk mencium pipi Yun Luofeng.     

Namun, sebelum Xiao Mo bisa sampai di depan Yun Luofeng, sebuah tangan besar datang dari belakang dan menarik tubuhnya dari Yun Luofeng.     

"Dia butuh untuk didisiplinkan," Yun Xiao perlahan mengumumkan. Mata Yun Xiao yang dingin mengirimkan sebuah tatapan peringatan pada Xiao Mo yang berada di tangannya.     

Ini adalah pertama kalinya Xiao Mo menyesal menjodohkan Yun Luofeng dan Yun Xiao. Karena pria ini adalah seratus persen stoples cuka! Bahkan Xiao Mo sendiri tidak diizinkan untuk mendekati Tuan Putrinya ….     

Apa yang merenggut harapan Xiao Mo adalah bagaimana Yun Luofeng hanya melirik pada Xiao Mo dan berkata, "Didisiplinkan dengan cara apa pun yang kau inginkan."     

"Tuan Putri!" Melihat Yun Luofeng hendak akan pergi, Xiao Mo berteriak panik, "Kau tidak boleh memilih kekasihmu daripada teman-temanmu seperti ini! Kita setidaknya memiliki persahabatan di dua kehidupan, bagaimana bisa kau menelantarkanku?!"     

Terlepas bagaimana Xiao Mo berteriak pada langit dan bumi, Yun Luofeng tidak berhenti dan pergi dari halaman.     

Dua aliran air mata mengalir dari wajah Xiao Mo karena keputusasaannya, dan isak tangisnya sangat menyedihkan. "Kau adalah wanita yang tak berperasaan!"     

Tangisan yang memilukan menembus dinding dan keluar dari rumah.     

Jika itu adalah orang normal, mereka pasti tidak akan peduli. Namun, harus ada beberapa orang yang mengkritik orang lain karena mereka berpikir mereka mengetahui segalanya.     

Saat ketika Yun Xiao akan masuk dengan Xiao Mo berada di genggamannya, sebuah teriakan marah datang dari luar pintu. "Terlepas seberapa besarnya kesalahan yang bocah ini lakukan, kau seharusnya tidak memukulnya seperti ini! Lihatlah betapa kasihannya bocah ini menangis, bagaimana kau tega memperlakukannya seperti ini? Apakah kau benar-benar ayahnya?"     

Yun Xiao dengan dingin melirik pada wanita yang berdiri di luar pintu dan mencampuri urusan orang lain, dan wajah Yun Xiao menggelap. Ketika Yun Xiao bersama dengan Yun Luofeng, Yun Xiao tidak pernah mengenakan sebuah topeng, jadi wajahnya yang dingin dan tampan mendarat di tatapan wanita itu.     

Kekaguman melintas di mata wanita itu, dan wajahnya yang mungil menunjukkan perasaannya yang rumit dan kasihan.     

Wanita itu bingung bagaimana pria setampan itu bisa memperlakukan seorang anak seperti ini dengan kasar. Apa yang membuat wanita itu merasa sangat disayangkan adalah bagaimana seorang pria yang tiada tara seperti itu sudah menikah dan memiliki seorang anak?     

"Enyahlah!" Pria itu tidak berkata apa-apa lagi selain kata itu, namun kata itu menyentakkan hati wanita itu dan membuat kaku seluruh tubuhnya.     

"Tidakkah kau merasa kau telah melakukan sesuatu yang salah?" Wanita mungil itu bertanya, penuh dengan kebenaran. "Dia hanyalah anak kecil. Bagaimana bisa kau menyiksanya seperti ini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.