Istri Liar Kaisar Hantu: Nona Sulung Pesolek

Tukang Besi Tua (1)



Tukang Besi Tua (1)

3Yun Luofeng harus memahami situasi Keluarga Kerajaan saat ini.     

"Situasi di dalam Keluarga Kerajaan lebih rumit," Qi Su melirik pada Yun Luofeng. "Ada dua ahli tingkat dewa-takzim di sana!"     

Tingkatan dewa-takzim? Ekspresi Yun Luofeng menjadi suram dan serius.     

Apa yang terjadi setelah tingkatan dewa adalah tingkatan dewa-surgawi dan yang terakhir, adalah tingkatan dewa-takzim!     

Keluarga Qi adalah keluarga bangsawan nomor satu di Kerajaan Liufeng, yang berperingkat kedua setelah Keluarga Kerajaan. Namun, Yun Luofeng tidak menyangka perbedaan satu peringkat akan begitu besar.     

"Nona Yun, di dalam sebuah Kerajaan, begitu kekuatan seseorang naik ke tingkatan dewa, mereka akan diambil ke dalam Keluarga Kerajaan dan dipisahkan dari keluarga mereka. Kemudian mereka akan menikmati kekuasaan yang tak tertandingi di Kerajaan!" Qi Su terdiam sesaat sebelum melanjutkan. "Jadi mengapa ada orang yang tidak mau? Terlebih lagi, masuk ke Keluarga Kerajaan akan jauh lebih mudah daripada bertarung di luar untuk membangun kelompok mereka sendiri! Oleh karena itu, gara-gara hal ini Keluarga Qi menjadi keluarga bangsawan nomor satu!"     

"Dan siapa dua ahli tingkat dewa-takzim?" tanya Yun Luofeng sambil mengerutkan keningnya.     

"Mereka adalah ahli nomor satu di Kerajaan Liufeng, dan berada di atas semua orang. Posisi mereka bahkan melewati Kaisar!" Pandangan Qi Su berisi keseriusan. "Namun, mereka berdua tidak akan ikut campur masalah Keluarga Kerajaan! Hanya ketika mereka punya keinginan, mereka akan mencari Keluarga Kerajaan agar melakukan pekerjaan untuk mereka."     

Dapat dikatakan bahwa pemegang kekuasaan yang sebenarnya di Keluarga Kerajaan adalah dua ahli tingkatan dewa-takzim itu.     

Namun, mereka berdua hanya peduli tentang mengolah, dan tidak akan peduli dengan urusan Keluarga Kerajaan. Oleh karena itu, Kaisar masih orang pertama yang membuat keputusan di Kerajaan Liufeng.     

"Aku mengerti." Yun Luofeng membelai dagunya sementara matanya berkedip. "Apakah kau ingin mengunjungi kekasih masa kecilmu?"     

Wajah Qi Su memerah dan terdiam sejenak sebelum mengatakan. "Nona Yun, aku ingin mengunjunginya hanya setelah aku mencapai beberapa kesuksesan. Aku tidak ingin dia untuk khawatir mengenaiku, dan terlebih lagi …. "     

Terdiam sesaat, Qi Su berkata. "Aku tidak ingin terlalu banyak orang mengetahui tentang kepulanganku ke Kota Kerajaan."     

"Tidak apa-apa jika kau memutuskan urusan pribadimu sendiri. Aku tidak akan ikut campur." Yun Luofeng mengangkat bahunya.     

"Nona Yun, ke mana kita akan pergi sekarang?"     

"Di mana distrik yang paling buruk di Kota Kerajaan?" tanya Yun Luofeng sambil menyipitkan matanya.     

Qi Su tertegun sejenak sebelum dia langsung mengerti maksud Yun Luofeng.     

"Kau khawatir membeli sebuah toko dari lokasi yang bagus akan menarik terlalu banyak perhatian dan oleh karena itu, kau memutuskan untuk memilih toko dari tempat yang lebih buruk?"     

Mendengar penjelasan Qi Su, Yun Luofeng mengangguk. "Itu benar, kita tidak bisa menarik terlalu banyak perhatian untuk sekarang."     

"Aku tahu, itu adalah Kota Barat." Tidak menunggu Qi Su untuk menjawab, Qi Ling menyela. Wajah mungilnya memerah sementara bulu matanya yang panjang mengipas, mirip seperti sebuah boneka dan terlihat sangat menggemaskan.     

"Ayo pergi, tujuan kita adalah Kota Barat." Kata-kata Kota Barat menyebabkan pikiran Qi Su untuk sesaat teralihkan.     

Menyadari emosi sekilas di mata Qi Su, Yun Luofeng tidak bertanya dan membiarkan Qi Su menggiringnya ke arah Kota Barat.     

….     

Dibandingkan dengan Kota Timur yang mewah, Kota Barat sepi. Baik toko ataupun jalanan, hanya ada sangat sedikit pelanggan.     

Ada seorang tukang besi tua sedang duduk di luar sebuah toko kosong sementara sebuah palu berada di tangannya terus menerus memalu pedang yang dipanaskan. Tukang besi tua ini terlihat sangat tua karena rambut putih kepalanya membuatnya terlihat sangat lemah.     

Tepat saat dia sedang asyik bekerja, dua suara yang akrab terdengar dari depan, menyebabkan tubuh tuanya tiba-tiba menegang.     

"Paman." Tukang besi tua itu mendongak, sepertinya tidak mampu memercayai dua orang yang berdiri di hadapannya tepat berada di depannya. Matanya tanpa sadar memerah sementara suaranya bahkan mengandung kegembiraan.     

"Su'er, Ling'er, kalian … kalian telah kembali?"     

Paman?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.